Pasien cuci darah
check it now

Pasien Cuci Darah di Indonesia Didominasi Anak Muda, Kok Bisa?

Kok bisa jadi pasien cuci darah di usia muda? Simak Informasi lengkapnya, yuk! f

Daftar Isi Artikel

Pasien cuci darah di Indonesia kini tak lagi mengenal batas usia. Kalau biasanya penyakit kronis diidap oleh pasien lanjut usia, kini tren tersebut bergeser ke pasien dengan usia belia hingga remaja.

Pengobatan cuci darah biasanya dilakukan oleh pasien yang mengidap penyakit kronis seperti gagal ginjal. Perlu diketahui, penyakit ini tak serta merta datang dan menjangkiti ginjal. Ada beberapa komplikasi awal yang memperparah kerusakan pada ginjal.

Komplikasi yang biasanya muncul adalah adanya penyakit metabolik seperti diabetes dan hipertensi. Kedua penyakit yang menjadi pembunuh nomor satu di dunia ini, sudah mulai menjangkiti tubuh anak-anak Indonesia.

Bahkan, kini banyak anak-anak di bawah 10 tahun yang telah mengidap penyakit diabetes. Sementara itu, hipertensi mulai menjangkiti anak-anak di usia remaja.

Peningkatan kasus gagal ginjal di Indonesia dipaparkan langsung oleh Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr. Pringgodigdo Nugroho, SpPD-KGH. Beliau menuturkan, secara data memang penyakit gagal ginjal lebih banyak dialami oleh orangtua. Meski begitu, lambat laun jumlah pasien anak mudanya juga semakin banyak.

Apa sih Bun yang bikin anak-anak kita rentan terkena penyakit kronis semacam ini? Simak informasi lengkapnya, ya!

Baca Juga: Sembelit di Awal MPASI, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Jadi Pasien Cuci Darah di Usia Muda Gara-Gara Minuman Manis Kekinian?

Gagal ginjal merupakan penyakit yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal. Hal ini menyebabkan ginjal tak mampu menjalankan tugasnya dengan optimal. Hal ini lah yang membuat pasien harus melakukan cuci darah secara berkelanjutan untuk membantu kerja ginjal.

Salah satu hal mendasar yang menjadi masalah kesehatan metabolik, seperti diabetes dan hipertensi, di usia belia adalah karena konsumsi makanan yang sembarangan.

Seperti yang beredar sekarang, tren minuman manis, junk food, dan makanan rendah nutrisi menjadi bahan konsumsi anak-anak. Tak hanya makanan instan, jajanan di rumah dan di sekolah dipenuhi oleh menu makanan yang jauh dari kata sehat. Semua didominasi oleh makanan tinggi gula garam lemak (GGL).

Tak hanya itu, hobi rebahan dan kurangnya aktivitas gerak juga menyebabkan anak-anak rentan terkena penyakit mematikan sejak dini. Terlebih dengan pengaruh gadget yang membuat anak cenderung untuk bermain gadget sepanjang waktu daripada bermain tatap muka di ruang terbuka.

Kebiasaan mengonsumsi minuman manis, pola makan yang tidak seimbang, konsumsi junk food, kurang minum air putih, dan malas berolahraga, menjadi faktor yang menyebabkan banyak generasi muda yang kini sudah terjangkit penyakit kronis.

Bagaimana Cara Menjaga Si Kecil dari Penyakit Gagal Ginjal?

Ada dua jenis gagal ginjal yang bisa menyerang si kecil, yakni gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis. Gagal ginjal akut terjadi ketika ginjal tiba-tiba berhenti berfungsi sebagaimana mestinya. Sementara itu, gagal ginjal kronis merupakan kondisi gagal ginjal yang muncul seiring berjalannya waktu.

Baik gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis, keduanya sama-sama memerlukan penanganan segera. Orang yang berisiko mengalami gagal ginjal ialah:

  • Diabetes
  • Hipertensi
  • Penyakit jantung/kardiovaskular
  • Perokok
  • Obesitas
  • Adanya riwayat penyakit ginjal dalam keluarga
  • Penggunaan obat-obat tertentu

Langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Beberapa di antaranya adalah:

  • Menjaga pola makan yang sehat. Konsumsi makanan rendah garam, rendah lemak, dan kaya serat. Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayur, dan biji-bijian juga bisa mendukung kesehatan ginjal.
  • Berolahraga secara teratur. Melakukan beragam aktivitas fisik seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda. Hal ini bisa meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi tekanan darah, dan menjaga berat badan ideal.
  • Menghindari kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk yang harus dihindari, meliputi merokok dan mengonsumsi alkohol. Selain itu, kebiasaan tidur larut malam atau bahkan begadang juga harus dikurangi.
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Setiap 6 bulan hingga 1 tahun sekali, biasakan untuk melakukan medical check-up, mulai dari memantau tekanan darah, gula darah, hingga fungsi ginjal.

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria