Seperti yang kita tahu, dunia anak-anak adalah bermain. Melalui permainan/mainan yang tepat, perkembangan dan kecerdasan anak dapat terasah. Salah satunya puzzle.
Mainan bongkar pasang ini memang diyakini dapat melatih kecerdasan otak anak. Hal tersebut terbukti melalui berbagai penelitian yang membuktikan bahwa bermain puzzle dapat menstimulasi dan mengoptimalkan fungsi kedua bagian otak anak.
Orang tua bisa mengenalkan permainan puzzle sejak anak berusia 10-12 bulan. Kemudian di usia 2-3 tahun, asah keterampilan anak dengan mengajaknya menyusun potongan-potongan puzzle berukuran besar.
Memasuki level usia nursery latih mereka untuk bisa menyambungkan kepingan-kepingan puzzle dengan ukuran yang lebih kecil dan lebih menantang.
Manfaat bermain puzzle
Dengan memperkenalkan permainan puzzle sejak dini, ada beragam manfaat yang dapat diperoleh anak, seperti:
1. Mengasah memori dan melatih daya ingat
Bermain puzzle bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak.
Melalui kepingan-kepingan puzzle, kemampuan mengingat anak akan diasah. Mereka akan berusaha mengingat di mana posisi kepingan-kepingan tersebut dan meletakkannya hingga membentuk gambar yang sebelumnya menyatu.
2. Menstimulasi kemampuan motorik
Saat bermain puzzle, tangan anak akan terus aktif bergerak untuk mencari dan mencocokkan kepingan yang hilang.
Gerakan tersebut secara tidak langsung melatih koordinasi yang bekesinambungan antara mata dan tangan sehingga kemampuan motorik halus anak terstimulasi dengan baik.
3. Melatih konsentrasi
Permainan puzzle memerlukan konsentrasi penuh. Tak heran anak yang terbiasa bermain puzzle akan lebih fokus dan mampu berkonsentrasi dalam waktu lama.
Hal ini tentunya sangat bermanfaat untuk bekal anak ketika dewasa kelak.
4. Melatih kesabaran
Selain memerlukan konsentrasi penuh, menyusun kepingan demi kepingan puzzle juga membutuhkan waktu.
Nah, hal ini dapat dijadikan cara untuk melatih kesabaran anak.
5. Melatih anak memecahkan masalah
Menyelesaikan puzzle memerlukan strategi yang tepat. Anak akan berpikir di mana ia harus meletakkan kepingan puzzle hingga membentuk gambar yang sempurna.
Dari sini, kemampuan otak anak untuk memecahkan masalah akan semakin terasah. Kebiasaan ini nantinya bisa terbawa hingga mereka dewasa.
6. Melatih keterampilan sosial
Ada banyak jenis puzzle yang dapat dikenalkan kepada anak. Selain puzzle sederhana yang dapat dimainkan sendiri, ada pula puzzle yang memerlukan kerja sama dengan orang lain.
Pada proses penyelesaian puzzle anak dilatih untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Anak akan berani untuk berkomunikasi, bertanya, berdiskusi, dan belajar mengetahui gilirannya dalam sebuah kelompok.
Dari sinilah, anak dapat meningkatkan keterampilan sosial.
7. Meningkatkan rasa percaya diri
Tujuan dari permainan puzzle adalah keberhasilan anak menyusun kepingan demi kepingan menjadi sebuah gambar yang utuh.
Nah, ketika anak berhasil menyelesaikannya, maka mereka akan takjub. Alhasil mereka pun akan lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki.