Seorang anak bernama Alvaro mengalami mati batang otak diduga karena menjadi korban malpraktik dari Rumah Sakit Kartika Husada Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. Alvaro meninggal dunia dan divonis mengalami kondisi ini pada hari Senin, 2 Oktober 2023 pukul 18.45 WIB.
Sebenarnya apa itu kondisi mati batang otak? Mati batang otak adalah kondisi medis yang menunjukkan bahwa pasien sudah tidak tertolong lagi dan hanya bisa bertahan hidup melalui peralatan alat bantu di ICU. Kondisi ini juga disepakati para dokter sebagai kematian otak.
Ketika kondisi ini terjadi, fungsi kardiovaskular pasien tetap stabil, namun kemampuan respirasi atau pernapasannya hanya bisa dilakukan dengan alat bantu ventilator. Batang otak terletak di bagian bawah otak yang terhubung ke sumsum tulang belakang, bagian dari sistem saraf pusat.
Batang otak bertanggung jawab dalam mengatur fungsi tubuh. Di antaranya ialah sistem pernapasan, denyut jantung, kemampuan menelan, tekanan darah, dan kesadaran. Kematian batang otak dapat disebut juga sebagai kematian karena suplai darah dan oksigen terhenti di otak dan tidak mengaliri ke seluruh tubuh.
Kematian batang otak bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah tindakan operasi. Terlebih dalam menangani penyakit yang sangat berat dan tidak tertolong. Mati batang otak juga bisa terjadi akibat suplai darah atau oksigen ke darah terhenti. Hal ini juga bisa disebabkan oleh:
- Ketika jantung berhenti berdetak dan otak kekurangan oksigen.
- Keadaan darurat medis yang menyebabkan suplai darah ke jantung tersumbat.
- Kondisi medis yang menyebabkan suplai darah ke otak terganggu.
- Penyumbatan pembuluh darah yang menghalangi aliran darah ke seluruh tubuh.
- Cedera kepala yang parah.
- Pendarahan otak
- Tumor otak.
Lalu, apa yang menyebabkan Alvaro meninggal dunia? Kenapa dia bisa mengalami mati batang otak? Simak fakta berikut, ya.
Baca Juga: Angka Anak Bunuh Diri Semakin Meningkat di 2023, Ada Apa?
1. Alvaro Melakukan Operasi Amandel di RS Kartika Husada Jati Asih
Ayah dari Alvaro, Albert, mengungkapkan bahwa ia membawa anaknya ke Rumah Sakit Kartika Husada untuk mendapatkan tindakan operasi atas penyakit amandel yang diderita buah hatinya.
Albert membawa Alvaro ke rumah sakit tersebut setelah mendapat rujukan dari Puskesmas. Putra kecilnya yang masih berusia 7 tahun mengalami sakit amandel yang membesar hingga disarankan untuk diangkat dengan cara operasi.
Alvaro dijadwalkan tindakan operasi pada Jumat, 19 September 2023, pukul 12.00 WIB. Namun, hingga waktu yang ditentukan, Albert mengaku anaknya belum mendapatkan tindakan. Bunda dari Alvaro pun berpikir bahwa operasinya diundur dan memutuskan untuk mandi sebentar.
Sayangnya, ketika ia keluar dari toilet, anaknya sudah tidak ada di ruang rawat dan sudah masuk ke ruang operasi tanpa ia ketahui. Saat mencari putranya ke ruang operasi, Bunda dari Alvaro tidak diizinkan masuk dan langsung diberikan kertas persetujuan tindak operasi untuk putranya.
Operasi amandel yang dijalani Alvaro berlanngsung selama satu jam yang dimulai pukul 12.30 WIB. Dokter yang menangani operasi ini mengklaim operasinya berjalan dengan lancar.
2. Dokter Vonis Alvaro Alami Mati Batang Otak Setelah Operasi
Sebagai seorang Ayah, Albert tentu berharap operasi yang dijalani putranya berlangsung lancar dan membuat Alvaro pulih seperti sedia kala. Sayangnya, beberapa hari selepas operasi Alvaro dinyatakan mengalami kondisi mati batang otak.
Pihak dokter RS Kartika Husada mendiagnosis kondisi tersebut berdasarkan nilai GCS (Glasgow Coma Scale) pada anaknya. Setelah operasi, Alvaro kehilangan kesadaran dan mengalami koma.
3. Alvaro Sempat Sesak Nafas dan Kejang
Kejanggalan terhadap kondisi anaknya mulai dirasakan Albert ketika dokter anestesi hendak mengembalikan kesadaran putranya. Ia melihat Alvaro berusaha sekuat tenaga bernapas melalui mulutnya seperti orang mendengkur keras.
Ia juga menyaksikan anaknya sempat mengalami henti napas dan henti jantung. Dokter dan perawat yang menanganinya pun langsung melakukan resusitasi jantung dan memasang ventilator. Pada saat proses ini, Albert melihat Alvaro mengalami kejang hebat hingga harus dibius kembali agar tenang.
4. Mati Batang Otak yang Dideritanya Membuat Alvaro Koma
Kondisi mati batang otak yang diderita Alvaro menyebabkan ia mengalami koma berkepanjangan. Alvaro mengalami koma dengan vonis kematian batang otak selama hampir 2 minggu, hingga kematiannya. Pihak RS Kartika Husada sebagai pihak yang melakukan tindakan operasi tidak bisa menjelaskan dengan rinci mengapa hal ini bisa terjadi pada Alvaro.
Mereka mengklaim bahwa pihaknya telah melakukan tindakan operasi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Pihaknya juga membantah tuduhan adanya malpraktik, sebab tindakan operasi yang dilakukan sudah disetujui orangtua Alvaro dan pihaknya bertanggung jawab pada kondisi sebelum hingga sesudah operasi dilakukan.
5. Keluarga Korban Tuntut RS Kartika Husada Jati Asih yang Diduga Lakukan Malpraktek
Meski pihak rumah sakit telah membantah segala tuduhan, Albert masih belum bisa menerima kenyataan bahwa putra kesayangannya telah berpulang ke pangkuan Tuhan. Ia masih merasa janggal dan menyalahkan pihak rumah sakit yang diduga lalai saat menangani operasi anaknya.
Sebab, Albert sempat meminta pihak RS Kartika Husada untuk merujuk anaknya ke rumah sakit lain dengan fasilitas yang lebih memadai pada masa Alvaro koma. Sayangnya, pihak RS terkesan lamban dan tidak ada kejelasan dalam menanggapi permintaan rujukan Albert hingga akhirnya putranya berpulang.
Hal ini menyebabkan Albert membawa kasusnya ke Polda Metro Jaya untuk diselesaikan melalui jalur hukum. Melihat hal tersebut, pihak Rumah Sakit mengaku akan mengikuti berbagai proses hukum yang akan berjalan.