check it now

Mengenal Tahap Perkembangan Balita dan Stimulasi yang Tepat

Perkembangan setiap balita memang berbeda-beda. Meski demikian, penting bagi orang tua untuk mengenal tahapannya. Sehingga jika terjadi gangguan atau keterlambatan, bisa segera terdeteksi dan ditangani.

Daftar Isi Artikel

Bun, pernah merasa bahwa waktu begitu cepat berlalu? Apalagi bila dikaitkan dengan perkembangan si kecil.

Rasanya baru kemarin si kecil lahir ke dunia dan menangis tak berdaya, tapi tidak terasa tiba-tiba mereka sudah tumbuh besar.

Pada tahap inilah biasanya orang tua bertanya-tanya kemampuan apa lagi ya yang selanjutnya dimiliki si kecil? Apakan ia akan berbicara dulu atau berjalan dulu?

Pada dasarnya perkembangan setiap anak berbeda-beda. Ada yang bisa tengkurap di usia 2 bulan, ada pula yang baru bisa melakukannya di usia 3 bulan.

Ada yang bisa berjalan di usia 9 bulan, ada pula yang baru mampu berjalan di usia 1 tahun.

Meski demikian, penting bagi orang tua untuk mengenal tahapannya. Sehingga jika terjadi suatu keterlambatan yang mencurigakan, bisa segera dideteksi dan ditangani sejak dini.

Tahap Perkembangan Balita & Jenis Stimulasi Yang Tepat

Menanggapi hal tersebut, dr. Liza Meliany, SpA dari Rumah Sakit Permata Depok menjelaskan bahwa penting bagi orang tua untuk membedakan terlebih dahulu antara istilah pertumbuhan dan perkembangan.

“Sekarang ini masih banyak orang tua yang keliru dan menganggap jika istilah pertumbuhan dan perkembangan itu sama,” tegasnya.

Lebih jauh dr. Liza menjelaskan bahwa pertumbuhan merupakan istilah yang merujuk pada bertambahnya ukuran fisik dan tubuh seorang anak yang dapat dipantau lewat pengukuran berat badan, panjang atau tingginya serta lingkar kepalanya.

Sementara perkembangan adalah bertambahnya kemampuan seorang anak, yang terdiri dari kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, kognitif, serta kemampuan bersosialisasi dan kemandirian.

“Nah, keduanya, baik pertumbuhan maupun perkembangan harus berjalan seimbang,” tambahnya.

Masih menurut dr. Liza, secara umum balita memiliki beberapa tahap perkembangan yang harus distimulasi dengan maksimal.

1. Usia 2 bulan

Di usia dua bulan pertama kehidupannya, si kecil umumnya sudah bisa tersenyum kepada orang lain dan memperhatikan wajah orang yang menatapnya.

Tak hanya itu, mereka pun sudah bisa menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Jika diperhatikan, pada beebrapa bayi ada yang sudah mulai bisa mengangkat kepalanya.

Nah, guna mengoptimalkan kemampuan tersebut, orang tua bisa menstimulasinya dengan mengajak bayi bicara, membacakan buku atau menyanyikan lagu. Sesekali tunjukkan gambar-gambar dan ceritakan juga kepada mereka.

Selain itu, orang tua juga bisa melatih bayi melakukan tummy time atau tengkurap sembari memberikan mainan berwarna cerah. Hal ini bertujuan agar si kecil berusaha untuk meraih mainan tersebut dan belajar belajar mengangkat kepalanya.

2. Usia 4 bulan

Di usia empat bulan, si kecil biasanya sudah mulai mengoceh dan senang bila diajak bermain. Pada usia ini orang tua bisa menstimulasi si kecil dengan mengajaknya bicara, menirukan suaranya dan menunjukan senyum serta kegembiran ketika bersuara.

Permainan sederhana yang cocok untuk menstimulasinya misalnya cilukba (peek a boo). Sebab permainan tersebut bisa membuatnya ikut menirukan ekspresi wajah dari orang yang mengajaknya bermain.

Tak jarang si kecil juga memperhatikan kemana arah mainannya bergerak dan mencoba meraihnya dengan salah satu tangannya saat dalam posisi tengkurap.

Sementara untuk melatih kemampuan inderanya, berikan gelang bayi atau yang biasa disebut rattle.

3. Usia 6 bulan

Nah di usia setengah tahun ini kemampuan si kecil akan semakin meningkat dan menakjubkan.

Mereka akan mulai mengenali wajah orang-orang terdekatnya, memberikan respon ketika dipanggil namanya atau menoleh ketika ada suara yang menarik perhatiannya.

Rasa ingin tahunya juga mulai terbangun, baik kepada benda-benda maupun aktivitas di disekitarnya.

Selain itu, si kecil juga sudah mulai bisa berguling, duduk tanpa bantuan dan bisa memindahkan benda yang dipegangnya dari satu tangan ke tangan yang lain.

Adapun stimulasi yang bisa diberikan pada usia ini adalah menemaninya bermain di lantai dan meletakkan mainan yang berada di luar jangkauannya agar ia berusaha meraihnya.

Jangan lupa berikan respon atas aksinya, misalnya ikut tersenyum atau tertawa. Saat si kecil melihat sesuatu, tunjuk dan bicarakan apa yang dilihatnya itu.

