check it now

Anaknya Jadi Orang Terkaya di Dunia, Ini yang Diajarkan Ibu Elon Musk!

Lima hal yang diajarkan ibu Elon Musk ini sesunguhnya bukan rahasia luar biasa. Namun butuh kerja keras justru bermula dari orang tua.

Daftar Isi Artikel

Elon Musk baru saja dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia berkat nilai saham Tesla Inc, perusahaan produsen mobil listrik miliknya, yang terus membubung tinggi.

Dikutip dari Bloomberg Billionare Index, Minggu (10/1/2021), nilai kekayaan Musk mencapai 209 miliar dollar AS atau setara Rp 2.905 triliiun (asumsi kurs Rp 13.900 per dollar AS).

Ia menggeser Jeff Bezos, juragan Amazon.com yang sebelumnya bertahan sebagai orang terkaya di dunia selama tiga tahun berturut-turut.

Iron Man di dunia nyata

Popularitas Elon Musk sebagai jenius yang kaya raya, mirip tokoh Iron Man dalam fantasi, menjungkirbalikkan anggapan bahwa “mereka yang pintar akan menjadi pegawai mereka yang cerdik”.

Kekuatan Elon Musk, terutama terletak pada keahliannya belajar. Ia mampu belajar cepat dalam bidang apapun, secara efektif dan efisien. Sejak kecil ia memang sangat suka membaca.

Musk juga dikenal sebagai inovator yang terus berorientasi pada masa depan, serta memiliki jiwa entrepreneurship yang tangguh. Tesla yang kini berjaya pernah hampir bangkrut pada 2008, karena tingginya biaya operasional.

Anak Keluarga yang Bercerai

Tidak sedikit anak-anak yang mengalami luka batin karena perpisahan kedua orangtau, sehingga mempengaruhi kehidupan mereka.

Lagi-lagi, Elon Musk adalah anomali, yang menegaskan kesuksesan adalah milik siapa saja, anak dari keluarga harmonis atau yang terpaksa berpisah.

Kedua orangtuanya, Maye Musk dan Errol Musk berpisah ketika usia Elon baru 8 tahun.

Errol adalah insinyur cerdas yang sukses sebagai konsultan teknik dan biasa memanjakan anak-anaknya. Keluarganya termasuk keluarga kaya di Pretoria, Afrika Selatan.

Elon mengaku beruntung mewarisi kecerdasan dari sang ayah namun juga menyebut Errol sebagai “manusia jahat yang tak terbayangkan” ketika diwawancarai majalah Rolling Stone.

Lulus SMA, Elon lebih dulu meninggalkan Pretoria menuju Kanada, tinggal bersama sepupunya. Di sana ia bekerja keras di perkebunan.

Maye Musk, ibu Elon Musk yang juga seorang bintang

Ibu Elon Musk, Maye Musk, adalah seorang bintang. Maye bekerja sebagai model selama lima dekade sejak wira-wiri di runway New York Fashion week pada usia 15 tahun, memiliki dua gelar master di bidang nutrisi, dan dikenal sebagai ahli dan konsultan diet.

Jalan karier Maye yang panjang adalah cerminan semangat kerja keras perempuan yang menjadi ibu tunggal sejak usia 31 tahun itu.

Setelah berpisah dari suaminya yang kaya raya, Maye harus menjalankan banyak pekerjaan demi membesarkan ketiga anak mereka.

“Kami sangat miskin saat itu, sampai-sampai saya menangis ketika anak menumpahkan susu. (Bukan karena berantakan) tapi karena tak bisa lagi membeli susu sebagai gantinya,” kaya Maye seperti dikutip dari CNBC Make it.

Pada usia ke 41, Maye pindah ke Kanada menyusul Elon, dan mereka masih harus berjuang dengan budget makanan yang terbatas.

“Anak-anakku sangat baik dan sangat membantu saat itu,” kata Maye.

Maye Musk bersama ketiga anaknya, Elon dan Kimbal (kiri), serta si bungsu Tosca (kanan)
(Foto: Mayemusk.com)

Kedua saudara Elon, Kimbal Musk saat ini memiliki peternakan yang sukses, dan Tosca Musk dikenal sebagai sutradara dan produser film.

Karena itu, Maye kerap mendapat pertanyaan, bagaimana bisa membesarkan tiga anak sukses seorang diri.

