check it now

Anak Main Roleplay? Berikut Definisi, Cara Bermain, Hingga Dampaknya Bagi Si Kecil

Viral anak di bawah umur main roleplay di media sosial dengan konten dewasa. Sebenarnya, roleplay itu apa sih? Simak ya, Bunda!

Daftar Isi Artikel

Beberapa hari lalu, beredar video seorang Ayah memarahi anak yang main roleplay di TikTok. Dalam videonya, terlihat seorang anak perempuan SD berusia 11 tahun yang sedang menangis.

Ayahnya memarahi hingga mengunci media sosial anaknya, sebab putrinya melakukan aksi roleplay yang berlebihan.

Dalam akunnya, anak main roleplay hingga mengarah kepada konten dewasa. Bahkan, ia berpura-pura telah menikah dan mempunyai anak di media sosialnya. Waduh, seram sekali, ya!

Sebenarnya, roleplay itu apa sih? Kenapa anak bisa main roleplay di media sosial bahkan hingga berpura-pura menikah dan punya anak?

Baca Juga :Tips Menegur Anak Tanpa Melukai Perasaannya

Definisi Roleplay

Roleplay (RP) ialah permainan bermain peran yang dilakukan secara virtual, yakni melalui media sosial, dengan meniru sosok idola. Dalam bermain RP, mereka menirukan sikap, cara bicara, hingga keseharian idolanya demi menyempurnakan perannya.

Pemain RP biasanya berperan secara virtual melalui teks, tanpa mengungkapkan jati diri mereka sebenarnya.

Roleplay ini sebenarnya sama seperti bermain peran atau acting yang biasa dilakukan anak-anak kecil. Bedanya, anak main roleplay yang sekarang marak, bermainnya via media sosial dengan skala yang luas dan tidak terbatas.

Tema yang biasa dilakukan dalam roleplay merujuk pada sosok yang mereka tiru. Mulai dari artis K-Pop, tokok Anime, hingga selebriti Hollywood.

Cara Anak Main Roleplay

Mereka yang membuat akun RP dan bermain RP harus mengikuti beragam aturan yang ada di dalam permainan tersebut. Biasanya hal ini dilakukan di media sosial Telegram, Twitter, Instagram, TikTok, dan Line.

Meski berada dalam platform yang berbeda, aturan dalam permainan tersebut serupa. Cara bermainnya adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan aktor/aktris yang ditiru (K-Pop, Anime, Seleb).
  2. Buat akun media sosial pada salah satu aplikasi di atas.
  3. Gunakan nama dan foto idola yang ditiru.
  4. Cari grup RP untuk mempromosikan akun dan mendapat teman.
  5. Pemain RP akan diminta memperkenalkan diri sesuai idola yang ditiru di dalam grup.
  6. Pemain RP berinteraksi dengan teman RP yang lain.
  7. Setiap pemain RP dilarang mengungkap jati dirinya di dunia nyata, terutama informasi pribadinya.
  8. Pemain RP dapat menjadi IC (In Character) yang begitu mirip dengan idola yang ditiru, maupun menjadi OOC (Out of Character) yakni hanya menggunakan nama dan foto idolanya tetapi dengan karakter berbeda.
  9. Pemain RP menjalani keseharian di dunia RP sebagai idola yang ia tiru.

Kamus Istilah dalam Roleplay

Ketika anak main roleplay ada beberapa istilah yang mereka gunakan dalam berinteraksi sesamanya. Bunda harus perhatikan, istilah-istilah ini sangat berbahaya jika diketahui dan digunakan oleh anak-anak yang belum cukup usia.

Permainan roleplay ini seringkali mengarah pada penggambaran hubungan romansa yang berujung pada konten dewasa. Berikut istilah dalam roleplay yang Ayah dan Bunda harus ketahui.

  • Newbie: pemula
  • Cp: couple: pasangan
  • Sfr: send friend request: kirim permintaan pertemanan
  • Accfr: accept friend request: terima permintaan pertemanan
  • Fl: friend list: daftar teman
  • Ava: foto profil
  • Hp: help promote: bantu promosi
  • Sq: squad: geng/kelompok
  • Dorm: tempat istirahat bersama para trainee
  • Core: admin dalam sebuah grup
  • Ddk: daddy king
  • Bbg: baby girl
  • Bbb: baby boy
  • Uke: karakter laki-laki yang suka sesama jenis
  • Seme: pasangan uke
  • Butchy: karakter perempuan yang suka sesama jenis
  • Femme: pasangan butchy
  • RPRL: mengajak teman RP untuk bertemu langsung

Bahaya Anak Main Roleplay

Seperti yang Ayah dan Bunda lihat, permainan roleplay ini dapat berujung pada hal-hal berbau seksual. Bahaya yang dapat mengintai anak-anak yang main roleplay di antaranya sebagai berikut:

  1. Si kecil terpapar hal-hal berbau vulgar di usia terlalu dini.
  2. Banyak akun yang mengirimkan pesan hingga gambar porno.
  3. Berkenalan dan diajak bertemu oleh orang jahat dari media sosial.
  4. Berpeluang terkena child grooming, pedofilia, predator anak, dan semacamnya.
  5. Menjadi target penipuan dan bullying karena RP yang ia mainkan.

Psikiater sekaligus educator kesehatan mental dr. Zulfia Oktanida Syarif, Sp.KJ menyebut beberapa hal yang perlu orangtua lakukan ketika anaknya bermain roleplayer dalam Instagram @dr.vivisyarif.

Pertama ialah, orangtua harus sadar dahulu apabila permainan ini memang ada. Lalu, jika anak memang telah bermain RP, Ayah dan Bunda harus menanggapinya dengan tenang dan tanpa emosi yang berlebih.

Ayah dan Bunda harus mencari tahu alasan anak main roleplay. Setelah itu, bicarakan dengannya bahwa bermain roleplay bukanlah hal yang baik untuknya.

Alihkan dan pastikan si kecil tidak lagi terekspos dengan RP. Jika anak sudah sangat kecanduan, coba bawa si kecil untuk berkonsultasi ke psikolog dan psikiater.

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria