Rendahnya tingkat perkembangan kognitif anak masih menjadi salah satu keresahan yang kerap dirasakan para orangtua. Pasalnya perkembangan kognitif ini sangat penting untuk membantu anak berpikir secara kritis, membaca, menalar, hingga mengingat berbagai informasi yang diterimanya.
Berdasarkan Program for International Student Assessment (PISA) 2018 skor kognitif anak Indonesia menempati peringkat 74 untuk kemampuan membaca, urutan ke 73 untuk matematika, dan urutan ke 71 untuk sains dari 79 negara.
Bertepatan dengan Hari Anak Nasional pada tangga 23 Juli 2023, Danone Specialized Nutrition Indonesia mengadakan webinar Bicara Gizi yang bertema “Bekali Anak Indonesia Jadi Pemenang dengan Imunitas dan Stimulasi”.
Webinar ini bertujuan untuk mengedukasi orangtua terkait pentingnya nutrisi, imunitas dan stimulasi yang tepat sebagai bekal perkembangan kognitif anak.
Memangnya apa hubungan perkembangan kognitif dengan sistem imunitas dan stimulasi yang diberikan? Yuk simak pembahasannya bersama para expert!

Bagaimana Hubungan Perkembangan Kognitif Anak dengan Sistem Imunitas?
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh saluran pencernaan dan sistem imunitas.
Pada masa pertumbuhan, anak lebih rentan terkena berbagai infeksi, salah satunya adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, ISPA menjadi salah satu dari 10 penyakit yang tertinggi di Indonesia.
Baca Juga : 10 Obat Penurun Panas Alami untuk Atasi Demam Si Kecil
Dokter Molly juga menegaskan pentingnya pemberian asupan nutrisi yang baik dan seimbang pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Harapannya supaya dapat terbangun pondasi yang kuat untuk perkembangan kognitif, motorik, dan sosio-emosional anak di masa depan.
“Gangguan imunitas seperti demam atau ISPA ini dapat berefek panjang pada tumbuh kembang anak,” ungkap dr. Molly Dumakuri Oktarina, SpA(K).
“Anak perlu mendapatkan asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang seperti prebiotik FOS:GOS dan asam lemak rantai panjang seperti omega-3, omega-6, dan DHA,” papar Dokter Molly.
Satu hal yang perlu dipahami, lanjut Dokter Molly, nutrisi yang baik akan memperkuat daya tahan tubuh sehingga meningkatkan perkembangan kognitif anak.
Pentingnya Growth Mindset untuk Anak Indonesia
Selain masalah kesehatan, temuan dari Program for International Student Assessment (PISA) 2018 juga menunjukkan sekitar 70% anak Indonesia tidak memiliki growth mindset.
Apa sih yang dimaksud dengan growth mindset?
Singkatnya, growth mindset adalah cara berpikir yang berkembang sehingga dapat memengaruhi perasaan untuk meningkatkan kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki.
Anak Indonesia yang tidak memiliki growth mindset cenderung percaya bahwa kepintaran adalah bawaan sejak lahir dan sudah tidak dapat diubah lagi.
“Kita perlu mendorong agar anak Indonesia memiliki growth mindset. Dengan growth mindset mereka dapat memaksimalkan potensi, mengatasi ketakutan dan kegagalan, memperkuat ketahanan mental, ingin terus belajar, dan meningkatkan kepercayaan diri,” papar CEO & Founder Personal Growth Senior Clinical Psychologist, Parenting Expert, Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog.
8 Winning Skills untuk Tumbuhkan Growth Mindset
Untuk mendukung anak memiliki growth mindset, Danone SN Indonesia berkolaborasi dengan para ahli merumuskan 8 Winning Skills Assessment yang sudah valid dan reliabel untuk dilakukan pada anak Indonesia.
Hal ini diharapkan dapat memudahkan orangtua untuk melakukan skrining secara komprehensif yang mencakup berbagai dimensi perkembangan anak.
8 keterampilan tersebut mencakup perhatian, fokus, daya ingat, kemampuan berbahasa, kemampuan psikomotor, logika, penalaran, dan membuat keputusan.
“8 Winning Skills ini merupakan bekal penting untuk membantu anak tumbuh jadi pemenang dalam menghadapi kehidupan dinamis di masa depan. Sebagai role model utama anak, orang tua perlu mencontohkan perilaku growth mindset. Harapannya supaya perkembangan kognitif anak dapat lebih optimal,” jelas Ratih.
Di akhir acara, Medical and Scientific Affairs Director Danone SN Indonesia, Dr. dr. Ray Basrowi, MKK., menyampaikan harapan dan komitmennya.
“Kami berkomitmen untuk terus melakukan penelitian, mengedukasi, serta mendukung orangtua untuk mencapai perkembangan kognitif dan kesehatan anak yang optimal,” tutupnya.