Selama masa cuti melahirkan, peran Ayah sangat dibutuhkan untuk menjaga kelancaran proses pemulihan Bunda sekaligus memenuhi kebutuhan si Kecil. Ada beberapa tugas Ayah selama cuti melahirkan yang penting dilakukan, mulai dari mengurus dokumen, membantu pekerjaan rumah, hingga memastikan kesehatan keluarga tetap terjaga. Dengan kerja sama yang baik, masa awal kelahiran akan terasa lebih ringan untuk kedua orang tua.
Yuk cari tahu apa saja tugas yang harus Ayah lakukan selama Bunda cuti melahirkan!
Pentingnya Peran Suami Saat Mendampingi Istri Melahirkan
Menurut draf UU Kesejahteraan Ibu dan Anak (UU KIA), suami berhak mendapat cuti pendampingan selama 2 hari, yang dapat ditambah hingga 3 hari sesuai kesepakatan dengan pemberi kerja. Aturan ini bertujuan memberi ruang bagi Ayah untuk hadir mendampingi proses persalinan serta membantu pemulihan awal Bunda setelah melahirkan.
Kehadiran Ayah di periode ini sangat penting karena dapat mendukung kesehatan fisik dan emosional ibu sekaligus membangun bonding dengan bayi.
Berikut 7 tugas yang bisa Ayah lakukan agar kehadirannya benar-benar berarti.
7 Tugas Ayah Selama Mendampingi Bunda Cuti Melahirkan
1. Urus Administrasi Penting
Mengurus dokumen resmi seperti akta kelahiran bayi sejak awal sangat penting supaya status hukum dan data si kecil aman dan resmi.
Jangan sampai menunda urusan ini karena bisa menyulitkan ke depannya. Jadi, lebih baik Ayah ambil bagian dalam proses ini sejak hari pertama setelah kelahiran.
2. Bantu Bunda Mengurus Rumah & Si Kecil
Setelah bayi lahir, beban pekerjaan rumah dan pengasuhan otomatis bertambah.
Selama cuti, Ayah bisa membantu dengan beberes, menyiapkan makanan, atau bergantian menjaga bayi supaya Bunda juga bisa istirahat. Kerja sama seperti ini membuat proses parenting lebih ringan dan mengurangi stres di masa awal.
3. Dampingi Proses Penyembuhan dan Pemulihan Pasca-Melahirkan
Bunda butuh waktu pemulihan setelah melahirkan. Ayah bisa membantu dengan menjaga psikologis dan fisik, seperti menyediakan makanan bergizi, memastikan istirahat cukup, dan membantu menjaga kenyamanan Bunda.
Pada masa ini, kehadiran dan dukungan Ayah bisa sangat berarti serta mengurangi risiko postpartum depression.
4. Berikan Kasih Sayang dan Keamanan untuk Bayi Baru Lahir
Ayah bisa membantu merawat bayi dengan mengganti popok, membedong, menggendong, atau menemani si Kecil tidur. Selain meringankan tugas Bunda, momen sederhana ini juga membantu membangun bonding dan rasa percaya antara Ayah dan bayi sejak dini.
5. Tanggung Jawab terhadap Kesehatan dan Asupan Gizi Keluarga
Ayah bisa membantu memastikan bahwa Bunda dan bayi mendapat asupan gizi yang tepat dan lingkungan rumah bersih. Kesehatan keluarga sangat penting di periode newborn, terutama dalam mendukung ASI, pemulihan Bunda dan daya tahan bayi terhadap penyakit.
6. Atur Keseimbangan Waktu Pekerjaan dan Keluarga
Karena jatah cuti suami di Indonesia tergolong singkat, Ayah yang bekerja perlu pintar membagi waktu. Misalnya nengajukan cuti tambahan, minta fleksibilitas kerja, atau bergantian dengan anggota keluarga agar tetap bisa mendampingi. Perencanaan ini penting supaya kehadiran bukan hanya di hari pertama, tapi juga terus konsisten di minggu-minggu awal.
7. Bangun Komunikasi dan Dukungan Psikologis untuk Bunda
Melahirkan adalah proses besar secara fisik dan emosional. Ayah perlu mendampingi dengan komunikasi terbuka, mendengarkan keluh kesah, memberi semangat, dan membantu mengatasi rasa kelelahan atau kekhawatiran. Dukungan psikologis dari Ayah bisa membantu mencegah stres pasca-melahirkan dan menjaga kesehatan mental Bunda.
Kenapa Peran Ayah di Masa Newborn Penting?
Penelitian tentang peran ayah dalam masa pasca-melahirkan menunjukkan bahwa keterlibatan aktif Ayah membantu menurunkan beban ibu, meningkatkan bonding anak, serta memperbaiki dinamika keluarga.
Selain itu, regulasi saat ini di Indonesia masih memberikan cuti sangat singkat untuk pendampingan pasca-melahirkan. Journal of Universitas Negeri Surabaya+1 Namun dengan niat dan kemauan untuk ikut berperan, Ayah tetap bisa melakukan banyak hal penting tanpa harus menunggu cuti panjang — asal dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan komunikasi terbuka bersama Bunda.