Siapa yang tak kenal duo kakak-beradik ini? Mischka-Devon merupakan dua bersaudara yang telah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Keduanya merupakan peraih lebih dari 100 medali Olimpiade Matematika dan Sains Internasional.
Kakak-beradik dengan nama Mischka Aoki dan Devon Kei Enzo ini hanya terpaut usia 1 tahun saja. Mischka lahir lebih dulu pada tahun 2008, sedangkan Devon lahir pada 2009. Di usia yang masih sangat belia, Mischka-Devon sudah melakukan banyak hal bukan hanya pada diri sendiri, tetapi mengharumkan bangsa dan negara.
Keduanya memang sudah sering mengikuti kompetisi sains sejak kelas 3 SD, namun nama Mischka-Devon baru dikenal publik ketika mereka memenangkan 2 medali emas pada American Math Olympiad 2021.
Devon pernah 2 kali memenangkan Diamond Medal di World Mathematics Invitational 2021 dan 2022, Platinum Medal di Singapore School Math Olympiad, mendapat Ranking 1 dunia dalam ajang SINGA Math 2022, Vanda Internasional Sains Competition 2021, dan Hua Xia Cup Final 2022.
Sementara Mischka, berhasil menjadi Juara 1 dalam Sustainability Challenge International Competition 2021 yang karyanya ditayangkan di depan pemimpin dunia di acara PBB COP 26 di Glasgow, Scotlandia. Ia juga dinobatkan sebagai salah satu sosok inspiratif termuda dan menjadi 50 Tokoh Persona Femina di April 2023.
Mereka berdua juga mendapatkan gelar Kader Bela Negara dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Mischka-Devon pun menerima Rekor MURI atas prestasi mereka di bidang Matematika dan Sains Internasional pada awal 2022.
Ayah dan Bunda pasti penasaran dong, apa sih yang membuat Mischka-Devon menjadi sehebat ini? Ternyata ada beberapa prinsip yang tertanam dalam diri mereka untuk menjadi sesukses sekarang. Apa ya prinsipnya? Boleh diterapkan juga pada si kecil juga, lho!
Baca Juga: Mengapa Anak Bisa Jadi Pelaku Bullying? Ini 6 Sebabnya!
1. Mischka-Devon Melakukan Sesuatu yang Disukai agar Tidak Terpaksa
Mischka-Devon mengaku, segala hal yang mereka lakukan sekarang, mulai dari mengikuti olimpiade sains hingga menjadi volunteer dalam memberikan edukasi ke anak-anak Indonesia, berawal dari keinginan mereka sendiri.
Keduanya tak pernah merasa terpaksa dalam menjalani semuanya, terutama dalam belajar matematika. Mischka dan Devon memang sangat menggemari ilmu yang satu itu sejak mereka kecil.
Menurut Mischka, kepercayaan dari Ayah dan Bunda untuk membebaskan anak memilih bidang yang mereka suka dapat menjadi kunci percaya diri si kecil dan membuatnya sukses menjalani bidang yang ia tekuni.
2. Meski Sibuk, Mereka Membagi Waktu Belajar dan Bermain
Tak dapat dipungkiri, Mischka dan Devon pun terbilang masih anak-anak yang berada dalam masa pertumbuhan. Meski mereka sangat suka belajar dan memiliki kesibukan yang luar biasa, keduanya tetap meluangkan waktu untuk bermain.
Mischka mengakui, bermain itu penting untuk ia dan adiknya. Sebab, bermain merupakan momen untuk menikmati masa kecil. Ia pun sering meluangkan waktu untuk bermain dengan Devon, seperti berenang, menonton, atau bermain board games.
3. Mischka-Devon Suka Menantang Diri Sendiri
Salah satu kiat sukses yang diberikan Mischka-Devon ialah kebiasaannya dalam menantang diri sendiri. Keduanya sangat menyukai tantangan. Bahkan, keduanya seringkali berlatih soal matematika yang levelnya jauh di atas mereka untuk menantang diri sendiri.