4. Usia 9 bulan

Mendekati usia satu tahun, semakin banyak hal yang bisa dilakukan oleh si kecil. Misalnya mereka mulai bisa menirukan suara atau gerakan dengan baik, menggunakan jari untuk menunjuk benda, merangkak, dan belajar berdiri sambil berpegangan.

Jika jatuh, mereka akan bangkit untuk kembali berdiri. Hebatnya lagi, mereka juga mulai dapat memegang benda di antara jari telunjuk dan ibu jari. Tapi umumnya, di usia tersebut mereka mulai takut terhadap orang asing atau orang yang baru pertama kali dilihatnya.

Agar perkembangan di tahap ini maksimal, berikan stimulasi dengan cara bermain.

Misalnya bermain petak umpet atau peran yang lainnya. Ajak juga si kecil bicara tentang berbagai benda, hewan atau sesuatu yang menarik perhatiannya.

Karena sudah mulai aktif bergerak, maka sebaiknya tempatkan si kecil di ruangan yang luas sehingga mereka dapat bergerak dengan leluasa dan aman.

5. Usia 1 tahun

Ketika menginjak satu tahun pertama kehidupannya, si kecil umumnya akan mulai mengucapkan kata yang selama ini ditunggu-tunggu, yaitu panggilan untuk orang tuanya dengan sempurna, seperti “mama” atau “papa”.

Tak hanya itu, mereka pun mulai bisa merespon perintah yang sederhana, bahkan beberapa anak mulai melangkah dengan cara berpegangan.

Stimulasi yang cocok pada usia ini adalah memberikan kertas dan krayon agar mereka bisa mencorat-coret dan mengekspresikan apa yang ada di dalam pikirannya.

Selain itu, berbagai mainan yang bisa mengeluarkan suara dan balok-balokan juga cocok diberikan kepadanya. Sesekali, orang tua juga bisa mengajak si kecil bernyanyi senbari menari.

6. Usia 18 bulan (1,5 tahun)

Menjelang usia dua tahun, si kecil mulai mengerti perintah sederhana, seperti “ambil mainannya” atau “tendang bolanya”.

Kemajuan tersebut juga semakin terlihat dari aktivitas makan dan minumnya. Ya, mereka mulai bisa minum dari gelas atau makan dengan sendok.

Tak hanya itu, kecil juga sudah mulai bisa bermain dengan melibatkan khayalannya, seperti pura-pura memberikan makan pada boneka kesayangannya atau bermain dokter-dokteran.

Di usia ini, orang tua bisa mengajari berbagai nama benda, bagian tubuh, atau hewan-hewan melalui gambar.

Ajak juga si kecil melatih kemampuan motoriknya lewat permainan balok atau puzzle serta belajar menendang atau melempar bola.

7. Usia 2 tahun

Jika sudah memasuki usia dua tahun, kira-kira apa saja sih kemampuan yang bisa si kecil lakukan?

Ternyata, di usia dua tahun si kecil biasanya mulai mengenali gambar atau benda yang disebutkan, merangkai kalimat yang berisi 2-4 kata, menendang bola dengan lebih sempurna, berlari dan menggambar lingkaran serta garis lurus.

Stimulasi yang cocok untuk mereka adalah mengajarinya melakukan berbagai hal yang sederhana, seperti merapikan mainan dan menyebut bagian-bagian tubuh, nama binatang atau benda-benda yang ada disekitarnya.

Biasakan juga si kecil untuk menyebut apa yang diinginkannya bukan hanya dengan menunjuknya saja.

8. Usia 3 tahun

Pada usia ini, si kecil biasanya mulai meniru apa yang dikatakan dan dilakukan oleh orang tua maupun teman bermainnya.

Si kecil juga sudah mulai bisa untuk memakai dan melepas pakaiannya sendiri.

Kosa katanya pun semakin bertambah banyak. Disamping itu, balita di usia ini juga sudah bisa menyebut nama, usia dan jenis kelaminnya sendiri dan mengenali siapa nama temannya.

Sementara untuk memaksimalkan perkembangannya, orang tua bisa mendorong si kecil untuk bermain dengan teman-temannya.

Ajarkan juga permainan yang mengasah kecerdasannya, seperti permainan yang melibatkan hitungan sederhana atau berikan kertas dan krayon untuk menggambar dan mewarnai.

9. Usia 4 tahun

Di masa terakhir usia balita ini, akan semakin banyak hal yang yang dapat dilakukan si kecil. Di antaranya bermain dan bekerja sama dengan teman sebayanya, menyebutkan apa yang mereka suka dan tidak suka, menyanyikan lagu, menyebutkan warna dan angka, melompat dan berdiri satu kaki, menggunakan gunting dengan pengawasan, menangkap bola dan senang mempelajari hal baru.

Stimulasi yang cocok pada usia ini adalah membacakan cerita atau dongeng. Hanya saja ketika sudah sampai di tengah cerita, coba biarkan si kecil melanjutkan kisah dongengnya.

Nahm untuk mengasah daya ingatnya, mintalah si kecil menyebutkan berbagai warna yang ada di sebuah gambar serta bermain tebak nama benda yang ada di rumah.

Jangan ketinggalan ajak juga mereka bermain di luar rumah, misalnya ke taman agar mereka bisa mengenal lingkungan sekitar dengan baik.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti