Sehat itu mahal harganya. Itu sebabnya, berbagai cara harus ditempuh guna menjauhkan tubuh dari beragam penyakit. Mulai dari mengkonsumsi makanan yang sehat, menjaga lingkungan tempat tinggal agar selalu bersih dan yang rutin melakukan aktivitas fisik atau olahraga.
Dilansir dari kidshealth, olahraga ternyata tak hanya berguna bagi orang dewasa. Anak-anak pun dapat memetik banyak manfaat dari kegiatan fisik tersebut. Seperti memiliki otot dan tulang kuat, memiliki tubuh lebih ramping, mencegah kecenderungan kelebihan berat badan, mengurangi risiko diabetes tipe 2, menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol darah.
Baca juga : Malas Olahraga Berbagai Penyakit Siap Mengintai
Di samping itu, olahraga juga dipercaya mampu meningkatkan kualitas hidup. Dengan rutin berolahraga, anak akan memiliki aktivitas lain selain menonton televisi atau bermain game di gadgetnya.
Anak juga akan lebih percaya diri dan berani mencoba kegiatan baru. Selain itu, dengan melakukan olahraga yang sifatnya tim, si kecil tentu akan memiliki lebih banyak teman.
Berikut jenis olahraga yang direkomendasikan berdasarkan usia si kecil:
1. Olahraga anak usia balita
Untuk anak usia di bawah 5 tahun, olahraga dapat dijadikan aktivitas fisik yang menyenangkan dengan menyelipkan beragam unsur permainan. Anak di usia ini umumnya juga sudah lancar berjalan bahkan berlari. Maka aktivitas yang bisa dilakukan yaitu mengajak anak berjalan mengelilingi lingkungan rumah atau berlari di kebun rumah. Kemudian dapat pula mengajak anak untuk bermain jungkat-jungkit atau bergelantungan di monkey bar yang biasanya disediakan di taman.
Namun, karena situasi yang belum memungkinkan untuk mengajak anak ke luar rumah, alternatif lainnya yaitu melakukan aktivitas di dalam rumah seperti melompat meniru binatang kanguru. Atau orangtua juga bisa mengajak anak untuk menari bersama dengan diiringi lagu kegemarannya. Wah tentu akan sangat menyenangkan bukan?
2. Olahraga anak usia 6 – 12 tahun
Saat anak di usia 6-12 tahun, mereka mulai mempelajari berbagai macam olahraga ketika di sekolah. Untuk itu, tanyakan langsung kepada mereka, olahraga apa saja yang sudah dipelajarinya. Lalu mintalah anak untuk mencontohkannya kemudian melakukannya bersama-sama.
Di usia ini, anak juga mulai mengenal olahraga tim. Dukung mereka untuk berkomunikasi dan bekerjasama dengan anggota tim. Sekali-kali, ajak anak bermain lempar tangkap bola, bulu tangkis, lompat tali, atau mengendarai sepeda keliling kompleks perumahan. Jika anak tertarik untuk belajar seni bela diri, maka tidak ada salahnya mendaftarkan anak pada kursus bela diri sesuai yang mereka inginkan.
3. Olahraga anak usia di atas 13 tahun
Anak berusia 13 tahun ke atas biasanya sudah memiliki olahraga favorit yang mereka tekuni. Mereka juga yang menentukan kapan olahraga tersebut akan mereka lakukan. Di masa ini, orangtua hanya perlu mendukung anak dalam olahraga pilihannya.
Jika anak bukan tipe yang gemar pergi berolahraga, orangtua perlu mendorongnya untuk melakukan aktivitas fisik lainnya seperti jalan ke lokasi tertentu yang ingin dituju atau membantu pekerjaan rumah yang membutuhkan gerakan aktif.
Orangtua juga perlu membantunya untuk menemukan kegiatan olahraga yang cocok. Cobalah ajak anak untuk bersama-sama melakukan olahraga seperti push-up atau sit up. Bisa juga menyarankan anak untuk melakukan olahraga di rumah seperti senam, yoga, atau olahraga kardio.
Selain memastikan olahraga yang sesuai dengan usia anak, orangtua juga perlu memperhatikan beberapa poin berikut untuk menghindari cidera saat berolahraga:
Tips agar anak terhindar dari cidera
1. Pastikan anak sehat dan mampu untuk melakukan kegiatan olahraga yang akan dilakukan
Bukan hanya sehat, tetapi pastikan juga anak mampu melakukan olahraga tersebut. Karenanya pastikan olahraga yang dilakukan sesuai dengan perkembangan usianya.
2. Siapkan tempat yang aman dan nyaman untuk anak melakukan aktivitas olahraga
Untuk menghidari cidera, hal utama yang perlu dilakukan tentu menyediakan fasilitas atau tempat olahraga yang aman dan nyaman untuk buah hati. Misalnya, bila anak ingin melakukan senam, pastikan juga ada matras untuk menjaga keamanannya.
3. Lakukan pemanasan terlebih dahulu
Jangan lupa untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu untuk meregangkan otot-otot terlebih dahulu.
4. Gunakann alat pelindung jika diperlukan
Apabila melakukan olahraga berat dan cukup berbahaya seperti wall climbing jangan lupa untuk menggunakan alat pelindung agar tetap aman.
5. Bimbing anak saat mempelajari olahraga baru
Selain menemani, orangtua juga perlu mengajari dan membing anak saat memperkenalkan olahraga baru kepadanya.
6. Saat anak cedera dalam aktivitas olahraga, segera kunjungi dokter agar cederanya dapat teratasi
Jangan tunda dan pastikan untuk memberikan pertolongan pertama ketika terjadi cidera pada anak saat berolahraga.