check it now

Anak Bertanya Tentang Kematian, Apa yang Harus Dikatakan Orang Tua?

Saat anak bertanya tentang kematian, orang tua sering bingung menjawabnya. Berikut panduan psikolog untuk menjelaskan kematian pada anak dengan penuh empati.

Daftar Isi Artikel

Bagi banyak orang tua, saat anak bertanya tentang kematian sering menjadi momen yang membingungkan. Pertanyaan polos seperti “Kenapa orang bisa meninggal?” atau “Kapan kita mati?” bisa terasa sulit dijawab tanpa membuat anak takut. Namun, menurut para psikolog, justru di momen inilah anak mulai belajar memahami makna kehidupan. Karena itu, penting bagi orang tua untuk menjelaskan kematian pada anak dengan cara yang jujur, lembut, dan sesuai usia agar mereka merasa aman dan tidak salah paham.

Pentingnya Menjelaskan Kematian pada Anak

Topik kematian sering kali terasa terlalu berat untuk dibicarakan dengan anak. Banyak orang tua memilih untuk menghindarinya karena khawatir anak akan takut atau sedih. Padahal, menurut Fabiola Priscilla Setiawan, M.Psi., Psikolog, justru anak perlu mendapatkan penjelasan yang jujur dan sesuai dengan tahap perkembangannya.

Pada usia 4 tahun, anak masih berpikir secara konkret sehingga sering melihat kematian sebagai sesuatu yang bisa dibalikkan,” jelas Fabiola.

Karena itu, penting bagi orang tua untuk membantu anak memahami bahwa kematian adalah kondisi permanen yang tidak bisa diubah atau dikembalikan.

Dengan menjelaskan secara perlahan dan penuh empati, anak akan belajar menerima bahwa kematian merupakan bagian alami dari kehidupan. Hal ini juga membantu mereka membangun ketenangan saat kehilangan orang atau hewan peliharaan yang disayangi.

Gunakan Bahasa yang Jujur dan Mudah Dipahami

Ketika menjelaskan kematian pada anak, Fabiola menekankan agar orang tua menggunakan bahasa yang jelas dan tidak menimbulkan kebingungan.

Istilah seperti ‘tidur panjang’ atau ‘pergi jauh’ sebaiknya dihindari karena bisa membuat anak salah paham,” ujarnya.

Sebaliknya, gunakan kata “meninggal” secara langsung, lalu berikan contoh sederhana. Misalnya, jelaskan bahwa orang yang meninggal tidak bisa makan, berbicara, atau bermain lagi karena tubuhnya sudah berhenti bekerja.
Pendekatan ini membantu anak memahami makna kematian secara konkret sesuai kemampuan berpikirnya.

Yakinkan Anak Bahwa Kematian Bukan Salahnya

Setelah mendengar kabar kematian, beberapa anak mungkin merasa takut atau bahkan merasa bersalah, terutama jika yang meninggal adalah orang terdekatnya.

Menurut Fabiola, orang tua perlu meyakinkan anak bahwa kematian bukan disebabkan oleh perilaku atau kesalahannya.

Pastikan anak tidak merasa bersalah. Jelaskan bahwa orang bisa meninggal karena sakit, kecelakaan, atau usia yang sudah tua,” tambahnya.

Dengan begitu, anak akan merasa lebih aman secara emosional dan tidak membawa rasa bersalah yang bisa berdampak pada kesehatannya di kemudian hari.

Sediakan Ruang Aman untuk Bertanya dan Berduka

Setiap anak punya cara berbeda dalam mengekspresikan duka, ada yang banyak bertanya, ada pula yang diam saja. Orang tua tidak perlu terburu-buru mengubah suasana menjadi ceria. Hal terpenting adalah menciptakan ruang aman bagi anak untuk bertanya dan mengekspresikan perasaannya.

Kehadiran, ketenangan, serta dukungan emosional dari orang tua sangat membantu anak menghadapi masa berduka dengan lebih kuat,” ujarnya.

Anak perlu tahu bahwa menangis, rindu, atau merasa sedih adalah hal yang wajar ketika kehilangan seseorang.

Menghadapi pertanyaan anak tentang kematian memang tidak mudah, tetapi menghindarinya justru bisa menimbulkan kebingungan yang lebih besar. Dengan penjelasan yang jujur, lembut, dan penuh kasih, orang tua membantu anak memahami makna kehidupan dan kehilangan secara sehat.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti

Daftar Isi Artikel

Updates