check it now

5 Tips Cegah Stunting pada Balita

Yuk bangun kebiasaan konsumsi gizi seimbang untuk memutus rantai stunting di Indonesia demi mewujudkan generasi emas 2030.

Daftar Isi Artikel

Masalah pertumbuhan anak atau stunting masih perlu mendapat perhatian khusus. Pasalnya pada tahun 2021, Studi Kasus Gizi Indonesia telah menemukan bahwa 24.4% balita di Indonesia mengalami kekurangan gizi atau stunting.

Menariknya, permasalahan stunting bukan semata-mata berasal dari faktor genetik namun dari asupan gizi yang belum memenuhi kebutuhan si kecil.

Oleh karenanya, para orang tua, khususnya Ibu dan seluruh masyarakat Indonesia memiliki peran kunci sebagai agen perubahan untuk menangani dan memutuskan rantai stunting.

Lebih lanjut, dokter Diana pun memberikan beberapa tips untuk cegah stunting pada balita sebagai berikut :

1. Menjaga Pola Makan Sehat

Stunting merupakan salah satu permasalahan terbesar bagi perkembangan generasi muda Indonesia. Orang tua, khususnya Ibu memiliki peran besar karena dapat menentukan keseimbangan gizi dan kesehatan anak dan diri sendiri sedari remaja. Caranya dengan membiasakan gaya hidup sehat dan pola makan seimbang,” jelas Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Diana Felicia Suganda, M.Kes, Sp.GK.

“Pola makan ibu adalah pola makan anak”

Pernah mendengar kalimat di atas? Ya, menurut sejumlah penelitian, stunting dapat terjadi sejak anak berada dalam kandungan.

Penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa 16.8% remaja, termasuk remaja perempuan, berusia 13-18 tahun memiliki tubuh kurus dan sangat kurus yang disebabkan oleh kurang makan dan asupan gizi.

“Untuk membantu menanamkan pola makan sehat dalam rumah tangga, perempuan memiliki peran penting dalam menjaga kebiasaan pola makan sehat dengan konsumsi makanan berserat, memakan sayur dan buah dan minum air putih. Dengan demikian, perempuan Indonesia dapat mengurangi risiko stunting pada anak-anaknya kelak,” terang dokter Diana.

2. Penuhi Gizi Harian

Gizi tidak seimbang meningkatkan risiko kesehatan pada ibu hamil dan janin.

“Ibu hamil yang kurang gizi bisa terkena anemia, sembelit, hipertensi, diabetes gestational, hiperemisis gravidarum atau mual muntah berlebih hingga paling buruk berisiko melahirkan bayi dengan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah),” katanya.

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memenuhi gizi harian dengan asupan yang mengandung protein, asam lemak dan asam folat, serat, zat besi, serta vitamin dan mineral.

3. Penuhi Gizi di 1000 Hari Pertama Kehidupan

Meski kondisi stunting tidak bisa diubah, namun stunting tetap bisa dicegah.

Salah satu caranya yakni dengan menjaga asupan gizi seimbang bagi buah hati di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Seperti yang kita tahu, 1000 HPK sangat penting bagi tumbuh kembang buah hati dan dapat menentukan perkembangan kecerdasan secara jangka panjang. Tidak optimalnya perkembangan otak pada masa ini juga akan berpengaruh terhadap kehidupan buah hati di masa depan.

4. Jangan Ragu Konsultasi dengan Ahli

Dengan konsultasi ke dokter gizi dan anak, orang tua dapat terus memantau kebutuhan gizi anak dan mencegah terjadinya stunting.

“Demi masa depan anak yang cemerlang, orang tua dapat berkonsultasi dengan dokter atau mencari informasi dari internet dan komunitas orang tua lainnya,” tegas dokter Diana.

5. Terapkan Pedoman Isi Piringku

Kemenkes RI

Terakhir, dokter Diana menganjurkan untuk menerapkan pedoman Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan. Isi Piringku menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring terdiri dari 50 persen buah dan sayur dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat serta protein.

“Perbaikan dan pencegahan kondisi stunting yang memengaruhi peluang kesuksesan dalam kehidupan anak menjadi komitmen orang tua serta keluarga demi masa depan anak yang cemerlang. Yuk, mari kita sama-sama atasi stunting anak Indonesia!” Tutup dokter Diana.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti