Meski zaman telah berubah, tetapi pepatah “satu sahabat sejati lebih bernilai daripada seribu teman yang tak peduli” masih tetap abadi.
Memang, kehadiran sahabat, meskipun hanya satu orang, dapat memberi banyak makna dalam kehidupan. Karena itulah sahabat selalu dibutuhkan. Si kecil pun demikian, mereka juga membutuhkan kehadiran sahabat.
Hal tersebut dipertegas oleh riset tim Pusat Penelitian Perkembangan Manusia di Concordia University, Montreal, Kanada yang diterbitkan dalam jurnal Development and Psychopathology.
Pada anak-anak, kehadiran seorang sahabat mampu membuat mereka melupakan pengalaman buruk yang pernah dialami.
“Persahabatan bisa meningkatkan kemampuan anak untuk menghadapi masalah-masalah seperti tekanan mental dan cemas,” ungkap William Bukowski, Profesor Psikologi dan Direktur Pusat Penelitian Perkembangan Manusia di Concordia University.
Dalam riset itu, tim meneliti 55 anak laki-laki dan 48 perempuan siswa kelas 5 dan 6 di Montreal. Para peneliti juga merekam perasaan dan pengalaman mereka dalam sebuah jurnal selama empat hari. Begitupun dengan tingkat hormon stres pada anak yang juga diukur secara teratur.
Seorang anak akan merasa rendah diri ketika dia sendirian dan menghadapi masalah dengan guru mereka. Harga diri anak akan menurun bila mendapat pengalaman buruk.
Namun, berbeda halnya bila anak memiliki sahabat. Perasaan minder atau harga diri yang turun tidak akan terjadi. Memiliki sahabat juga dapat membantu melindungi mereka dari intimidasi, pengucilan, dan berbagai bentuk tekanan.
Pengalaman seperti ini penting bagi anak karena bisa mempengaruhi perkembangan di usia dewasa. Ini merupakan reaksi fisiologis dan psikologis di mana pengalaman negatif pada anak berpengaruh di kemudian hari. “Stres yang tinggi benar-benar dapat memperlambat perkembangan anak,” tegas Bukowski.
Memiliki sahabat adalah kebutuhan mutlak
Di luar penelitian itu, Michael Handwerk, dari lembaga peneliti kesehatan anak di Nebraska, AS, mengungkap anak laki-laki cenderung membutuhkan sahabat.
Menurutnya, persahabatan bagi anak laki-laki adalah kebutuhan yang tak bisa ditawar dan seorang sahabat jauh lebih penting dibandingkan banyak teman. Anak laki-laki cenderung hanyut ke dalam hal negatif jika ia tidak punya sahabat.
Dalam pandangan Handwerk, persahabatan bisa memberikan jalan bagi anak untuk membina hubungan dengan dunia luar. Anak-anak bisa belajar mempertimbangkan cara pandang orang lain, belajar bernegosiasi, bertoleransi, dan belajar menghadapi hidup di masa depan.
Berangkat dari penelitian dan pandangan para ahli itu, perlu kiranya para orangtua membuka kesempatan bagi anak untuk menjalin persahabatan. Dalam hal ini, orangtua bisa mendorong tanpa harus memaksakan agar anak memahami arti persahabatan.
Cara mendorong anak untuk bersahabat
Pertama, bangunlah kedekatan dengan anak. Cara ini bisa membuat anak mempercayai orang lain. Cara ini bisa diterapkan sejak anak berusia 2 tahun.
Kedua, biarkan anak bermain dengan temannya. Bila perlu, undang teman lainnya untuk bermain bersama anak Anda. Hal tersebut dapat membantu anak berkenalan dengan orang lain atau teman sebayanya. Selain itu, mengikuti les atau kegiatan sosial lain juga merupakan salah satu cara untuk berinteraksi dan bertemu dengan orang lain selain di sekolah.
Terakhir, ajarkan anak cara bersosialisasi. Perlu diingat bahwa kemampuan bersosialisasi tidak datang secara alamiah. Di sinilah peran orangtua dibutuhkan, yakni mengajarkan cara berteman dengan baik. Intinya, jangan biarkan anak asyik bermain sendirian.