check it now

Pentingnya Mengajarkan Pengelolaan Uang Sejak Dini

Jika ingin menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak, didiklah mereka mengelola uang sejak dini.

Daftar Isi Artikel

Tak sedikit orang tua yang berpendapat bahwa mengelola uang adalah urusan orang dewasa, sementara anak-anak cukup menikmatinya saja.

Padahal, seharusnya anak perlu dididik mengelola uang sejak dini agar kelak mereka tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Pasalnya lewat didikan mengelola uang dengan benar, anak akan belajar banyak hal. Di antaranya adalah bagaimana cara menggunakan uang dengan bijak, hingga membuat hidupnya lebih teroganisir.

Ajari lewat permainan

Lalu, kapan sebaiknya si kecil mulai diajari mengelola uang?

Muljono, seorang Financial Educator mengatakan bahwa idealnya, anak dapat mulai diajarkan mengenai konsep uang sejak usia 5 tahun.

Jadi hal pertama yang perlu dikenalkan adalah konsep uangnya terlebih dahulu. Cara mengajarinya bisa lewat permainan dengan menggunakan uang-uangan.

Nah, awalnya anak bisa mulai kita beritahu nilai uangnya. Misalnya uang ini nilainya seribu rupiah dan bisa digunakan untuk membeli permen, kalau sepuluh ribu rupiah bisa untuk membeli makanan ringan dan seterusnya,” jelasnya     

Selanjutnya, permainan dengan menggunakan uang-uangan bisa ditingkatkan dengan berpura-pura menjadi pedagang serta pembeli.

Caranya bisa dengan menyediakan beberapa jenis makanan sehat, kemudian labeli dengan harga.

Jadikan si kecil pembeli dan beri ia uang-uangan secukupnya agar anak bisa mulai berpikir, makanan mana yang harus diprioritaskan untuk dibeli sesuai dengan jumlah uang yang dimilikinya.

Begitupun sebaliknya, sesekali jadikan si kecil pedagangnya, sementara orang tua menjadi pembelinya.

“Jangan lupa, mulai kenalkan pula konsep menabung. Bisa lewat dongeng atau yang lainnya,” saran Muljono.

Ajak si kecil berbelanja

Meski pada dasarnya anak belum memahami cara mengelola keuangan yang efektif, namun setidaknya dengan dididik sejak dini si kecil akan belajar menghargai uang sekaligus mensyukuri berbagai barang maupun makanan yang dimilikinya.

Untuk itu setelah dikenalkan dengan konsep uang mainan pada usia 5 tahun, anak yang sudah masuk usia sekolah dasar sebaiknya mulai diajarkan mengenai nilai pecahan uang kecil hingga besar yang sesungguhnya.

Proses pengajaran ini secara tidak langsung juga akan membuat anak lebih mahir berhitung. 

“Mengajak anak yang mulai masuk usia sekolah dasar untuk berbelanja juga bisa menjadi bagian dari cara belajar mengelola uang. Saat berbelanja, ajarkan pada anak mengenai perbedaan barang yang dibutuhkan dan diinginkan,” ungkap Muljono.

Muljono juga menyarankan untuk memberi anak ‘jatah’ belanja makanan kecilnya. Dengan ‘jatah’ tersebut, maka anak juga bisa mulai belajar berpikir, makanan kecil mana yang bisa dibelinya sesuai dengan jumlah uang yang dimilikinya.   

Berikan uang saku

Selanjutnya, saat memasuki 8 tahun anak bisa mulai di beri uang saku yang sifatnya formalitas.

Karena itu, berikan uang saku secukupnya dan dengan anjuran agar uang saku tersebut dapat dialokasikan seperlunya. Dalam hal ini, yang paling penting justru bukan jumlahnya, tapi kontrol penggunaannya.

“Ketika sudah masuk fase memberikan uang saku, orangtua harus aktif bertanya pada anak tentang penggunaan uang sakunya tersebut. Dibelanjakan untuk apa saja dan apakah ada sisanya. Ini akan membuat anak lebih merasa bertanggung jawab dan menganggap uang yang diberikan orangtua harus dibelanjakan dengan benar,” tegas Muljono

Proses pembelajaran mengelola uang kemudian dapat dilanjutkan dengan mengajarkan anak untuk berbagi.

Ajarkan pada mereka supaya selalu menyisihkan sebagian uang jajan yang dimilikinya untuk menabung dan membantu orang yang tidak mampu.

eri juga mereka pengertian bahwa tidak semua orang memiliki uang. Dengan begitu anak tidak akan menghamburkan uang dan akan menumbuhkan sifat saling berbagi dengan sesama.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti