Tahukah, Bunda? Ada bahaya yang mengintai tumbuh kembang si kecil yang disebut dengan kondisi hidden hunger.
Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, maka hidden hunger berarti kelaparan tersembunyi. Maksud dari kondisi ini bukanlah si kecil merasa lapar terus-menerus, melainkan ada kelaparan khusus yang dideritanya meski ia rutin makan 3 kali sehari.
Kelaparan tersembunyi inilah yang dapat menyebabkan si kecil mengalami keterlambatan pertumbuhan yang berhubungan dengan stunting.
Angka hidden hunger tergolong tinggi di Indonesia. Bahkan, menurut Global Hidden Hunger 2022, Indonesia menempati posisi peringkat 77 negara terbanyak kasus hidden hunger.
Mengenal Hidden Hunger
Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan defisiensi mikronutrien. Hidden hunger adalah salah satu bentuk kekurang gizi atau malnutrisi pada anak.
Kelaparan tersembunyi ini biasanya terjadi pada anak yang tidak mendapat asupan vitamin dan mineral esensial yang sesuai dengan kebutuhannya.
Bunda perlu tahu, kebutuhan vitamin dan mineral si kecil yang wajib tercukupi meliputi zinc, zat besi, yodium, kalsium, vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan vitamin D.
Meski begitu, kasus hidden hunger ini biasanya terjadi karena kekurangan zat besi, vitamin A, atau yodium.
Tentu saja, kondisi ini berpengaruh pada tumbuh kembang anak, terutama dalam periode emasnya, yakni 1.000 hari pertama kehidupannya. Sebab, di masa ini si kecil sudah bisa mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Dampak Hidden Hunger pada Si Kecil
Kekurangan mikronutrien pada anak tentunya akan memberikan dampak yang buruk. Sebab, mikronutrien berperan aktif dalam proses tumbuh kembang anak dan menjaga kesehatan fisik serta mental anak.
Mikronutrien memungkinkan tubuh untuk memproduksi enzim, hormon dan zat lain yang dibutuhkan tubuh agar bisa bertumbuh dan berkembang secara normal.
Jika Bunda tidak menucukupi kebutuhan mikronutriennya, maka si kecil akan rentan terhadap banyak penyakit. Hal ini juga berpengaruh pada perkembangan fisik dan mental anak.
Beberapa penyakit yang mungkin terjadi akibat hidden hunger atau kekurangan mikronutrien antara lain:
- Anemia (kekurangan zat besi dan vitamin B12)
- Penyakit Gondok (kekurangan yodium)
- Rabun Senja/Kebutaan (kekurangan vitamin A)
- Stunting (kekurangan zinc)
Selain itu, si kecil juga beresiko tinggi alami kematian apabila mengalami infeksi parah seperti campak atau diare yang diperparah oleh kekurangan vitamin A.
Gejala dan Penyebab Hidden Hunger
Penting untuk disimak baik-baik ya, Bunda. Defisiensi mikronutrien ini biasanya sulit untuk dikenali gejalanya.
Si kecil yang terkena hidden hunger masih bisa terlihat aktif dan punya nafsu makan yang tinggi.
Inilah sebab kondisi ini disebut hidden, karena memang Bunda harus betul-betul jeli dalam mengenali gejalanya pada anak tersayang.
Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, defisiensi mikronutrien ini juga bisa menimbulkan gejala yang terlihat.
Umumnya, anak dengan kondisi ini anak mengalami penurunan tingkat energi, mental yang kurang stabil dan kemampuan tubuh anak yang berkurang.
Kondisi ini juga bisa terlihat dari penurunan nilai akademis, sering sakit, dan jarang bermain.
Tanda lainnya bisa muncul tergantung pada penyakit yang diderita anak akibat kekurangan mikronutrien tertentu.
Misalnya, si kecil jadi mudah pusing atau cepat lelah karena kekurangan zat besi dan vitamin B12 yang membuatnya mengalami Anemia.
Penyebab dari kekurangan mikronutrien adalah pola makan anak yang buruk dan tidak memenuhi kebutuhan vitamin serta mineral yang dibutuhkan.
Pola makan si kecil harus diatur hingga ke kebutuhan gizinya ya, Bunda. Jangan berpatokan pada kuantitas saja, tetapi juga kualitas makanannya.
Banyak orangtua yang masih belum memahami cara mengatur porsi makan dengan komposisi gizi seimbang.
Anak dianggap makannya benar dilihat dari seberapa banyak jumlah nasi atau karbohidrat yang ia konsumsi. Padahal seharusnya, pengaturan nasi, lauk dan sayur di piring anak harus sesuai takaran.
Selain itu, hidden hunger ternyata bisa terjadi pada si kecil sejak masih dalam kandungan. Hal ini disebabkan karena Bunda tidak mengonsumsi makanan bervitamin dan mineral lengkap selama masa kehamilan dan menyusui.
Padahal, masa tersebut adalah masa dimana kebutuhan gizi wanita meningkat drastis. Hal ini menyebabkan perkembangan janin selama kehamilan bisa terganggu dan meningkatkan resiko kelainan bawaan dan berat bayi terlalu rendah.
Cara Mengatasi dan Mencegah Hidden Hunger
Cara paling efektif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral esensial anak.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan asupan makanan sehat untuk anak yang beragam dengan gizi seimbang.
Meski begitu, ada 3 hal lain yang bisa Bunda lakukan dalam mengatasi dan mencegah hidden hunger:
- Pemberian zat gizi mikro terkonsentrasi atau suplemen makanan dalam bentuk pil, bubuk, atau cair.
- Penambahan sejumlah kecil mikronutrien ke produk makanan, seperti sereal, terigu dan beras.
- Peningkatan konsentrasi mikronutrien tertentu pada tanaman pangan pokok melalui pendekatan agronomi. Misalnya, beras yang ditanam dengan vitamin A konsentrasi tinggi.