Dilansir dari CNBC, Maye Musk mengaku sangat bangga atas pencapaian semua anak-anaknya.

Sebagai ibu tunggal, ia hanya bekerja keras memastikan anak-anaknya tumbuh independen dan tercukupi sandang, pangan, dan papan.

Anak-anak saya diuntungkan karena mereka melihat saya bekerja keras

Maye Musk, 72 tahun.

Menurutnya, ia tak memiliki rahasia parenting khusus selain mencontoh apa yang dulu diajarkan kepada dirinya.

Baca juga:
Mengenal Bahaya Toxic Parenting

Berikut rangkuman tips parenting penting dari ibu Elon Musk

1. Melatih anak menjadi mandiri

Maye tidak pernah memeriksa pekerjaan rumah anak-anaknya, namun menekankan bahwa semua tugas sekolah adalah tanggung jawab pelajar.

Ia juga tidak pernah mengurusi detil administrasi sekolah ketika anak-anaknya beranjak remaja. Saat harus kuliah, anak-anak Maye mendaftar dan mengurus sendiri.

“Saya tidak pernah memperlakukan mereka seperti bayi. Saya juga tidak pernah memarahi mereka. Semua itu tanggung jawab mereka,” katanya.

2. Mengajari untuk selalu jujur

Kebiasaan jujur akan membuat langkah lebih ringan dalam menjalani hidup. Maye menyebutkan ia tidak pernah memarahi anak-anaknya dan mendorong anak-anak bicara apa adanya, karena tidak perlu ada yang ditakutkan.

Membangun kepercayaan diri anak-anak akan cenderung membuat ia percaya diri apa adanya, dan tidak perlu berbohong untuk membuat orang lain terkesan.

Kebiasaan jujur juga membangun integritas yang kuat, dan sangat dibutuhkan saat dewasa.

3. Mengajari berlaku manis

Bagi Maye, anak-anak yang baik, penuh perhatian, dan berlaku sopan dengan tulus, jauh lebih penting dari rapor akademik mereka.

“Ajari anakmu sopan santun sejak kecil,” tegas Maye.

Manusia yang tulus melakukan hal-hal baik, bagaimanapun akan diterim oleh lingkungannya. Bahkan di dunia profesional ataupun bisnis, tiga kualitas diri tersebut merupakan soft skill yang mendatangan kemudahan dan kelancaran.

Siapa sih yang tidak suka diperlakukan dengan baik?

4. Mendukung anak dengan percaya

Sebagai orang tua, kita merasa lebih tahu dan cenderung ingin melindungi anak-anak sebaik mungkin. Kita takut dan khawatir anak kita gagal, takut mereka tak bisa mengatasinya.

Namun Maye mengingatkan pentingnya mendukung anak-anak dengan penuh kepercayaan.

Perlakukan mereka sebagai manusia yang punya keinginan dan cita-cita sendiri. Biarkan anak-anak memutuskan hidupnya sendiri.

“Jika mereka lebih suka memulai bisnis (daripada sekolah) dan menurut Anda itu bagus, dukung mereka,” katanya.

5. Menjadi role model yang baik

Maye Musk mengatakan tak pernah menyesali keputusannya menjadi ibu tunggal bagi ketiga anaknya pada usia 31 tahun.

Karena keputusan itu lah yang membuat ia bekerja keras, dan kekuatan ini menjadi role model sangat baik bagi ketiga anaknya.

Bahkan ia masih berkarya melewati usian pensiun pada umumnya. Tepat pada usia ke-51, ia pindah ke New York City untuk memulai kembali kariernya sebagai ahli diet.

Pada usianya yang ke-71, Maye menulis buku sebagai refleksi kehidupannya sebagai perempuan dan ibu tunggal dari tiga anak yang sukses, berjudul A Woman Makes a Plan: Advice for a Lifetime of Adventure, Beauty, and Success.

Maye mengingatkan, tak pernah ada waktu yang terlambat untuk memulai lagi apa yang dicita-citakan.

Nah, ingin anak-anak punya kualitas luar biasa? Mulai semua dari orang tua, lakukan dan tunjukkan karakter yang ingin Anda wariskan kepada sang buah hati. (*/Sic)

Baca juga: 
6 Tips Parenting dari Drakor Startup

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti