Startup mengisahkan sebuah fase anak muda mengejar impian mereka, dibumbui kisah cinta yang menggemaskan. Namun, kita juga bisa mendapatkan tips parenting untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Pentingnya Role Model
Seo Dal Mi (diperankan Bae Suzy) adalah perempuan yang harus berjuang dalam kondisi tak mudah.
Saat masih SD, orang tuanya bercerai dan ia harus berpisah dengan kakak perempuan yang juga sahabatnya. Tapi kemudian, ayahnya meninggal dunia sehingga Dal Mi kemudian hidup bersama sang nenek sampai ia dewasa.
Dal Mi yang cerdas merelakan kesempatan kuliah karena ingin membeli food truck untuk si nenek berjualan. Ia pun memilih kerja serabutan hingga kemudian menjadi pekerja kontrak.
Tak punya ijazah sarjana, posisi Dal Mi pun terancam sehingga ia memutuskan untuk mengundurkan diri. Ia memutuskan mengejar impiannya: menjadi CEO sebuah perusahaan.
Dal Mi dalam drama ini adalah representasi anak muda yang positif, menggantungkan impian setinggi mungkin, dan memahami situasi.
Dalam situasi sulit, Dal Mi mengingat ayahnya yang bekerja keras mewujudkan impian membangun marketplace kuliner.
Han Ji Pyeong (diperankan Kim Seon Ho) yang besar tanpa orang tua, beruntung dekat dengan Choi Waendok yang juga nenek Dal Mi (helmoni)
Meski tak lama menumpang di kedai , Ji Pyeong belajar menerima bantuan yang tulus. Bagi anak yatim piatu yang tak pernah sekalipun diadopsi sehingga ia harus keluar dari panti asuhan, kebaikan hati haelmoni menyentuh hatinya.
Ia pun bertekad bisa membantu orang lain dengan tulus, seperti yang pernah ia dapatkan bersama haelmoni. Terbukti dengan Ji Pyeong melamar menjadi mentor di Sandbox demi bisa membantu Do San dan tim Samsan Tech-nya.
Anak tak lahir untuk membayar impian orangtuanya.
Nam Do San (diperankan Nam Joo Hyuk) yang jenius sejak kecil, terbeban untuk selalu menyenangkan orang tuanya. Saat Do San ditanya apa mimpinya, ayahnya yang menjawab : memenangkan Fields Medal, sebuah penghargaan tertinggi bagi ahli matematika di dunia.
Saat dewasa, Do San tumbuh menjadi sosok pemalu dan tidak percaya diri meski kemampuannya luar biasa. Pada satu adegan, Do San mengatakan hal paling sulit ialah memenuhi harapan ayahnya.
Hingga kemudian, ia bertemu Dal Mi yang menginspirasinya untuk mengejar impiannya sendiri.
Anak tak hidup dalam bayang-bayang orang tua
Melindungi anak sebaik mungkin adalah insting alami orang tua di mana saja. Namun membiarkannya mencari jalan sendiri meski mungkin melukai, merupakan hal bijak.
Kuatkan hati untuk membiarkan anak mengatasi persoalannya sendiri. Saat ia jatuh misalnya, tak perlu menyalahkan lantai.
Saat anak merengek minta sesuatu, tak harus selalu dituruti. Memanjakan anak sejak kecil dengan selalu mengikuti keinginan mereka merupakan jalan tersingkat untuk menjadikan mereka pribadi yang lemah.
Won Sangsu, kakak tiri Won In Jae yang selalu berada dalam lindungan ayahnya tumbuh dewasa menjadi sosok yang lemah, dan senang mengambil jalan pintas karena tak biasa berproses.
Menghargai proses, bukan sekadar hasilnya
Nam Do San kecil adalah anak cerdas yang dibanggakan orang tuanya, terutama sang ayah, ketika ia memenangkan olimpiade matematika. Namun Di San jarang mendapat apresiasi selama prosesnya.
Menghargai proses membangun rasa kepercayaan diri. Namun menghargai hasil membuat anak fokus kepada hasil, dan cenderung melebih-lebihkan.
Seperti Do San yang yang tatak berani jujur kepada orang tuanya jika ia bukan lagi CEO Samsan Tech, atau ketika ia tak sengaja mencontek jawaban saat olimpiade matematikan.
Memberi ruang berpikir dengan journaling
Menulis buku harian mungkin bukan hal populer saat ini. Apalagi menulis surat. Namun kebiasaan ini efektif untuk mengenali diri, memahami situasi dan orang lain, sehingga mampu mengambil keputusan terbaik.
Dal Mi dan Ji Pyeon yang saling bertukar surat menjalani proses journaling. Meski awalnya, surat ini hanyalah trik sang nenek agar cucunya tak kesepian, kebiasaan ini terbawa sampai dewasa.
Dal Mi digambarkan mampu mengekspresikan pemikirannya dengan baik, serta memahami situasi orang lain. Ia menjadi pribadi yang empati dan tak langsung menghakimi.
Memberi kesempatan bagi anak untuk melakukan jurnaling, menulis apa yang meresahkan atau mengganggunya, lalu membicarakannya, adalah langkah penting membangun karakternya di kemudian hari
Hubungan yang hangat
Keluarga adalah tempat berpulang yang nyaman. Keluarga akan mengerti tanpa banyak bertanya, dan siap memberi pelukan kapanpun dibutuhkan.
Saat anak mengalami kesulitan, entah karena kesalahannya atau sekadar nasib apes, beri dulu pelukan.
Seperti yang selalu didapatkan Dal Mi dari neneknya. Atau Do San dari sang mama.
Dengan begini, anak akan merasa nyaman dan tak sembunyi-sembunyi. Ia akan bisa mengutarakan masalahnya, menerima, dan percaya diri mencari solusi terbaik.
Anak juga akan mampu melampiaskan emosi negatif seperti sedih, cemas, atau perasaan tertekan, dengan cara yang positif. Do San, misalnya, memilih merajut sambil membayangkan ia sudah melampiaskan kekesalan. (*/Sic)