Vaksin DBD
check it now

Kemenkes Edukasi Pentingnya 3M Plus dan Vaksin DBD Demi Cegah Demam Berdarah

Ayah, Bunda, yuk ajak keluarga tersayang vaksin DBD sekarang!

Daftar Isi Artikel

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia menunjukkan tren peningkatan pada bulan November. Sebagai respons terhadap situasi ini, Takeda bersama Kemenkes RI berupaya mencegah lonjakan kasus dengan memberlakukan vaksin DBD.   

Dalam rangka implementasi kerjasama tersebut, Takeda berkolaborasi dengan Kemenkes dan Kemenpora RI untuk melakukan serangkaian kegiatan “Langkah Bersama Cegah DBD”. Kegiatan ini mencakup Jalan Sehat, gerai edukasi interaktif, jumpa komunitas, Stand Up Comedy, serta edukasi vaksin DBD dengan para pakar.

Badan POM telah memberikan ijin edar vaksin DBD untuk digunakan pada usia 6 tahun hingga 45 tahun. Pemberian vaksin DBD ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah penting untuk mencegah dan mengurangi risiko yang serius akibat DBD pada anak-anak, terutama hingga saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk DBD.

dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A menjelaskan, “IDAI merekomendasikan anak-anak usia 6 tahun hingga 18 tahun untuk melakukan vaksinasi DBD. Rekomendasi ini didasarkan pada bukti kuat akan keamanan serta efikasi vaksin DBD yang terbukti dalam studi klinis. Lebih lanjut, sebagai klinisi dan bagian dari instrumen terdepan dalam upaya pencegahan DBD, saya berharap tentunya para keluarga dapat menerapkan 3M Plus dan vaksin DBD sehingga lebih banyak anak serta masyarakat luas yang dapat terlindungi dari penyakit ini.”

Vaksin DBD secara klinis efektif mengurangi tingkat kejadian terjangkitnya DBD yang dapat terjadi berulang kali baik pada anak dan dewasa. Vaksin ini juga menurunkan tingkat keparahan yang akan menurunkan tingkat rawat inap dan kematian karena DBD. Usia indikasinya pun luas yaitu 6-45 tahun, yang membuat vaksin DBD dapat melindungi keluarga dan komunitas terhadap penyakit ini.

Vaksin DBD Jadi Strategi Cegah Kematian Akibat DBD

Vaksin DBD

Di Indonesia penyakit DBD terus menjadi beban penyakit yang signifikan di banyak wilayah. Tiga dari empat kematian akibat dengue paling banyak terjadi pada anak usia 0 sampai 14 tahun. Sejalan dengan target global zero dengue death (yang dicanangkan) pada tahun 2021, Kemenkes telah menyusun Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Dengue.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU, dalam video sambutannya mengatakan, “Strategi dimulai dengan pelibatan masyarakat khususnya dengan gerakan 3M Plus. Mulai dari Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas, serta Mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.”

Kini, Kemenkes juga mendukung pengendalian vektor dengue dengan teknologi nyamuk ber-Wolbachia yang tengah dilakukan pilot project di enam kota. Di antaranya Bali, Bandung, Jakarta, Semarang, Kupang, dan Bontang. Kemenkes juga menyambut baik inovasi vaksin DBD yang kini dapat diakses oleh masyarakat luas.

“Kami mengapresiasi Takeda atas penyelenggaraan kampanye Langkah Bersama Cegah Dengue. Kampanye ini penting untuk meningkatkan kesadaran, mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pencegahan DBD, serta meningkatkan kerja sama di antara seluruh pemangku kepentingan. Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan 3M Plus dan Vaksin DBD. Mari kita menjadi bagian dari sejarah, bersama-sama kita wujudkan Indonesia bebas dengue,” tambahnya.

Selain itu, Menteri Pemuda dan Olah Raga RI Dito Ariotedjo, juga mendukung strategi ini demi bebasnya generasi muda Indonesia dari DBD.

“Pemuda, yang kerap dikenal sebagai penyuka gaya hidup sehat, juga termasuk kelompok yang rentan terhadap penyakit DBD. Itulah sebabnya saya mengajak para pemuda dan pecinta olahraga untuk mendukung ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ dengan 3M Plus dan Vaksin DBD,” tuturnya.

Seberapa Parah Tingkat Kasus DBD di Indonesia?

Vaksin DBD

Hingga minggu ke-33 di tahun 2023, tercatat 57.884 kasus DBD (dengan tingkat insidensi sebanyak 21,06 per 100.000 penduduk) dan 422 kematian (dengan tingkat kematian sebanyak 0,73%).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kemenkes RI, dr. Imran Pambudi, MPHM, menekankan, “Kasus DBD tetap menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia. Terutama dengan fenomena El Nino. Melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025, pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi kasus DBD. Angkanya menjadi kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada tahun 2024. Demi menuju nol kasus kematian pada tahun 2030,”.

Menurutnya, penting untuk diingat bahwa semua orang berisiko terkena DBD, tanpa memandang usia, tempat tinggal, atau gaya hidup mereka. Inilah sebabnya mengapa perlindungan komprehensif, termasuk kampanye Ayo 3M Plus dan Vaksin DBD, sangat penting dalam upaya melindungi masyarakat.

Meskipun pemerintah telah melakukan upaya keras untuk mengatasi DBD, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Terutama, mengingat geografi dan iklim Indonesia yang mendukung penyebaran DBD sepanjang tahun.

Pemerintah dan pihak swasta terus berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan DBD secara menyeluruh. Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD menjadi alat efektif untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya DBD serta tindakan yang bisa diambil untuk melindungi diri dan komunitas.

Baca Juga: Vaksin DBD Jadi Solusi Atasi Demam Berdarah Demi Zero Death 2030

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria