Laki-laki yang menjadi calon Ayah ternyata bisa merasakan hamil layaknya perempuan, lho! Hal ini disebut dengan couvade syndrome.
Seperti yang kita ketahui, kehamilan hanya bisa dilakukan oleh kaum perempuan saja. Sebab, proses kehamilan terjadi di dalam rahim yang hanya dimiliki para wanita.
Meski begitu, couvade syndrome dapat membuat Ayah merasakan kehamilan seperti yang Bunda rasakan. Sindrom ini juga seringkali disebut dengan kehamilan simpatik.
Kehamilan simpatik terjadi ketika si calon Ayah malah merasakan gejala kehamilan yang biasanya dirasakan oleh Bunda yang sedang hamil.
Melansir dari Parents, kehamilan simpatik ini dialami oleh 11-97% calon Ayah di dunia. Mereka biasanya mengalami gejala kehamilan di trimester pertama dan ketiga kehamilan sang istri.
Sebenarnya, semua orang dari gender apapun yang tidak sedang hamil, bisa merasakan gejala kehamilan. Meski tidak sedang mengandung bayi, si calon Ayah bisa merasakan berbagai gejala hamil seperti mual yang konstan hingga naik berat badan seperti pasangannya yang sedang hamil.
Couvade syndrome memang kondisi yang masih belum bisa dipahami sepenuhnya, namun fenomena ini telah banyak dikenal sejak tahun 50 SM.
Baca Juga: Kapan ya Si Kecil Boleh Main dan Piara Hewan? Amankah?
Kenapa Ayah Bisa Alami Couvade Syndrome?
Peneliti percaya jika couvade syndrome sepenuhnya adalah masalah psikologi. Berdasarkan teori psikoanalisis, sindrom ini muncul karena kecemburuan Ayah terhadap kemampuan Bunda dalam ‘menciptakan’ kehidupan.
Selain itu, penyebab fenomena ini juga dianggap berasal dari empati dan keterikatan antara Ayah dan Bunda. Ayah berpeluang lebih tinggi mengalami couvade syndrome apabila memiliki ikatan yang begitu dalam dengan istrinya.
Beberapa studi lainnya berpendapat bahwa sindrom ini pun bisa hadir karena perubahan hormon yang signifikaan pada calon Ayah.
Hormonnya sebelum menikah dan setelah menikah tentu mengalami perubahan yang signifikan. Selain itu, hormon prolaktin dan kortisol pada Ayah meningkat drastis pada seminggu sebelum kelahiran.
Sementara itu, hormon testosteron Ayah yang berguna sebagai hormon seksual berada di titik terendahnya ketika Bunda melahirkan.
Hal ini juga seringkali disalahartikan dengan masalah depresi pada Ayah. Perasaan cemas dan tegang yang akhirnya menjadi masalah depresi ini seringkali terjadi pada calon Ayah ketika istrinya hamil.
Bagaimana Gejala Kehamilan yang Ayah Rasakan?
Couvade Syndrome biasanya mulai menunjukkan gejala pada calon Ayah saat trimester pertama dan ketiga kehamilan Bunda. Biasanya sindrom ini akan berhenti atau sembuh sendiri ketika si kecil telah lahir.
Sindrom kehamilan simpatik ini biasanya menunjukkan gejala yang beragam. Mulai dari:
- Mual atau muntah-muntah
- Sakit perut
- Perut kembung
- Kehilangan napsu makan
- Berat badan naik atau turun dengan signifikan
- Mengalami masalah gastritis
- Sakit gigi
- Mengalami masalah kulit
- Kaki kram
- Merasa lemah hingga pingsan
- Diare
- Sembelit
Selain itu, banyak calon Ayah yang turut merasakan gejala kehamilan dari sisi psikologi, seperti depresi dan kecemasan.
Couvade Syndrome Berbahayakah?
Umumnya, couvade syndrome tidak berbahaya. Dalam mengahadapi sindrom ini pun tak perlu melakukan perawatan spesifik yang merepotkan.
Meski begitu, ada 3 hal yang bisa Ayah lakukan ketika merasakan sindrom kehamilan simpatik ini. Berikut caranya:
- Menerapkan teknik relaksasi, seperti dengan rutin melakukan olahraaga, yoga dan meditasi.
- Konsumsi obat atau herbal. Hal ini dilakukan ketika gejala yang Ayah rasakan menyerang fisik. Seperti mual, muntah, gastritis, kembung, diare, dan semacamnya.
- Berkonsultasi ke dokter. Ayah juga bisa langsung berkonsultasi ke dokter ketika gejala yang dirasakan semakin parah dan mengganggu aktivitas. Dengan begitu, dokter bisa menganalisis apakah gejala yang Ayah rasakan merupakan bagian dari couvade syndrome atau penyakit lain.