jangan sampai orangtua memiliki obsesi yang besar agar si kecil menjadi juara. Hingga pada akhirnya memenangkan perlombaan adalah sebuah keharusan. Akibatnya, mau tidak mau si kecil harus mengikuti berbagai les dan kursus. Padahal bisa jadi si kecil merasa terbebani dengan semua itu. Saat si kecil tidak keluar sebagai pemenang, orangtua akan marah dan meluapkan kekecewaannya.” ujar Tika.

Perlu tiga hal agar jiwa sportif bisa tertanam pada diri anak

Ada tiga sikap utama yang harus ditanamkan kepada si kecil agar ia memiliki jiwa sportif dan mental juara yaitu saling menghormati, tidak meremehkan, serta tidak sungkan untuk meminta maaf kepada orang lain.

Tiga sikap tersebut, tidak serta merta bisa dimiliki seorang anak dalam waktu cepat. Butuh waktu dan kesabaran untuk memberikan pemahaman agar mereka mengerti bagaimana konsep yang sesungguhnya.

Hal yang tak kalah pentingnya yakni mengingat bahwa kompetisi atau lomba yang diikuti si kecil adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan keberaniannya untuk tampil di depan umum. Adapun untuk urusan juara, letakkan itu di nomor sekian supaya anak pun tidak selalu terobsesi dengan “kemenangan”.

Dengan demikian, si kecil pun dapat menemukan dirinya sendiri dalam kompetisi tersebut dan bisa lebih menghormati orang lain.

Selain itu, orangtua juga bisa menceritakan berbagai kisah inspiratif dari para tokoh sukses dunia yang bisa menggambarkan imajinasi kepada si kecil agar bisa sukses seperti mereka. Ajari pula si kecil untuk menerima berani menerima segala kesalahan dan kekurangannya, sehingga ia mampu introspeksi diri dan memperbaiki kesalahannya di kemudian hari.

“Menunjukkan sikap sportif memang bukannlah hal mudah, apalagi harus menerima kekalahan dengan besar hati. Akan tetapi ketika anak mampu meredam kekecewaan dan mengaplikasikan jiwa sportifnya, hal tersebut tentu akan bermanfaat baginya kelak saat dewasa nanti.” tutup Tika.