Secara umum, kegiatan stimulasi anak usia 0-5 tahun dapat dilakukan oleh orangtua di rumah. Namun, seiring perkembangan zaman, kini banyak muncul berbagai layanan kelas stimulasi yang dapat diikuti buah hati.
Tidak hanya untuk anak usia 1 tahun ke atas, tapi juga untuk bayi. Isi kegiatannya pun beraneka ragam. Mulai dari yang paling sederhana seperti playdate di mana bayi-bayi berkumpul dan berinteraksi bersama, sampai baby crawler (kelas merangkak), sensory play, baby gym hingga swimming class.
Manfaat kelas stimulasi bagi anak
Menurut Ruth Stephani, M.Psi dari Nest Psikologi, BSD, Tangerang Selatan, kelas stimulasi tersebut pada dasarnya memiliki banyak manfaat.
Baby crawler misalnya, bisa dijadikan sarana menstimulasi bayi agar semakin lancar merangkak dengan iming-iming berbagai mainan menarik.
Ada pula sensory play, yaitu suatu kelas stimulasi untuk melatih daya sensori anak. Biasanya kelas sensory play diawali dengan bernyanyi, berjoget serta mendengarkan dongeng bersama, yang berfungsi untuk memperbanyak kosa kata dan melatih pendengaran anak.
Setelah itu kegiatan akan dilanjutkan dengan mengenalkan beragam tekstur. Mulai dari lembek, kenyal, keras hingga cair.
“Harapannya stimulasi seperti itu dapat membuat anak lebih familiar dengan berbagai tekstur, sehingga nantinya akan lebih berani dalam melakukan eksplorasi,” jelas psikolog asal Universitas Indonesia ini.
Manfaat kelas stimulasi bagi orangtua
Lebih jauh Ruth juga mengatakan bahwa dengan diadakannya berbagai kelas stimulasi, maka bisa dijadikan sarana oleh orangtua untuk belajar dan mengenal lebih baik, bagaimana caranya menstimulasi anak dengan benar, aman, menyenangkan dan efektif.
“Meski demikian mengikuti kelas stimulasi bukanlah suatu kewajiban. Dengan kata lain bagi yang ingin belajar lebih jauh tentang stimulasi yang dilakukan dengan cara modern, silakan mengikutinya,” tegasnya.
Namun bagi yang tidak berkesempatan mengajak buah hatinya untuk mengikuti kelas stimulasi juga jangan bersedih hati. Pasalnya seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa stimulasi yang dilakukan di rumah dan sesuai dengan usia bayi juga mampu membuat tumbuh kembangnya lebih optimal.
Ruth juga menambahkan bahwa fenomena munculnya kelas stimulasi ini pada dasarnya juga disesuaikan dengan kebutuhan bayi, sehingga tidak serta merta harus selalu diikuti.
Sebagai contoh, apabila orangtua melihat si kecil sudah cukup percaya diri maka tentu tidak memerlukan kelas stimulasi seperti playdate. Atau mungkin jika anak tergolong aktif dan orangtua mampu menyalurkan tenaga ekstra anaknya di rumah, maka tentu tak perlu dialihkan ke kelas stimulasi semacam baby gym.
“Intinya memang harus disesuaikan dengan kebutuhan anak di rumah. Jangan sampai karena tren yang berkembang membuat orangtua jadi ambisius dan ngotot memasukan si kecil ke kelas stimulasi. Satu hal yang pasti, buatlah anak selalu merasa nyaman dan happy. Dengan demikian stimulasi yang diberikan orangtua sesuai dengan usianya bisa berjalan efektif,” tutup Ruth.