check it now

Mengapa Bayi Baru Lahir Harus Menangis?

Bayi baru lahir apakah harus selalu menangis? Apa yang terjadi jika tidak menangis? Apakah benar bisa menjadi pertanda bayi tak bernyawa?

Daftar Isi Artikel

Menangis adalah salah satu tanda yang muncul ketika bayi baru lahir. Momen ini tentunya menjadi tanda yang membahagiakan sekaligus melegakan untuk Bunda dalam proses persalinan.

Pada umumnya, bayi akan menangis dengan nyaring segera setelah ia dilahirkan. Ini menjadi pertanda bahwa ia lahir dengan selamat.

Itulah mengapa, ketika dalam persalinan bayi yang dilahirkan tidak menangis, maka dokter atau bidannya akan langsung melakukan berbagai cara untuk membuatnya menangis.

Mulai dari menggelitik kakinya, menggendongnya, menepuk badannya, hingga menggendong secara terbalik untuk merangsang si kecil untuk menangis.

Penting banget kan, Bunda?

Lalu, apakah bayi baru lahir harus selalu diawali dengan menangis?

Dalam dunia medis, menangis ketika dilahirkan menjadi tanda bahwa organ paru-paru bayi berfungsi dengan optimal.

Bayi yang tidak menangis atau terlambat menangis ketika baru lahir membutuhkan penanganan medis lebih lanjut agar menangis.

Normalnya, bayi akan menangis selama 30 detik hingga 1 menit pertama kelahirannya. Intinya, menangis adalah hal pertama yang harus dilakukan bayi ketika ia dilahirkan ke dunia ini.

Baca Juga: Dari Manakah Asal Mula Dot Bayi?

Kenapa bayi baru lahir harus menangis?

Bunda perlu tahu, menangis pada bayi baru lahir adalah mekanisme alami yang menandakan mereka hidup. Selain itu, ada beberapa kondisi yang membuat menangis adalah suatu hal yang penting pada bayi baru lahir.

1. Bayi Menangis Sebagai Tanda Paru-Parunya Sehat

Menangis adalah mekanisme yang dilakukan bayi untuk bisa bernapas dengan oksigen melalui paru-parunya.

Ketika ia berada di perut Bunda, bayi bernapas melalui tali pusar yang terhubung langsung dengan tubuh Bunda.

Bayi baru bisa bernapas dengan menggunakan paru-paru tepat ketika ia dilahirkan. Maka, menangis diperlukan sebagai tanda bahwa ia bisa bernapas.

Tangisan ini mengandung arti bahwa bayi benar-benar membutuhkan oksigen untuk napas pertamanya.

Jika ia tidak menangis, maka berarti ada masalah yang terjadi di saluran pernapasan atau di organ paru-parunya sehingga ia tak bisa bernapas.

Tentu, jika hal ini tak ditangani secepatnya, Bunda bisa kehilangan nyawa si kecil karena tak bisa bernapas.

2. Sebagai Tanda Ia Lahir dengan Sehat dan Selamat

Menangis juga menjadi tanda bahwa ia lahir dengan selamat. Menangis berarti ia sungguhan telah berada di dunia ini untuk hidup.

Selain itu, tangisan si kecil juga merupakan efek dari rasa sakit dan memar yang ia rasakan selama proses persalinan berlangsung.

Ternyata, tak hanya Bunda yang kesakitan selama proses melahirkan, si kecil juga berusaha keras mencari jalan lahir agar dapat segera keluar dari rahim dan melihat dunia.

3. Membersihkan Lendir di Paru-Paru

Selain dua hal di atas, menangis juga menjadi momen yang digunakan si kecil untuk membersihkan seluruh cairan dari dalam rahim yang ada di tubuhnya.

Paru-paru si kecil bersisi cairan amnion (ketuban) yang melindunginya selama di kandungan. Cairan ketuban ini biasanya masih tersisa di paru-paru ketika ia dilahirkan dan beresiko menyumbat pernapasannya.

Maka dari itu, menangis dapat membantu membersihkan lendir-lendir yang tersisa di paru-paru dan membantu melancarkan jalan masuk dan keluar oksigen.

Apa yang Terjadi Jika Bayi Baru Lahir Tidak Menangis?

Bayi yang lahir dalam kondisi tidak menangis, biasanya menunjukkan adanya masalah pada kesehatan si kecil. Apa saja masalahnya ya, Bunda?

1. Mengalami Asfiksia

Asfiksia adalah kondisi di mana si kecil tidak mendapatkan cukup oksigen selama proses persalinan. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal, yakni:

  • Terjadinya penyumbatan di jalan napas bayi oleh lendir, cairan ketuban atau mekonium
  • Bayi mengalami anemia selama dalam kandungan. Hal ini menyebabkan bayi kurang mendapat pasokan oksigen dan nutrisi ke sistem pernapasannya.
  • Proses persalinan yang berlangsung lama
  • Plasenta terlepas dari rahim terlalu cepat sehingga bayi tak mendapat oksigen dalam kandungan

2. Lahir Prematur

Bayi yang lahir dalam kondisi prematur atau kurang dari usia 37 minggu beresiko mengalami beragam komplikasi kesehatan. Salah satunya ialah gangguan pada organ paru-paru.

Sebab, perkembangan paru-paru pada janin baru sempurna pada usia kandungan di atas 36 minggu. Jika bayi lahir sebelum proses perkembangan paru-parunya sempurna, maka ia beresiko tidak menangis atau terlambat menangis saat dilahirkan karena paru-parunya belum bisa mengembang dengan baik.

3. Keracunan Air Ketuban

Air ketuban yang normal berwarna bening atau agak kekuningan, namun cairan ini bisa berubah menjadi hijau jika bercampur dengan mekonium atau feses pertama bayi.

Dalam rahim Bunda, air ketuban berfungsi untuk melindungi janin dari benturan atau cedera, serta menjaga suhu di sekitar janin.

Namun, jika air ketuban terkontaminasi oleh feses bayi dan tertelan, maka hal ini dapat menyebabkan infeksi saluran napas dan paru-paru janin.

Ini yang membuat si kecil tidak menangis saat dilahirkan, sebab jalan napasnya terhalang oleh ketuban.

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria