Rasanya tidak sulit menemukan penjaja minuman yang menjual boba. Dari pedagang kaki lima hingga pusat perbelanjaan atau mall, minuman berboba cukup mudah ditemukan. Rasanya yang kenyal membuat minuman jadi makin spesial. Malah bagi Sebagian orang rasanya ada yang kurang jika minuman berasa tidak diisi boba.
Tapi hati-hati, dibalik teksturnya yang kenyal, boba bisa menyimpan beragam masalah jika dikonsumsi secara berlebihan. Ditemui di RS Brawijaya Clinic Kemang, dr. Cindiawaty Josito Pudjiadi, MARS, MS, SpGK mengatakan bahwa kandungan kalori dan gula dalam minuman-minuman kekinian seperti bubble tea pada umumnya memang cukup tinggi, dan masih dapat berkurang atau bahkan bertambah sesuai dengan permintaan yang mengonsumsinya.
“Kan ada tuh yang minta tambahan boba, gula, susu, dan lain-lain, atau bahkan sebaliknya minta dikurangi. Tapi apapun itu, tak dapat dipungkiri jika bubble tea dengan topping boba pada dasarnya mengandung jumlah karbohidrat dan gula yang tinggi,” paparnya.
Lebih jauh Dokter Cindiawaty menjelaskan, masuknya kalori dalam jumlah cukup besar ke dalam tubuh seperti yang terdapat dalam bubble tea dengan topping boba, lama kelamaan bisa menimbulkan obesitas. Terlebih bila tidak diseimbangkan dengan makanan bergizi lainnya serta tidak dibarengi dengan olahraga yang cukup. Bukan hanya itu, berhubung kandungan gulanya juga tinggi, maka bukan tak mungkin jika bubble tea plus boba bisa memicu timbulnya diabetes apabila sering dikonsumsi.
“Selain itu perlu juga diketahui, karena terbuat dari tepung tapioka, boba umumnya mengandung serat. Sayangnya apabila seseorang mengonsumsinya dalam jumlah cukup banyak tanpa diimbangi dengan minum air putih, maka serat dalam boba justru akan menggumpal di dinding usus sehingga sulit dicerna dan menimbulkan sembelit atau susah buang air besar,” kata Dokter Cindiawaty lagi.
Untuk itu ia menyarankan agar konsumsi bubble tea plus boba sebaiknya dibatasi, terutama pada anak-anak. Alasannya, kemampuan makan yang dimiliki anak masih terbatas, sehingga apabila setiap kali mereka mengonsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula berlebih, tentu total asupannya menjadi tidak seimbang.
“Perlu diingat, ketika anak sedang dalam masa pertumbuhan, kelengkapan asupan gizinya harus seimbang, sehingga pertumbuhan dan perkembangnnya pun dapat maksimal. Apabila asupan karbohidrat dan lemak yang dikonsumsinya setiap hari lebih dominan, maka anak justru akan memiliki resiko obesitas dan berbagai penyakit kronis lainnya. Karenanya, usahakan batasi anak mengkonsumsi bubble tea dengan topping boba. Dengan kata lain, jangan biarkan mereka sering-sering mengonsumsinya” tutupnya.