Tidak ada patokan pasti usia berapa si kecil mulai membantah. Namun banyak psikolog anak berpendapat, kemungkinan anak mulai belajar membantah pada usia sekolah (4-5 tahun).
Pasalnya di usia tersebut anak mulai mengenal dunia luar, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki orang yang dikagumi, dan sudah bisa merasakan adanya perbedaan peraturan antara di luar dengan di dalam rumah.
Indikasi anak mulai membantah dimulai saar mereka mempertanyakan berbagai hal yang tidak sama dengan apa yang biasa dilakukan di rumah.
Kemudian, mereka pun akan memilih untuk mengikuti kebiasaan temannya, ataupun hal-hal yang dikatakan gurunya.
Selain itu, kemampuan kognitif anak pada usia 4-5 tahun juga masih pada tahap pra-operational, di mana mereka belum mampu berpikir secara konkret, butuh contoh, dan masih ego-sentris atau tidak dapat melihat dari sudut pandang orang lain.
Bentuk Perilaku Membantah pada Anak
Menurut sejumlah ahli, perilaku membantah pada anak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu aktif dan pasif.
Membantah yang tergolong aktif dilakukan melalui kata-kata, memukul, membanting atau melempar barang. Sementara membantah pasif dilakukan dengan cara memilih diam atau tidak mau bergerak ketika diminta melakukan sesuatu.
Baik membantah aktif maupun pasif, keduanya bisa muncul dari hasil observasi si kecil.
Misalnya, saat si kecil diminta untuk membereskan mainannya dan dia memilih diam atau tak kunjung bergerak. Karena tidak sabar, orang tua atau pengasuhnya biasanya langsung membereskannya.
Dari situ si kecil bisa menyimpulkan bahwa jika mereka diam, maka akan ada orang lain yang akan bergerak untuk membereskannya.
Faktor Penyebab Anak Membantah
Ada beberapa faktor yang mendukung prilaku anak gemar membantah. Di antaranya adalah ketika anak mendapat peraturan baru, orang tua tidak bisa menjadi panutan, dan adanya pola asuh yang tidak konsisten antara Ayah dan Bundanya.
Anak yang biasa dimanja dan dituruti segala keinginannya cenderung lebih sering membantah karena mereka merasa lebih berkuasa dari orang tuanya.
Tak hanya itu, beberapa orang tua juga secara tidak sadar kerap memberikan reinforcement. Jadi, saat anak membantah orang tua berpikir anaknya sudah pintar.
Cara mengatasi
Hal pertama yang perlu dilakukan orang tua untuk menghadapi dan mendidik anak yang gemar membantah adalah menjadi panutan, konsisten terhadap peraturan dan menyamakan pola asuh.
Ketika merespon anak yang sedang membantah, sebaiknya jangan langsung dimarahi, tetapi coba tanya mengapa anak tidak mau melakukan ini dan itu.
Setelah itu ajak ajak berdiskusi, sehingga anak memahami alasan di balik peraturan atau perilaku yang harus mereka lakukan.
Mengendalikan anak yang gemar membantah memang harus dilakukan sejak dini. Sebab jika dibiarkan, maka perilaku gemar membantah tersebut akan semakin parah ketika anak menginjak remaja.