Belakangan ini, viral seorang anak laki-laki bernama Omar di TikTok yang fasih berbahasa Inggris. Dalam akun TikTok bernama Omar and Mom, ia dan sang Bunda membagikan video keseharian mereka yang aktif bercakap-cakap dalam bahasa Inggris.
Tak heran, hal ini menimbulkan banyak reaksi positif dari masyarakat yang menyebut Omar sebagai jagoan tampan nan cerdas.
Bagaimana tidak? Omar di usianya yang baru beranjak usia 5 tahun, memiliki kosakata bahasa Inggris yang melimpah ruah dan tidak terlihat kesulitan mengungkapkannya.
Dalam beberapa videonya, ia terlihat melakukan story telling tentang berbagai hal dengan menggunakan bahasa Inggris. Melalui channel Omar and Mom, Omar dengan pintarnya membahas tentang virus corona, tentang berbagai macam hewan, bahkan meminta adik kepada sang Bunda.
Kok Omar bisa sepintar itu, ya? Coba simak fakta-fakta tentang Omar and Mom, yuk!
Baca Juga: 5 Alasan Pentingnya Anak Belajar Bahasa Asing Sejak Dini!
1. Omar Mengenal Bahasa Inggris Sejak Usia 4 Bulan
Jagoan tampan yang satu ini ternyata telah mengenali dan belajar stimulasi berbahasa Inggris sejak masih berusia 4 bulan, lho!
Bunda dari Omar, Ratih Novita Sari menjelaskan bahwa proses pengenalan bahasa sejak usia tersebut merupakan hal yang tepat.
“Anak usia 4 bulan itu kan bubbling ya, anak masih ‘bababa mamama’. Nah itu saatnya kita mulai proses exposer, jadi mengenal bahasa Inggris dari panca indera kita. Belajar bahasa inggris dari apa yang kita baca, apa yang kita dengar,” ujar Ratih ketika diundang dalam salah satu program TV.
Seiring berkembangnya Omar, Ratih mulai meningkatkan metode belajarnya dengan menambahkan practice di dalamnya. Dalam tahap ini, Omar mulai belajar untuk berbicara dan menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari dengan Mommy-nya.
2. Terlahir dari Seorang Bunda Bergelar S3 Pendidikan Bahasa Inggris
Anak yang hebat tentu terlahir dan tumbuh dari orangtua yang hebat pula. Seperti Omar, jagoan tampan yang satu ini pun tumbuh menjadi anak laki-laki yang cerdas berkat kehebatan sang Ibunda yang menjadi sekolah pertama untuknya.
Bunda dari Omar ini ternyata seorang profesor di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia juga aktif mengajar sebagai dosen di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan salah satu kampus Jakarta.
3. Buat Channel Omar & Mom Sebagai Wadah Edukasi Orangtua Muda
Omar and Mom ternyata diperuntukkan sebagai wadah edukasi bagi orangtua muda yang ingin mengajarkan anaknya bahasa asing seperti Omar.
Channel ini tak hanya menunjukkan betapa lancarnya Omar story telling dalam bahasa Inggris, tetapi Omar and Mom seringkali mengadakan siaran langsung atau Live.
Siaran ini berisi bincang-bincang tentang tips Mommy Omar mengajarkan dan mengenalkan bahasa Inggris ke putranya.
Tak hanya itu, Mommy Omar juga kerap memberikan rekomendasi buku bilingual yang dapat digunakan Ayah dan Bunda dalam menstimulasi si kecil.
Ia juga berupaya agar para orangtua muda tidak menyia-nyiakan masa golden age si kecil yang hanya ada satu kali seumur hidup.
“TikTok ini kan pangsa pasarnya bisa menyentuh semua lapisan kalangan. Aku pikir ini akan jadi media yang bagus banget untuk mengedukasi para ibu muda yang suka nggak aware dengan anak-anak di masa golden age. Padahal masa itu sekali seumur hidup dalam manusia, otak kita bekerja 90%. Jadi, di masa itu anak-anak mudah menyerap informasi apapun,” terangnya.
4. Anak Bilingual Tidak Membuat Kebingungan Bahasa
Pasti banyak dari Ayah dan Bunda yang takut anak akan mengalami speech delay atau bahkan kebingungan bahasa jika diajarkan 2 bahasa sekaligus sedari dini. Faktanya, Omar bisa lho fasih berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan baik.
Mommy Omar menyebut, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa mempelajari bahasa asing sejak dini dapat memberi efek negatif ke anak.
“Sebenarnya, tidak ada satu penelitian pun yang mengatakan bahwa anak diajarkan bahasa lebih dari satu bahasa membuat masalah seperti speech delay. Kalau kebingungan bahasa mungkin terjadi karena teknik orangtua yang mengajarkannya kurang tepat,” paparnya.
Teknik yang salah adalah dengan mencampur penggunaan bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia. Hal ini membuat si kecil kebingungan harus berbicara dengan menggunakan bahasa apa ketika berhadapan dengan orangtuanya.
Dalam mengajarkan Omar berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris, Mommy Omar memiliki tips jitunya sendiri. Ia berkerjasama dengan suami dan anggota keluarga lain agar bisa membuat Omar lancar menggunakan 2 bahasa.
Ratih akan menggunakan bahasa Inggris ketika berbicara dengan Omar, sedangkan sang suami menggunakan bahasa Indonesia dalam kesehariannya.
“Untuk case-nya Omar, kita menggunakan dua pendamping dengan media yang berbeda, sehingga dia bisa mengidentifikasi, sama ini aku pakai bahasa ini, dengan yang lain pakai bahasa ini,” jelas Ratih.
5. Omar & Mom: Ciptakan Reading Time, Ubah Mindset
Tips lainnya yang menjadi kunci Mommy Omar dalam mengajarkan bahasa asing ke si kecil ialah dengan menciptakan reading time yang teratur.
Sebelum itu, Ayah dan Bunda harus berbagi tugas dulu, siapa yang menjadi pendamping dalam mengajarkan bahasa Inggris dan mana yang bahasa Indonesia.
Jika sudah ditetapkan, maka mulailah dengan memberi stimulasi melalui buku bacaan berbahasa Inggris.
Ayah atau Bunda bisa mengajak si kecil untuk membaca bersama, mengenali huruf, kata-perkata, hingga cara mengucapkan bahasa tersebut dengan benar.
“Ciptakan reading time, jangan berikan handphone atau gadget. Berikan reading time. Buat si kecil kecanduan dengan membaca buku, nggak ada ruginya baca buku itu,” jelas Mommy Omar.
Tentu, dalam melakukan hal ini, Ayah dan Bunda harus bisa bahasa Inggris terlebih dahulu. Jangan langsung pesimis dan merasa tidak bisa, ya.
Mommy Omar juga memberikan tips supaya Ayah dan Bunda lancar berbahasa Inggris, lho. Jadi, perlu diubah mindset-nya agar semangat belajar bahasa Inggris bersama si kecil.
“Mulailah membersamai anak belajar bahasa Inggris dimulai dari 3 apresiasi dan 3 isntruksi. Bentuk apresiasinya mulai dengan membiasakan menyebut ‘good job’, ‘well done’, dan ‘you’re good’. Tiga instruksinya, ‘come here’, ‘listen to me’, dan ‘give me a hug’. Ini harus sering-sering dipakai agar terbiasa,” terangnya.