check it now

Lebih dari 50% Anak Kembali Merokok, Cegah Pakai Cara Ini, Bun!

Bagaimana ya cara anak terhindar dari perilaku merokok? Simak ulasannya, yuk!

Daftar Isi Artikel

Indonesia telah berhasil menurunkan angka anak merokok yang telah digalakkan sejak 2006 silam. Sayangnya, tren merokok kembali naik di kalangan remaja dengan presentasi lebih dari 50 persen.

Menurut survey yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey, muncul angka kekambuhan atau relapse pada anak yang sebelumnya telah berhasil berhenti merokok, namun merokok kembali di tahun-tahun kemudian.  

Dari data yang berhasil dihimpun, diketahui bahwa anak dengan kondisi smoking relapse (kambuh merokok) paling banyak terjadi pada anak usia SMP di kelas 2 dan 3. Usia tersebut menjadi yang paling rentan menyebabkan anak merokok.

Berdasarkan analisis yang dilakukan tim riset Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI), Muhammad Abdul Rohman, proporsi anak yang kembali merokok lebih tinggi terjadi pada anak yang memiliki teman perokok dengan presentasi 88,4%.

Selain itu, keinginan untuk kembali merokok juga bisa timbul melalui paparan iklan rokok dari majalah dan televisi. Orangtua perokok pun menjadi salah satu penyebab tingginya kasus anak yang merokok di awal usia remaja.

Rokok elektrik juga meningkatkan risiko kekambuhan anak merokok. Hal ini pun diperburuk sebab anak jadi merokok dua jenis yang berbeda, yakni konvensional dan elektrik.

Harga rokok yang murah dan dapat dijangkau segala usia juga membuat banyak anak remaja tak sungkan untuk membelinya. Akses warung rokok eceran yang dekat dengan sekolah memudahkan anak untuk bisa merokok di manapun tanpa pengawasan orangtua.

Lantas, bagaimana cara mencegah anak agar tidak mendekati rokok atau kembali kambuh menjadi perokok? Simak ulasannya, yuk!

Baca Juga: Wasting atau Stunting, Mana yang Lebih Berbahaya Bagi Si Kecil?

1. Cegah Anak Merokok dengan Tidak Melakukan Hal Serupa

Anak belajar dengan mencontoh perilaku sekitarnya, terutama perilaku orangtuanya. Kalau Ayah dan Bunda tak ingin anak terpapar rokok atau bahkan jadi perokok aktif, maka hal tersebut harus dimulai dari perilaku Ayah dan Bunda.

Jika Ayah dan Bunda merupakan perokok, maka berhentilah. Sebab, hal ini bisa mencegah anak kalian untuk mencontoh dan menjadi kecanduan dengan rokok. Kalau Ayah dan Bunda tidak merokok dan tidak nyaman dengan asap rokok, maka anak juga akan terbiasa tanpa rokok juga, bukan?

2. Ajak Deeptalk Tentang Bahaya Anak Merokok

Cara lain untuk mencegahnya adalah dengan membicarakannya dengan si kecil. Ajak ia deeptalk tentang baik-buruk atau untung-ruginya merokok.

Seperti yang kita tahu, rokok memang tidak dikategorikan sebagai obat-obatan terlaraang, namun efek kecanduan dan zat berbahaya di dalamnya dapat merusak anak secara perlahan.

Ayah dan Bunda bisa coba menjelaskan kalau rokok bisa membuat anak sulit melepas kebiasaan negatif tersebut. Terlebih, efek ketergantungannya juga membuat anak harus selalu menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak memberi manfaat pada tubuh.

Beri dia pengertian, bahwa daripada membuang uang untuk rokok, lebih baik uangnya dipakai untuk menunjang impian dan aktivitas yang ia sukai.

3. Dukung Ia Lakukan Aktivitas Lainnya yang Ia Gemari

Ayah dan Bunda juga bisa mencegah hadirnya rokok di hidup anak dengan mendukungnya pada aktivitas lain yang ia sukai. Singgung pula, rokok bisa membuat anak sulit fokus dalam mengerjakan hobinya. Sebab, otaknya akan terus meminta asupan nikotin setiap saat.

Selain itu, dukungan penuh orangtua untuk anak yang sedang berada dalam masa remaja juga penting. Di masa pencarian jati diri, Ayah dan Bunda harus berusaha hadir untuk anak dan mengarahkannya pada aktivitas positif yang mendukung bakatnya.

4. Ajari Anak Cara Hindari Ajakan Merokok

Seperti yang disebut dalam survey, kebanyakan anak terjerumus  dalam aktivitas rokok karena ajakan dari teman-temannya yang merupakan perokok aktif. Maka dari itu, penting untuk mengajarkan si kecil cara untuk menolak ketika teman-teman terdekatnya mengajak merokok.

Ayah dan Bunda bisa mengajarkannya dengan metode role-playing, yakni berpura-pura berada dalam kondisi tersebut untuk membuatnya terlatih dan berani dalam mengungkapkan penolakan.

Bunda bisa menggunakan alasan seperti “aku nggak suka bau rokoknya”, “aku alergi asap rokok”, “aku sesak napas kalau menghirup asap rokok”, dan semacamnya yang bisa menjadi jawaban yang logis dan tepat untuk anak.

5. Bantu Anak Percaya Diri dan Fokus pada Diri Sendiri

Menolak rokok di generasi saat ini pasti seringkali menimbulkan dampak negatif pada pergaulan dan mentalnya. Terlebih di masa sekolah, alih-alih menyelamatkan anak dari bahaya rokok, malah jadi menjerumuskannya sebagai korban bullying.

Maka dari itu, penting bagi Ayah dan Bunda untuk menanamkan sifat dan sikap percaya diri, juga berani pada anak. Bilang pada anak, seringkali menjadi berbeda bukanlah hal yang buruk. Kita tak harus selalu menyamakan diri dan tergabung pada pergaulan yang memberi efek negatif pada diri sendiri.

Bilang padanya, tubuh kita adalah investasi di masa depan. Oleh sebabnya, harus dijaga sepenuh hati. Daripada membuang waktu dan menyakiti diri dengan merokok, lebih baik investasikan diri dengan melakukan hal-hal yang disukai dan meraih masa depan yang gemilang.

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria

Daftar Isi Artikel

Updates