check it now

Muncul Ruam Merah di Kulit Bayi? Ini 8 Penyebab yang Sering Diabaikan!

Ruam merah pada kulit bayi bisa buat orang tua panik. Yuk cari tahu 8 penyebab ruam yang sering diabaikan dan bagaimana cara mengatasinya!

Daftar Isi Artikel

Kulit bayi yang masih sensitif memang rentan mengalami berbagai masalah, salah satunya ruam merah.

Meski terlihat ringan, namun ruam ini bisa membuat bayi merasa tidak nyaman dan rewel. Sehingga kerap membuat orang tua panik dan bingung.

Baca Juga : Jurus Ampuh Hindari Ruam Popok, Pastikan Gunakan Produk Organik, Bun!

Sebelum buru-buru mencoba berbagai krim, penting untuk mengenali apa saja faktor pemicu munculnya ruam pada kulit bayi. Terkadang, penyebabnya sangat sederhana dan bisa dicegah dengan kebiasaan yang tepat.

Berikut delapan penyebab ruam merah pada bayi yang sering tidak disadari oleh orang tua dan cara mengatasinya.

1. Ruam Merah Akibat Popok

Ruam merah akibat popok yang jarang diganti adalah salah satu masalah kulit paling umum pada bayi.

Kulit yang terus-menerus terkena urine dan feses bisa mengalami iritasi, apalagi jika popok tidak segera diganti setelah basah atau kotor.

Karena itu, penting bagi orang tua untuk memilih popok yang memiliki daya serap tinggi, permukaan lembut, dan sirkulasi udara yang baik agar kulit bayi tetap kering.

Selain itu, pastikan untuk mengganti popok setiap 3-4 jam sekali ya, Bun. Jika si Kecil buang air besar segeralah ganti popoknya untuk mencegah iritasi dan menjaga kenyamanannya.

2. Keringat Berlebih

Bayi cenderung mudah berkeringat, terutama saat cuaca panas atau setelah banyak bergerak.

Keringat yang berlebih bisa menyumbat pori-pori halus di kulitnya dan memicu munculnya biang keringat berupa ruam merah kecil yang gatal.

Untuk itu, pastikan bayi tetap berada di lingkungan yang sejuk. Kenakan pakaian berbahan katun yang menyerap keringat, dan hindari membedong terlalu ketat. Bila perlu, Bunda bisa memandikannya dengan air hangat dan mengeringkan tubuhnya dengan lembut agar kulit tetap bersih dan segar.

3. Penggunaan Produk Perawatan Kulit yang Tidak Tepat

Saat ini, banyak kita temui produk perawatan kulit bayi di pasaran dengan klaim yang menggiurkan, tapi ternyata belum jelas kandungan dan keamanannya. Penggunaan produk yang mengandung pewangi, alkohol, atau bahan kimia keras bisa memicu iritasi dan ruam merah pada kulit bayi yang sensitif.

Oleh karena itu, pastikan Bunda lebih selektif dalam memilih produk untuk bayi. Utamakan yang sudah teruji secara dermatologis, bebas pewangi, dan diformulasikan khusus untuk kulit bayi.

Agar lebih meyakinkan, sebelum membeli bacalah label kandungan pada kemasan atau cari rekomendasi dari dokter anak untuk menghindari risiko iritasi kulit.

4. Alergi Makanan Sebabkan Ruam Merah

Alergi pada beberapa jenis makanan tertentu juga bisa menjadi penyebab ruam merah pada kulit bayi, terutama saat mereka mulai memasuki masa MPASI.

Reaksi alergi biasanya muncul dalam bentuk ruam di wajah, leher, atau bagian tubuh lainnya setelah mengonsumsi makanan pemicu seperti telur, susu sapi, atau makanan laut.

Untuk mencegahnya, perkenalkan makanan baru satu per satu dengan jeda 2-3 hari agar mudah mengidentifikasi penyebab alergi jika muncul reaksi. Jika ruam terus berulang atau disertai gejala lain seperti muntah atau diare, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

5. Infeksi Jamur atau Bakteri

Ruam yang tampak menyebar luas, bernanah, atau disertai demam bisa menjadi tanda adanya infeksi bakteri atau jamur pada kulit bayi. Kondisi ini memerlukan perhatian medis karena bisa menimbulkan dampak buruk jika tidak segera ditangani.

Apabila si Kecil mengalaminya, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai, seperti pemberian salep anti jamur atau antibiotik. Hindari mengoleskan sembarang krim tanpa resep karena bisa memperparah iritasi.

Ingat! Selalu jaga kebersihan kulit bayi dan pastikan area yang terkena ruam tetap kering dan bersih.

6. Reaksi Vaksinasi Juga Bisa Sebabkan Ruam Merah

Beberapa bayi dapat mengalami ruam ringan setelah imunisasi sebagai reaksi normal tubuh terhadap vaksin.

Ruam ini biasanya muncul di area suntikan atau menyebar ringan di tubuh. Namun Bunda tak perlu khawatir karena umumnya ruam akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Untuk meredakan gejalanya, orang tua bisa mengompres area ruam dengan kain bersih yang dibasahi air hangat serta memastikan bayi tetap nyaman dan cukup istirahat. Jika ruam tampak memburuk, disertai demam tinggi, atau bayi tampak sangat rewel, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

7. Gesekan Berlebih

Baju yang terlalu ketat atau terbuat dari kain dengan tekstur kasar dapat menyebabkan gesekan berlebih pada kulit bayi yang masih sensitif, sehingga memicu iritasi dan munculnya ruam merah.

Untuk mencegah hal ini, pilihlah pakaian bayi yang longgar, berbahan lembut seperti katun, dan mampu menyerap keringat dengan baik. Hindari juga penggunaan bahan sintetis yang bisa memerangkap panas.

Pastikan Bunda mencuci pakaian si Kecil dengan deterjen khusus bayi yang bebas pewangi dan bahan kimia keras agar kulit bayi tetap aman dan nyaman sepanjang hari.

8. Air Liur saat Tumbuh Gigi

Bayi yang sedang tumbuh gigi biasanya akan lebih sering mengeluarkan air liur, dan jika dibiarkan menumpuk di kulit, bisa menyebabkan ruam di sekitar mulut, dagu, bahkan leher. Air liur yang terus-menerus mengenai kulit dapat membuat area tersebut lembap dan rentan iritasi.

Agar tak menimbulkan ruam, bersihkan air liur secara rutin dengan kain lembut yang kering atau sedikit lembap, dan oleskan pelembap khusus bayi yang aman untuk area wajah guna melindungi kulit. Menggunakan celemek atau bib yang mudah diganti juga bisa membantu menjaga area dagu tetap kering sepanjang hari.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti

Daftar Isi Artikel

Updates