Tentunya sebagai orangtua tidaklah mudah menerima vonis dokter bahwasanya buah hati mengidap autisme. Namun, bukan berarti Bunda harus berputus asa akan masa depan si kecil ya, karena ada lho terapi yang dapat mengoptimalkan kemampuan si kecil.
Yakni terapi ABA (Applied Behaviour Analysis). Terapi ABA sendiri telah banyak membantu anak penyandang autisme sejak tahun1960-an. Fokus pada terapi ini tak sekadar untuk meringankan, tapi juga bertujuan agar anak penyandang autisme dapat memiliki keterampilan khusus selayaknya anak pada umumnya, seperti kemampuan dalam membaca, komunikasi, membersihkan diri sendiri, dan bahkan bekerja.
Berikut beberapa jenis terapi perilaku ABA untuk anak dengan autisme yang telah Sang Buah Hati rangkum
1.Early Intensive Behavioral Intervention (EIBI)
EIBI merupakan metode terapi perilaku yang paling sering digunakan bagi penyandang autisme berusia di bawah lima tahun. Metode ini sangat terstruktur dan mempunyai metode yang melibatkan orangtua dan anggota keluarga lainnya dalam prosesnya.
Terapi ini bertujuan agar anak dapat memiliki kemampuan perilaku dasar seperti meminta susu, meminta dibacakan buku cerita, atau memberitahukan pada orangtua hal-hal yang anak alami, seperti mendengar suara atau hal lainnya yang dirasakan oleh anak.
2. Pivotal Response Treatment (PRT)
Terapi perilaku PRT mengajarkan anak penyandang autisme berdasarkan tujuan dari perilaku yang sebelumnya telah mereka lakukan.
Contohnya, mengajak anak bermain puzzle tak sekadar untuk bersenang-senang semata. Dengan bermain puzzle anak mendapatkan pemahaman serta kemampuan dalam menyelesaikan masalah, melatih kesabaran, melatih motorik, mengenalkan bentuk, dan meningkatkan daya ingat anak.
Para terapis umumnya menggunakan beberapa tahap dalam melakukan terapi PRT dengan menggunakan permainan , yakni :
- Terapis akan melakukan pengulangan secara berurutan.
- Terapis akan membuat anak memilih, antara apa yang mereka inginkan dan butuhkan.
- Terapi akan meminta anak mempelajari aturan dari sebuah permainan yang bisa digunakan dalam keseharian.
3. Terapi Perilaku Kognitif atau CBT
Jenis terapi Kognitif atau lebih dikenal dengan sebutan CBT (Cognitive Behavioral Therapy) adalah terapi bagi penyandang autisme yang mengutamakan pengajaran pengelolaan masalah dengan cara mengubah perilaku dan pola pikir mereka.
Fokus terapi kognitif adalah membantu anak agar mereka bisa lebih memahami bagaimana perilaku, pikiran, dan emosi saling memengaruhi dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Contoh, saat anak dilanda masalah dalam mengerjakan pekerjaan rumah atau sekolahnya, beberapa anak pasti akan cenderung mengabaikannya dengan alasan tidak mampu dalam menyelesaikan tugas tersebut. Di sini terapis akan memberikan penjelasan serta membantu anak agar anak mau mengubah pola pikir dan perilaku tersebut dengan mengubah anggapan sulit menjadi menyenangkan.
4. Discrete trial training (DTT)
DTT merupakan terapi perilaku penyandang autisme dengan menggunakan metode yang memecah keterampilan anak ke dalam beberapa jenis.
Intinya, para terapis akan mengajarkan anak keterampilan paling dasar, seperti mengajarkan anak mengenal warna merah dengan meminta anak menunjuk benda di sekitarnya yang berwarna merah. Bila anak menebak benar, terapis akan memberikan permen atau mainan pada anak sebagai bentuk penghargaan bagi anak karena telah berhasil menunjukan warna tersebut dengan benar.
Berikut fokus kemampuan yang diharapkan dapat diperoleh dari terapi DTT ini :
- Keterampilan berbicara dan berbahasa saat berbicara dengan orang lain.
- Keterampilan menulis.
- Keterampilan merawat diri sendiri.
5. Verbal Behavior Intervention (VBI)
Seperti namanya, VBI adalah terapi penyandang autisme yang lebih mengutamakan komunikasi dan bahasa dalam metode terapinya.
Di sini terapis akan mengajarkan bahasa pada penyadang autis melalui kata-kata yang sesuai dengan apa yang mereka ingin sampaikan.
Perlu diketahui, dalam metode VBI terapis tidak mengajarkan kata benda, seperti gelas, kucing, dan mobil. Melainkan terapis akan memberitahu tujuan penggunaan sebuah kata dan cara menggunakan kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut beberapa metode bahasa dalam VBI yang dibagi menjadi beberapa jenis kata :
- Kata meminta : contohnya “mainan” untuk meminta mainan.
- Kata yang dapat menarik perhatian orang lain, seperti “Bus” untuk memperlihatkan dan memperkenalkan bus.
- Kata untuk menjawab pertanyaan, seperti sekolah dan alamat rumah.
- Kata-kata yang diulang atau memakai tanda seru. Misalnya, “mainan?” atau “mainan!” memiliki arti yang berbeda.
Itu dia beberapa jenis terapi perilaku pada anak autisme yang bisa diterapkan oleh orangtua. Namun, pilihlah yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan anak ya, agar mereka bisa memperoleh kemampuan baru yang berguna untuk kehidupan mereka.