Tantangan membuat mereka mampu mengukur kemampuan diri sendiri, menemukan peluang, dan menciptakan strategi baru dalam mengatasi persoalan.
4. Belajar Mandiri Sedari Dini
Berbagai prestasi dan pencapaian yang mereka berdua raih, tentu tak lepas dari sikap mandiri yang mereka miliki. Fyi, keduanya ternyata bisa menjadi juara olimpiade matematika tanpa bantuan tambahan les dari luar, lho.
Kedua orangtua Mischka dan Devon menanamkan prinsip pada keduanya untuk belajar mandiri dimulai sejak belajar. Misalnya, ketika mereka menemukan masalah dalam mengerjakan tugas, maka mereka akan berusaha menyelesaikannya sendiri. Kalau benar-benar stuck, baru boleh meminta bantuan.
5. Mischka-Devon Menghargai Proses dan Melihat Kompetisi Bukan dari Hasil
Salah satu prinsip sukses yang dimiliki Mischka dan Devon adalah tentang melihat kompetisi dari prosesnya, bukan hasil. Menurut Mischka, mengikuti olimpiade bukanlah hanya untuk mengasah otak, tetapi juga banyak hal lain seperti belajar berkomitmen untuk meraih tujuan, belajar menikmati proses dan menumbuhkan tekad untuk berjuang.
6. Belajar untuk Bersikap Pantang Menyerah dan Menilai Kegagalan Sebagai Cambuk
Dalam setiap kompetisinya, tentu tak selalu Mischka dan Devon meraih juara. Ada masa di mana mereka harus menelan kepahitan dan pulang tanpa penghargaan. Sebagai orang yang bermental juara, tentu hal ini tak menjadi persoalan. Kegagalan dianggap oleh Mischka-Devon sebagai cambukan yang bisa mendorong mereka untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.
7. Tidak Ada Sibling Rivalry di Antara Mischka-Devon
Kakak-adik itu biasanya sering bertengkar kan ya, Bun? Rasanya lazim kalau kakak dan adik suka bertengkar dan bersaing dalam hal pencapaian. Berbeda dengan Mischka dan Devon, tidak ada rasa persaingan dan iri hati di antara keduanya.
Devon bercerita bahwa Ayah dan Bundanya mengajarkan mereka untuk saling menyayangi dan tidak menjadikan satu sama lain sebagai saingan. Ia bahagia kalau Kakaknya meraih sesuatu, begitupun sebaliknya. Kuncinya adalah mereka saling mengapresiasi satu sama lain.
8. Menganggap Matematika Sebagai Cara untuk Belajar Memecahkan Persoalan
Hampir seluruh anak-anak ketika berhadapan dengan Matematika akan menganggapnya sebagai momok yang menakutkan. Padahal menurut Devon, melihat Matematika harus menggunakan perspektif yang lain. Sebab, Matematika bukan hanya tentang angka, simbol, dan rumus-rumus. Matematika ialah teknik yang bisa mengajarkan kita berpikir logika dalam memecahkan masalah keseharian.
9. Mischka-Devon Sepakat Public Speaking Penting Diajarkan Sedari Dini
Sudah menjadi rahasia umum, kalau Mischka-Devon memiliki kemampuan public speaking di atas rata-rata anak seusianya. Menurut keduanya, kemampuan ini seharusnya menjadi hal dasar yang diajarkan oleh orangtua sejak dini.
Sebab, sistem pendidikan saat ini yang lebih mengedepankan keaktifan siswa membuat mereka harus bisa melakukan presentasi di depan kelas. Meski hanya di lingkup kelas, kemampuan public speaking harus dimiliki anak agar ia tidak mudah gugup dan blank ketika berhadapan di depan orang banyak.
Kemampuan public speaking tak hanya pada cara seseorang berbicara, tetapi juga bagaimana memberikan gestur yang baik, melakukan eye contact, atau memilih body language di depan umum atau di hadapan lawan bicara.