Penyakit jantung selama ini dikenal sebagai penyakit yang mendera orang-orang berusia senja atau diatas setengah abad. Namun kenyataannya tak sedikit kasus serangan jantung yang menyasar kalangan dewasa muda.
Salah satu bahaya yang ditimbulkan dari masalah ini adalah gejalanya yang datang tiba-tiba. Meski dalam beberapa kasus, menurut layanan kesehatan Amerika, Mayo Clinic bisa juga diawali dengan gejala seperti nyeri dan tekanan di dada secara berulang-ulang.
Lebih jauh, kasus serangan jantung kebanyakan terjadi karena berkurangnya pasokan darah ke otot jantung. Dirangkum dari berbagai sumber, seharusnya arteri coroner memberikan suplai darah secara konstan atau terus menerus ke jantung, namun karena arteri tersebut menyempit, aliran darah pun tersumbat dan mengakibatkan serangan jantung.
Adapun penyebab yang mengganggu aliran darah tersebut adalah menumpuknya endapan plak di arteri. Harvard Men’s Health Watch lewat penelitiannya menerangkan bahwa kasus serangan jantung yang mendera usia muda atau dibawah 45 tahun sebenarnya cukup banyak terjadi.
Para peneliti mencatat bahwa ada sekitar 10% korban serangan jantung berasal dari kalangan orang-orang muda atau berusia dibawah 45 tahun. Sebagian besar memang disebabkan karena terjadi sumbatan di arteri.
Faktor gaya hidup tak sehat dinilai sebagai risiko terbesar dimana merokok, kolesterol tinggi, hipertensi, obesitas dan kurang olahraga sebagai dalang penyumbang risiko terbesar dari serangan jantung.
Karenanya usia bukan lagi halangan untuk serangan jantung datang. Berkaca pada penelitian tersebut maka sudah seharusnya gaya hidup sehat mulai jadi bagian dari kehidupan sehari-hari sehingga risiko penyakit jantung dapat dikurangi.
