Ketika umat muslim di seluruh dunia tengah merayakan hari Lebaran, pasangan suami istri di Gresik harus menanggung duka yang teramat dalam. Pasalnya, ledakan petasan tewaskan bayi mereka yang baru berusia 38 hari.
Pasangan suami istri yang bernama Nur Hasim dan Nur Faizah ini harus merelakan kepergian bayi mereka yang berinisial N.
Bayi perempuan ini meninggal dunia lantaran kaget setelah mendengar kerasnya bunyi petasan yang dinyalakan tetangga korban di Jatirembe, Benjeng, Gresik, Jawa Timur.
Tetangga berinisial T menyalakan petasan berukuran besar di malam hari raya Idul Fitri, Sabtu, 22 April 2023. Sementara itu, lokasi T menyalakan kembang api hanya berjarak 2 rumah dari rumah korban.
Alhasil bayi N yang sedang tidur langsung kaget dan mengalami kejang ketika mendengar suara petasan yang begitu keras.
Korban pun langsung dilarikan ke bidan, lalu dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Sayangnya, meski sudah diberi penanganan oleh tim medis, pasangan Nur Hasim dan Nur Fauziah harus rela bayi tercintanya meninggal dunia.
Berikut fakta lengkap dan kronologis kasus petasan tewaskan bayi N di Gresik, yang harus dijadikan pembelajaran dan meningkatkan kewaspadaan Ayah dan Bunda.
Baca Juga: Teror Minuman Narkoba pada Anak Merebak di Korea Selatan, Bunda Harus Waspada!
1. Petasan Menggelegar dan Penuh Asap Tewaskan Bayi
Tetangga korban yang berinisial T diketahui menyalakan petasan dengan suara ledakan yang cukup keras pada malam Sabtu (22/4). Tak hanya disebabkan oleh suara yang menggelegar keras, asap dari ledakan petasan yang dinyalakan T juga memperburuk keadaan.
Pasalnya, asap dari ledakan petasan yang hanya berjarak beberapa meter ini memenuhi rumah korban. Hal ini memperburuk keadaan karena menyebabkan bayi N mengalami sesak napas yang cukup parah.
2. Kejang Ketika Mendengar Ledakan Petasan
Petasan yang dinyalakan T di malam hari menyebabkan bayi N terbangun dari tidur lelapnya. Begitu kerasnya suara tersebut hingga menyebabkan korban mengalami kejang karena kaget.
Bibi dari bayi N, Nufus, memberikan keterangan bahwa kejang yang dialami bayi N menyebabkan mata kanannya tidak bisa terbuka dan lidahnya menjulur ke atas.
Pasangan Nur Hasim dan Nur Fauziah selaku orangtua korban langsung membawa bayi N ke bidan untuk mendapatkan perawatan, lalu dirujuk ke rumah sakit karena kondisinya semakin parah.
Bayi N sempat mendapatkan tindakan medis yakni penambahan trombosit di RS Denisa sebelum akhirnya dipindah ke Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, Jawa Timur.
3. Alami Pecah Pembuluh Darah
Bayi N dirujuk ke Rumah Sakit Muhammadiyah pada Rabu (26/4). Kondisi korban saat itu sudah koma dan langsung mendapatkan perawatan di ICU.
Setelah mendapatkan pemeriksaan CT scan, diketahui bayi N mengalami pecah pemburuh darah yang disebabkan oleh kaget karena ledakan petasan.
Kejang dan pecahnya pembuluh darah juga menyebabkan sirkulasi darah dan udara di tubuh bayi N menjadi terganggu. Bunyi napasnya pun menjadi nyaring dengan suara ‘krok-krok’ yang menyayat hati.
4. Petasan Tewaskan Bayi Setelah Ditangani di Rumah Sakit
Setelah dirawat ICU, dokter kemudian menyatakan bayi N meninggal dunia pada keesokan harinya yakni, Kamis (27/4) pukul 10.00 WIB.
Bayi yang baru dilahirkan 2 hari sebelum Ramadhan ini mengembuskan napas terakhirnya setelah mengalami penggumpalan darah di bagian otak serta pembuluh darah yang pecah.
5. Keluarga Korban Laporkan Pelaku Pemasang Petasan yang Tewaskan Bayi ke Polisi
Kepergian bayi N tentunya menghadirkan luka yang teramat dalam bagi keluarga korban yang seharusnya bersuka cita menyambut Lebaran pertama dengan si kecil.
Setelah kepergiannya pun, tetangga yang merupakan pelaku penyulut petasan tidak datang melayat dan tidak ada itikad baik untuk meminta maaf pada keluarga korban.
Hal ini tentunya menyebabkan keluarga bayi N, khususnya kedua orangtuanya menjadi geram. Mereka berencana melaporkan T ke pihak berwajib atas kematian bayi N yang disebabkan oleh aksinya.