check it now

Manfaat Terapi Uap pada Bayi dan Risiko yang Perlu Diwaspadai

Terapi uap pada bayi sering digunakan untuk melegakan pernapasan. Simak manfaat serta dampaknya agar penggunaannya tetap aman.

Daftar Isi Artikel

Saat mengalami pilek atau hidung tersumbat, banyak orang tua memilih terapi uap untuk bayi sebagai cara membantu melegakan pernapasan. Uap hangat dipercaya dapat membantu mengencerkan lendir dan membuat bayi bernapas lebih nyaman. Meski terdengar sederhana dan sering dilakukan di rumah, terapi uap tetap perlu dipahami manfaat serta dampaknya agar aman bagi bayi.

Terapi Uap pada Bayi dan Manfaatnya

Terapi uap adalah metode yang memanfaatkan uap hangat untuk membantu melembapkan saluran pernapasan. Tujuannya agar lendir atau dahak yang mengental menjadi lebih encer sehingga bayi lebih mudah bernapas. Metode ini sering digunakan saat bayi mengalami pilek atau hidung tersumbat ringan.

Dalam praktik medis, pendekatan yang dianjurkan untuk bayi adalah uap air hangat tanpa tambahan bahan apa pun. American Academy of Pediatrics (AAP) menekankan bahwa saluran napas bayi masih sensitif, sehingga metode yang digunakan harus sederhana dan tidak berisiko.

Salah satu manfaat utama terapi yakni membantu menjaga kelembapan saluran napas bayi. Udara lembap dapat membantu mengencerkan lendir yang menumpuk di hidung dan tenggorokan, sehingga bayi bernapas lebih lega.

Beberapa studi menyebutkan, udara lembap dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman akibat hidung tersumbat terutama pada infeksi saluran pernapasan atas ringan. Selain itu, bayi yang bernapas lebih lega cenderung tidur lebih nyenyak dan menyusu dengan lebih baik.

Terapi uap juga bersifat non-invasif, sehingga sering menjadi pilihan awal sebelum menggunakan alat atau obat tertentu. Meski begitu, penggunaannya tetap perlu memperhatikan aspek keamanan, terutama pada bayi.

Dampak dan Risiko Terapi Uap pada Bayi

Meski memiliki manfaat, terapi uap tidak sepenuhnya bebas risiko. WHO dan AAP mengingatkan bahwa paparan uap panas yang terlalu dekat dapat meningkatkan risiko luka bakar pada kulit bayi atau iritasi saluran napas.

Penggunaan air panas terbuka atau membawa bayi terlalu dekat dengan sumber uap sangat tidak dianjurkan. Selain itu, penambahan bahan seperti minyak esensial ke dalam uap juga berisiko, karena dapat memicu iritasi atau reaksi alergi pada bayi.

Karena itu, terapi uap sebaiknya dilakukan secara pasif. Misalnya, dengan menciptakan udara ruangan yang lebih lembap, bukan dengan mengarahkan uap langsung ke wajah bayi.

Cara Aman Melakukan Terapi Uap untuk Bayi

Cara paling aman melakukan terapi uap untuk bayi adalah dengan menggunakan humidifier.

Selain itu, menempatkan bayi di ruangan yang udaranya lembap, tanpa kontak langsung dengan uap panas.

Pastikan suhu ruangan tetap nyaman dan bayi mengenakan pakaian yang menyerap keringat. Terapi ini tidak perlu dilakukan terlalu lama, cukup beberapa menit untuk membantu melembapkan saluran napas.

Jika orang tua ragu, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak sebelum melakukan terapi uap, terutama pada bayi di bawah usia 6 bulan.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti

Daftar Isi Artikel

Updates