Demam menjadi salah satu kondisi yang paling sering dialami si kecil. Kondisi ini seringkali membuat Ayah dan Bunda tidak tenang. Sebab, demam pada si kecil biasanya menyebabkan anak menjadi mudah rewel, menolak makan, dan sulit tidur.
Sebenarnya, kenapa sih anak bisa mengalami demam? Apakah demam selalu mengindikasikan masalah kesehatan serius pada anak?
Dokter Spesialis Anak dr. Tita Menawati Liansyah, M.Kes, Sp.A secara tegas menjawab, demam tidak selalu mengindikasikan sakit parah. Demam layaknya sebuah alarm, bagian dari sistem pertahanan alami tubuh untuk melawan penyakit.
“Demam sendiri terjadi karena adanya suatu zat namanya pirogen, ada pirogen endogen dan eksogen. Pirogen endogen adalah zat penyebab demam yang berasal dari tubuh anak. Sementara pirogen eksogen adalah zat penyebab demam yang berasal dari luar tubuh anak,” jelasnya.
Dokter Tita menambahkan, suhu tubuh anak yang tiba-tiba naik disebabkan oleh stimulasi sel-sel darah putih yang tengah berperang memproteksi tubuh dari zat-zat pirogen.
“Ini adalah bentuk pertahanan yang menandakan bahwa ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuh anak. Bisa berupa bakteri, virus, parasit, atau penyakit lain yang mendasarinya,” tuturnya.
Tak selalu karena virus, terkadang demam juga muncul ketika anak tengah mengalami fase tumbuh gigi. Bahkan, anak demam juga bisa disebabkan oleh kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi.
Baca Juga: Marak Penyakit Epidemi Anak, Diabetes dan Hipertensi Remaja?
Lantas, Apakah Setiap Kali Badan Si Kecil Panas Artinya Demam?
Dokter yang praktik di RSIA Cempaka Azzahra dan RSU Cempaka Lima Banda Aceh ini menyebut bahwa ada banyak salah kaprah Ayah-Bunda dalam mengartikan demam.
“Seringkali Ayah-Bunda mengatakan anaknya demam hanya melalui perabaan dengan tangan semata, padahal ini tidak tepat,” tegasnya.
Seharusnya, menurut dokter Tita, pengecekan suhu tubuh anak harus dilakukan dengan menggunakan termometer yang mampu mengukur suhu anak dengan jelas.
“Anak dikatakan mengalami demam hanya jika suhu tubuhnya berada di atas normal, yakni di atas 37,5 derajat celcius. Suhu tubuh normal anak itu berada di kisaran 36,5-37,5 derajat celcius,” paparnya.
Do’s Saat Si Kecil Demam
Dokter yang juga menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ini menyebut, hal pertama yang harus Ayah dan Bunda lakukan adalah tetap tenang.
“Ayah dan Bunda jangan khawatir dan harus siap tempur dalam menghadapi demam anak,” tegasnya.
Dokter Tita turut memberikan beberapa tips dan trik yang wajib Ayah dan Bunda lakukan dalam mengangani anak yang mengalami panas demam.
- Periksa suhu tubuh anak dengan menggunakan termometer. Bukan hanya dengan perabaan tangan yang terasa hangat ya, Bun. Wajib pakai termometer untuk tahu pasti seberapa tinggi suhu tubuh si kecil.
- Matikan pendingin ruangan/AC atau kipas angin. Suhu ruangan yang dingin bisa membuat suhu tubuhnya semakin tinggi.
- Lakukan Skin-To-Skin dengan si Kecil. Setelah memastikan suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat celcius, segera buka baju anak dan lekatkan tubuh anak ke tubuh Ayah-Bunda. Biarkan hangat tubuh anak berpindah ke tubuh Ayah-Bunda dan membuat suhu tubuhnya kembali normal.
- Kompres air hangat. Bunda juga boleh menyiapkan air hangat untuk dikompres ke beberapa bagian tubuh si kecil. Mulai dari di dua ketiak, leher, kening, dan selangkangan si kecil. Pastikan untuk mengganti air hangatnya setiap 30 menit.
- Pastikan si Kecil terhidrasi dengan cukup. Jika si kecil masih dalam periode ASI, berikan ia ASI yang cukup. Berikan ia asupan cairan yang sesuai dengan kebutuhan hariannya.
Don’ts Saat Si Kecil Demam
Selain itu, ada beberapa hal yang menurut dokter Tita haram dilakukan ketika anak sedang mengalami panas demam. Di antaranya adalah:
- Membungkus anak dengan menggunakan selimut tebal/baju tebal. Pakaian hangat bisa membuat panas tubuhnya stagnan dan tak kunjung turun.
- Mengompres anak dengan air es. Masih banyak orangtua yang salah kaprah soal ini. Kompres terbaik saat anak demam adalah air hangat, bukan air es ya, Yah, Bun!
- Memandikan anak dengan air dingin. Bukan berarti anak demam tak boleh mandi, ya. Anak boleh dimandikan, namun dengan air hangat bukan air dingin.
Kapan Demam Anak Harus Segera Ditangani Dokter?
Ketika seluruh tips dan penanganan pertama yang sudah dilakukan di atas tak kunjung membuat panas badan si kecil menurun, maka sebelum ke fasilitas kesehatan, Ayah-Bunda bisa mencoba memberikan anak obat penurun panas.
“Obat penurun panas atau paracetamol baru boleh diberikan ketika tips di atas sudah dilakukan semua, ya. Jadi tak selalu setiap badan si kecil panas langsung diberikan paracetamol,” terangnya.
Dokter Tita juga memberikan instruksi dalam memberikan dosis obat penurun panas sesuai dengan berat badan si kecil.
“Dosis obat penurun panas anak adalah sekitar 10-15 mg/kg berat anak. Misal, berat si kecil ialah 10kg, maka dosis obat penurun panas dalam bentuk drop/sirup adalah 10mg x 10 = 100mg/100mg x 1ml = 1ml. Jadi, dosis yang diberikan adalah 1ml,” terangnya.
Pemberian obat anak harus diberikan setiap 4 jam sekali sesuai dosisnya. Ayah dan Bunda juga harus selalu melakukan pengecekan suhu tubuh anak dengan menggunakan termometer. Jika setelah pemberian obat suhunya sudah menurun hingga di bawah 37,5°C, maka tak perlu diberikan obat lagi.
Namun, apabila setelah pemberian obat penurun panas masih belum ada tanda-tanda demamnya turun, maka Ayah dan Bunda harus segera membawa si kecil ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Kalau dengan tips di atas suhunya makin meningkat, sudah diberikan obat penurunan demam masih meningkat, itu harus segera dilakukan pemeriksaan karena harus dicari sumber penyebab demamnya,” tutupnya.