Seperti kata pepatah, ‘beauty is pain’ kecantikan itu menyengsarakan. Ada konsekuensi yang harus siap diterima kalau ingin mendapatkan kecantikan yang sempurna. Salah satunya adalah menjadi Almond Mom yang berhubungan dengan diet tidak sehat dan menyakitkan.
Ketika para Bunda lainnya struggle dengan anak-anaknya yang susah makan, para Almond Mom malah bahagia ketika si kecil menjauh dari makanan. Istilah Almond Mom pertama kali viral setelah Gigi Hadid menceritakan masa kecilnya yang harus diet begitu keras demi menjaga bentuk tubuh yang ideal.
Pola asuh yang jauh dari kata sehat ini dialami oleh Gigi Hadid dan adiknya, Bella Hadid. Dilansir dari Parents, Bunda mereka, Yolanda Hadid, menampilkan sikap yang tidak menyenangkan ketika Gigi mengeluh kelaparan.
Saat itu, Gigi merasa sangat lemas dan kekurangan tenaga karena hanya memakan setengah dari kacang almond. Alih-alih memberikannya makanan yang sehat dan bergizi, Yolanda Hadid meminta putri sulungnya itu untuk mengonsumsi beberapa kacang almond yang dikunyah dengan sangat perlahan dan halus.
Seperti yang kita tahu, Gigi dan Bella Hadid merupakan model internasional yang sudah berkiprah sejak usia belia. Yolanda menerapkan pola seperti itu agar anaknya bisa mempertahankan tubuh indahnya sebagai model profesional.
Hal ini tentu menjadi pro-kontra netizen. Sebab, Bunda seperti Yolanda Hadid ternyata tak hanya satu di dunia. Ada banyak Bunda yang menjadi Almond Mom, demi menuntut anaknya untuk punya tubuh yang molek dan cantik.
Sebenarnya, sikap seperti apa yang termasuk dalam Almond Mom? Apa dampak buruknya?
Baca Juga: Silent Disease Intai Bayi dan Balita, Seperti Apa Gejalanya?
Apa Itu yang Disebut Sebagai Almond Mom?
Almond Mom adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada Bunda yang sangat takut gemuk dan terobsesi menjadi kurus. Hal ini menciptakan hubungan dan perspektif negatif terhadap makanan.
Pola asuh seperti ini membuat mereka sangat sadar dan hati-hati dalam memilih apa yang mereka makan tetapi fokusnya bukan pada kesehatan.
Mereka melihat makanan sebagai sesuatu yang mampu membuatnya gemuk dan terlihat tidak menarik. Bahkan, saking anti-nya mereka dengan makanan, timbul rasa bersalah ketika mereka merasa lapar.
Almond Mom juga mampu memanipulasi anak-anaknya untuk takut makan yang bisa menimbulkan masalah gangguan makan. Bentuk manipulasi yang biasa digaungkan seperti, ‘Kamu itu nggak lapar, kamu hanya bosan’, ‘Kamu yakin mau makan itu?, ‘Makanan itu cuma enak di mulut, tapi nanti numpuk jadi lemak di pinggul’.
Sayangnya, para Bunda yang terobsesi dengan kurus ini biasanya tidak memperhatikan asupan nutrisi dan gizi anak saat membatasi makanan mereka.
Selagi anak mereka memiliki tubuh yang langsing, menjauhi makanan ‘enak’, dan merasa berdosa saat lapar, maka misinya berhasil. Tentu, hal ini sangat buruk bagi tumbuh-kembang si kecil dan membuatnya seakan bermusuhan dengan makanan.
Dampak Buruk Perilaku Ini bagi Si Kecil
Sejatinya, manusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Pentingnya pola makan yang benar dengan kandungan gizi yang seimbang membuat anak bisa hidup lebih sehat dengan berat badan yang ideal.
Dalam OSF Health Care disebutkan, pola hidup diet tidak baik bagi kelangsungan jangka panjang. Anak bisa mengalami malnutrisi yang menyebabkannya terus merasa lemas dan tidak bisa berpikir dengan baik. Seperti Gigi Hadid yang dipaksa hanya mengonsumsi kacang Almond, ia kerap merasa lemas karena kurangnya nutrisi dan serat yang dibutuhkan tubuh.
Oleh sebab itu, daripada memaksa anak untuk menghindari makanan atau melakukan diet ekstrem, lebih baik untuk menanamkan pola pikir makan secukupnya.
Cegah Jadi Almond Mom dengan Ubah Perspesktif Soal Makanan
Para ahli berpendapat, pola makan sehat seharusnya dimulai di rumah sejak masa kanak-kanak dan melibatkan lebih banyak nutrisi. Dalam membentuk pola makan yang sehat, penting untuk menggunakan lakukan beberapa hal berikut:
- Jangan melabeli makanan. Memberi label pada makanan seperti sayur-sayuran sebagai makanan ‘baik’, dan kue sebagai makanan ‘buruk’ dapat membentuk hubungan yang tidak baik dengan makanannya. Gula dalam kue juga boleh dinikmati anak dalam batas wajar.
- Timbangan anak naik tak selamanya buruk. Berfokus pada angka di timbangan dapat memicu gangguan makan. Timbangan yang naik menjadi tanda kalau anak tumbuh sehat dan tidak mengalami stunting. Daripada berfokus pada timbangan yang naik, lebih baik berfokus pada meningkatkan aktivitas anak dan memberikan mereka makanan yang berprotein agar ia bertenaga.
- Terlibat dalam persiapan makanan. Ahli mengatakan, anak-anak yang masuk ke dapur dan turut membantu dalam memasak membuat mereka tidak pilih-pilih makanan.
- Fokus pada nutrisi dan gizi pada makanan. Mengonsumsi makanan yang teratur dan sesuai porsinya dapat membantu membangun kebiasaan makan yang sehat dan membentuk badan yang ideal. Jika Bunda mengkhawatirkan kebiasaan makan si kecil, cobalah untuk menghubungi dokter anak langganan atau profesional lainnya.