Belakangan ini, viral sebuah video seorang anak batita (bawah tiga tahun) yang diajak naik gunung oleh kedua orangtuanya. Tak main-main, batita berusia 1 tahun 7 bulan ini diajak orang tuanya mendaki gunung tertinggi di pulau Sumatera, sekaligus gunung berapi tertinggi di Indonesia, Gunung Kerinci.
Sontak, aksi ini membuat banyak disorot warganet. Banyak yang menyayangkan aksi tersebut karena dapat membahayakan keselamatan si kecil. Belum lagi, dalam video yang beredar terlihat batita yang naik gunung sangat kelelahan di tengah kepungan kabut tebal.
Lantas, bagaimana kelanjutan kisahnya? Kok boleh ya anak usia batita naik gunung? Simak info lengkap sekaligus faktanya berikut, yuk!
1. Batita Naik Gunung Viral di Media Sosial
Batita naik gunung yang viral ini bernama Isyanna Reviline Stywan yang kerap dipanggil Anna. Anna mendaki Gunung Kerinci dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut pada usia 1 tahun 7 bulan.
Batita ini terlihat menggemaskan dengan menggunakan jaket berwarna merah muda dengan didampingi kedua orangtuanya yang berpakaian ala pendaki.
Keluarga kecil tersebut melakukan pendakian Gunung Kerinci selama 2 hari, yakni pada 15 Agustus 2023 hingga 17 Agustus 2023. Ayah dari Anna, Rudy Kukuh Setiawan, mengajak putri kecilnya mendaki Gunung Kerinci bukan tanpa persiapan.
Ia bahkan sebelum mendaki sudah melakukan pemetaan Gunung Kerinci untuk melihat konddisi jalur, sumber air, dan medan yang berbahaya di gunung tersebut. Rudy juga telah mengantongi informasi mengenai tempat mana yang aman dari angin untuk mendirikan tenda hingga mencari porter yang profesional.
2. Orangtua Batita Izinnya Hanya Sampai Pos 1
Menurut Kepala Seksi Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Nurhamidi menyebut, pendakian yang dilakukan oleh Rudy memang aman dan dipandung oleh guide serta porter. Keluarga tersebut juga sudah mengantongi izin untuk mendaki Gunung Kerinci selama 2 hari dengan membawa batita.
Masalahnya, mereka awalnya menyebut bahwa pendakian hanya dilakukan hingga batas Shelter 1, artinya hanya sebatas kaki gunung dan tidak sampai puncak atau summit. Ternyata, Rudy sekeluarga malah melanjutkan mendaki hingga Shelter 2 dan 3, bahkan summit.
Beruntung, proses pendakian yang dilakukan Rudy sekeluarga tidak menemukan kendala yang berarti dan mereka berhasil turun setelah summit dengan kondisi sehat semuanya.
3. Ternyata Sudah Mendaki 22 Gunung di Usia 1 Tahun 7 Bulan
Ternyata, pendakian ke Gunung Kerinci bukanlah pendakian pertama Anna. Rudy telah mengajak putri kecilnya mendaki gunung sejak usianya masih 4 bulan. Terhitung, Anna di usia 1 tahun 7 bulan telah mendaki 22 gunung yang tersebar di Indonesia.
Ketika Anna masih berumur 4 bulan, Rudy sudah membawanya untuk mendaki Gunung Butak di perbatasan Malang dan Blitar, Jawa Timur. Selanjutnya, Anna di usia 5 bulan sudah merasakan pendakian Gunung Agung, Bali. Sebulan setelahnnya, ia melanjutkan pendakian ke Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.
Rudy bahkan mengakui sendiri bahwa ia mengajak Anna mendaki gunung itu setiap bulannya. Meski begitu, ia tak pernah memaksakan pendakiannya harus summit hingga puncak ketika bersama Anna. Ia tetap memprioritaskan keselamatan dirinya dan keluarga kecilnya di atas apapun.
4. Keluarga Batita yang Naik Gunung Tergabung Mapala Semua
Pendakian yang dilakukan keluarga kecil Rudy bukan asal-asalan. Keluarga Rudy ternyata memiliki latar belakang pendaki gunung dan pencinta alam. Inilah yang membuatnya gigih dalam mengajak anaknya mendaki gunung.
Diketahui, mulai dari Kakek, Paman, Ayah dan Bunda Anna tergabung dalam komunitas Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) ketika berkuliah dulu. Bahkan, Rudy sempat menjadi relawan SAR di masa kuliah.
5. Memangnya Boleh Ajak Batita Naik Gunung Hingga Puncak?
Ketua Umum Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI), Rahman Mukhlis, menyebut bahwa rata-rata usia anak yang boleh mendaki gunung itu 10 tahun, batas paling minimalnya pun di usia 3 tahun.
Tak hanya itu, untuk anak-anak balita pun ada batas maksimal ketinggian gunung yang boleh didaki. Dalam hal ini, batas maksimalnya ialah pada ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut. Di atas angka tersebut, gunung menjadi tempat berbahaya dan ekstrem untuk didatangi si kecil.
Orangtua yang ingin mengenalkan aktivitas mendaki pada si kecil, disarankan cukup dilakukan di kaki gunung. Batas usia ini penting dan diperlukan sebab di usia tertentu anak sudah bisa mengekspresikan berbagai hal yang ia alami. Seperti keluhan panas, dingin, atau lelah saat mendaki.
Walaupun begitu, Rahman mengaku mengajak si kecil mendaki gunung merupakan aktivitas positif yang baik untuk perkembangan karakter anak. Dengan catatan, hal ini akan efektif jika pendakian dilakukan pada usia di atas 7 tahun dengan tanggung jawab penuh orangtua terhadap keselamatan si kecil selama di gunung.