check it now

Meningtitis pada Balita, Kenali Gejala Sejak Dini

Gejala meningtitis pada balita terkadang susah dikenali. Padahal, bila terlambat ditangani, penyakit ini bisa mengancam jiwa sang buah hati.

Daftar Isi Artikel

Penyakit meningtitis merupakan infeksi pada selaput otak yang umumnya disebabkan oleh virus atau bakteri. Jenis virus yang bisa mengakibatkan meningitis diantaranya adalah herpes dan hepatitis.

“Sementara jenis bakterinya dibagi menjadi dua yaitu tuberkulosis dan non tuberkulosis seperti haemophilus influenzae tipe b (Hib) dan pneumococcus,” jelas dr. Melisa Anggraini, Spa, yang sehari-hari praktek di Rumah Sakit Siloam, Lippo Cikarang.

Seperti kita tahu, sejumlah imunisasi yang diberikan kepada bayi telah mencakup perlindungan atas sejumlah virus. Apakah cukup?

Untuk mengetahui meningtitis pada balita lebih jauh lagi, berikut ini perbincangan redaksi SBH dengan dr Melisa.

T : Apakah ada kemungkinkan anak yang sudah dimunisasi terjangkit meningtitis?

J : Seorang anak sudah di imunisasi bukan berarti dia kebal 100% terhadap jenis virus dan bakteri yang menyebabkan suatu penyakit.

Tetap saja ada kemungkinan anak tersebut bisa terserang virus dan bakteri yang sudah saya sebutkan tadi. Hanya saja kondisinya akan jauh berbeda dengan anak yang tidak diberi imunisasi.

Anak yang tidak mendapatkan imunisasi kondisinya bisa parah bila terserang virus atau bakteri seperti Hib dan pneumococcus. Sementara yang sudah diberi imunisasi gejala penyakitnya akan jauh lebih ringan dan sangat kecil kemungkinannya sampai menyebabkan meningitis.

Karena itu, saya selalu menyarankan agar anak-anak diberi imunisasi lengkap.Fakta menunjukkan, kejadian meningitis di Indonesia sangat tinggi. Dan salah satu penyebab meningitis yang paling sering ditemui adalah karena bakteri Hib. Itu sebabnya belum lama ini vaksin Hib mulai diwajibkan oleh pemerintah.

Dengan diwajibkannya vaksin ini, artinya pemerintah memberikan subsidi sehingga setiap anak bisa mendapatkan imunisasi Hib secara gratis di puskesmas.

Ilustrasi (Foto: Istimewa)

T: Kelompok usia berapa yang sebenarnya rentan terkena meningitis?

J: Meningitis bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Tapi faktanya balita lebih rentan terserang penyakit ini karena sistem kekebalan tubuhnya memang belum sempurna.

Meski jenisnya berbeda, meningitis juga dapat menyerang bayi baru lahir dengan usia kurang dari 30 hari. Dalam dunia medis, kita menyebutnya dengan meningitis neonatal. Pemicu meningitis neonatal ada dua yaitu sepsis awitan lambat dan sepsis awitan dini.

Pada sepsis awitan lambat, bayi sudah terkena infeksi sejak dalam kandungan. Penyebab infeksinya sendiri bisa terjadi karena ibunya terkena  virus herpes atau air ketuban pecah dalam jangka waktu lama dan lain sebagainya.

Sementara pada sepsis awitan dini, bayi awalnya lahir sehat. Namun karena udara yang kotor atau tertular sakit dari orang dewasa, bayi jadi terkena infeksi.

T:  Apa gejala dari penyakit meningitis?

J: Secara umum, orang yang terkena meningitis akan demam, sakit kepala, lehernya terasa kaku dan secara perlahan mulai mengalami penurunan kesadaran. Pada bayi dan anak-anak kadang juga disertai dengan kejang.

Meningtitis pada balita tak mudah dikenali, apalagi bayi usia 2 tahun belum bisa mendeskripsikan apa yang dirasakannya.

Karena itu disarankan apabila anak terserang batuk pilek yang disertai demam, jangan pernah diremehkan. Segera bawa ke dokter agar tidak terjadi komplikasi yang berujung pada meningitis.

T: Apa akibat terburuk bila seorang anak terkena meningitis?

J: Akibat terburuknya anak bisa meninggal dunia. Selain itu apabila meningtitis pada balita sudah menyerang otaknya, ia bisa cacat dan mengidap cerebral palsy.

Bisa juga perkembangan motoriknya terganggu, atau anak jadi terlambat bicara, terlambat jalan, bahkan tuli.

T: Bagaimana cara mencegah meningitis pada balita?

J: Yang pertama lakukan imunisasi lengkap pada anak. Kedua, bila orangtua melihat gejala meningitis, segera bawa ke dokter untuk segera diobati.

Dan yang terakhir, jaga kebersihan terutama bila mempunyai hewan peliharaan.

Ada baiknya hewan peliharaan tidak tinggal di dalam rumah, melainkan dibuatkan kandang tersediri di halaman rumah.

Jangan lupa untuk selalu membersihkan  kandang hewan peliharaan.

Baca juga:
Mengapa Meningitis Disebut Penyakit Silent Killer?

https://mypay.dlfas.info/

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti