check it now

Bayi Susah Makan: Harapan vs Kenyataan untuk Orang Tua

Merasa gagal karena bayi susah makan? Ternyata tidak semua anak langsung suka makanan baru. Cari tahu kenapa muncul rasa takut salah dan cara membangun harapan yang realistis.

Daftar Isi Artikel

Menghadapi bayi susah makan sering kali membuat orang tua merasa cemas, bahkan sampai muncul rasa gagal. Padahal, kondisi ini wajar dan banyak dialami keluarga lain. Bayi punya cara sendiri untuk mengenal makanan baru, jadi wajar kalau prosesnya tidak selalu mulus sejak awal.

Perlu diingat juga, bayi biasanya butuh waktu sebelum terbiasa dengan rasa dan tekstur tertentu. Bukan berarti menolak selamanya, hanya saja ia butuh beberapa kali mencoba dulu. Dengan memahami hal ini, orang tua bisa lebih tenang, sabar, dan tidak terbebani harapan yang terlalu tinggi.

Berapa Kali Bayi Perlu Mencoba Makanan Baru Sebelum Bisa Diterima?

Banyak orang tua mengira bayi menolak makanan karena tidak suka, padahal sering kali ia hanya butuh waktu untuk beradaptasi.

Penelitian menunjukkan bahwa bayi mungkin perlu ditawarkan makanan baru berkali-kali sebelum akhirnya mau menerima. Dilansir dari Halodoc, proses ini bisa berlangsung sekitar 10–15 kali percobaan.

Temuan serupa juga disampaikan dalam panduan kesehatan anak dari Family Health Service di Hong Kong, yang menyebutkan bayi perlu dikenalkan dengan rasa atau tekstur baru sebanyak 8–15 kali agar mulai terbiasa.

Bahkan, sebuah systematic review yang dipublikasikan oleh USDA/NESR (2019) menegaskan bahwa paparan berulang terhadap makanan, terutama buah dan sayur, sangat berpengaruh terhadap penerimaan bayi. Paparan ini tidak harus berarti langsung dimakan, tapi bisa dimulai dari sekadar melihat, mencium, atau menyentuh makanan tersebut.

Jadi, menolak di percobaan pertama bukan berarti bayi tidak akan pernah suka. Dengan kesabaran dan konsistensi, lambat laun bayi akan lebih terbuka terhadap variasi rasa baru.

Harapan vs Kenyataan: Saat Bayi Menolak Makanan Baru

Sama seperti orang dewasa, bayi juga butuh waktu untuk beradaptasi dengan rasa makanan baru. Karena itu, orang tua sebaiknya tidak langsung memiliki ekspektasi tinggi bahwa bayi akan segera menerima dan melahapnya dengan lahap. Semua butuh proses, dan proses inilah yang penting untuk dihargai.

Selain soal rasa, suasana makan pun berpengaruh besar. Bayi yang sedang lelah, rewel, atau merasa tidak nyaman akan lebih mudah menolak makanan, meski sebenarnya ia tidak benar-benar membencinya. Di sinilah pentingnya orang tua mengubah cara pandang: penolakan bukanlah tanda kegagalan, melainkan bagian dari proses belajar.

Setiap kali bayi diberi kesempatan mencoba makanan baru, baik hanya melihat, mencium, menyentuh, atau sekadar menjilat sedikit, itu sebenarnya sudah merupakan langkah maju. Dengan sudut pandang ini, orang tua bisa lebih sabar, tidak terbebani harapan yang berlebihan, dan lebih menikmati momen pendampingan makan si kecil.

Tips Praktis Menghadapi Bayi Susah Makan

Berikut beberapa cara yang bisa membantu orang tua agar lebih nyaman sekaligus membuat bayi lebih bersedia mencoba makanan baru.

Mulailah dengan porsi kecil, misalnya hanya satu atau dua sendok teh, agar si kecil tidak merasa terbebani.

Pilih waktu makan di pagi atau siang hari ketika energi bayi masih penuh sehingga suasana makan lebih kondusif. Jika makanan baru ditolak di percobaan pertama, jangan langsung berkecil hati. Bayi perlu kesempatan berulang untuk bisa menerima rasa yang asing, jadi coba tawarkan lagi di lain waktu.

Selain itu, perkenalkan variasi tekstur secara bertahap sesuai usianya, dari yang halus, lalu lembek, hingga sedikit lebih kasar.

Suasana makan juga sebaiknya dibuat menyenangkan dengan orang tua yang tenang dan tanpa tekanan, karena bayi bisa merasakan energi orang tuanya. Sesekali, libatkan bayi dalam memilih menu sederhana agar rasa ingin tahunya muncul dan ia lebih antusias mencoba makanan yang baru.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti

Daftar Isi Artikel

Updates