check it now

Makanan UPF dan Malnutrisi Ganda: Ancaman Baru untuk Anak Indonesia

Terlalu sering konsumsi makanan UPF bisa picu malnutrisi ganda. Yuk pahami penyebab dan cara pencegahannya di era serba instan ini.

Daftar Isi Artikel

Di era serba praktis, makanan olahan ultra atau ultra-processed food (UPF) makin populer di kalangan anak-anak. Dari sereal manis, camilan kemasan, hingga minuman berperisa, semuanya tampak menggoda dan mudah didapat. Namun di balik kepraktisannya, konsumsi UPF berlebihan bisa memicu masalah serius, salah satunya malnutrisi ganda. Kondisi ini terjadi ketika anak mengalami kekurangan gizi mikro seperti vitamin dan mineral, namun justru kelebihan kalori, lemak, dan gula dari makanan olahan.

Apa Itu Malnutrisi Ganda pada Anak?

Malnutrisi ganda adalah kondisi di mana anak mengalami dua masalah gizi sekaligus (kelebihan dan kekurangan gizi). Misalnya, berat badan berlebih atau obesitas, tapi di saat yang sama tubuhnya kekurangan zat gizi penting seperti zat besi, vitamin D, atau kalsium. Fenomena ini semakin sering ditemukan di Indonesia seiring meningkatnya konsumsi makanan olahan ultra (ultra-processed food atau UPF).

Menurut UNICEF, sekitar 1 dari 3 anak di Asia Tenggara mengalami bentuk malnutrisi ganda. Anak mungkin tampak sehat karena berat badannya cukup, tetapi secara internal tubuhnya kekurangan nutrisi penting untuk tumbuh kembang optimal.

Peran Makanan UPF dalam Masalah Gizi Anak

Ultra-processed food mencakup makanan yang sudah melalui banyak tahap pengolahan dan mengandung tambahan bahan kimia, pengawet, pewarna, serta pemanis buatan. Contohnya adalah camilan dalam kemasan, minuman ringan, sosis, nugget, dan mie instan.

Masalahnya, UPF sering kali tinggi kalori tetapi rendah nutrisi. Anak mungkin kenyang, tetapi tidak mendapatkan cukup protein, serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh.

Penelitian dari The Lancet Public Health juga menunjukkan bahwa konsumsi UPF secara rutin bisa meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan metabolik pada anak.

Dampak Jangka Panjang Malnutrisi Ganda Anak

Dampak malnutrisi ganda pada anak bisa mengganggu pertumbuhan fisik dan perkembangan otak. Anak yang kekurangan zat gizi mikro lebih rentan terhadap infeksi, mudah lelah, sulit konsentrasi, dan memiliki performa akademik yang menurun.

Dalam jangka panjang, kebiasaan makan yang didominasi UPF dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, dan diabetes sejak usia muda.

Beberapa tanda yang bisa diperhatikan orang tua antara lain:

  • Anak tampak gemuk, tetapi mudah lelah atau sering sakit.
  • Kulit kering, rambut rontok, atau pertumbuhan tinggi badan yang lambat.
  • Nafsu makan menurun, tapi menyukai makanan cepat saji atau manis.
  • Kesulitan fokus atau cepat lelah saat belajar.

Langkah Orang Tua untuk Mencegah Malnutrisi Ganda pada Anak

Mencegah malnutrisi ganda anak bukan berarti harus melarang semua makanan kemasan, tapi penting untuk menerapkan pola makan seimbang. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  1. Prioritaskan makanan segar. Perbanyak buah, sayur, protein hewani dan nabati.
  2. Batasi konsumsi makanan olahan ultra. Pilih makanan rumahan dengan bahan alami.
  3. Ajarkan mindful eating. Ajak anak mengenali rasa lapar dan kenyang, serta menghargai proses makan.
  4. Baca label gizi. Cek kadar gula, lemak, dan natrium sebelum membeli produk kemasan.
  5. Jadilah role model. Anak belajar dari kebiasaan makan orang tua, jadi biasakan makan sehat bersama.

Di tengah tren makanan instan yang terus meningkat, malnutrisi ganda menjadi ancaman nyata bagi anak. Orang tua perlu lebih waspada dan aktif dalam mengatur pola makan keluarga. Dengan memperbanyak makanan bergizi seimbang dan membatasi UPF, kita bisa membantu anak tumbuh sehat, kuat, dan cerdas sejak dini.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti

Daftar Isi Artikel

Updates