Fatherless Daughter
check it now

5 Dampak Buruk Sindrom Fatherless Daughter, Anak Jadi Rentan Depresi?

Tahukah Bunda ada yang dinamakan Fatherless Daughter Syndrome? Sindrom ini ternyata bisa menyebabkan anak rentan alami depresi. Kok bisa?

Daftar Isi Artikel

Bunda pernahkah mendengar istilah sindrom Fatherless Daughter? Istilah fatherless ini tidak hanya merujuk pada anak-anak yatim yang ditinggal ayahnya meninggal dunia, lho. Bukan juga pada anak-anak broken home. Sindrom ini bahkan bisa terjadi pada anak dengan orangtua lengkap. Kok bisa, ya?

Negara kita ini terkenal dengan sistem budayanya yang patriarkis. Sistem maskulinitas yang mendorong pria menjalankan perannya sebagai Ayah hanya dengan bekerja dan menghidupi keluarga dengan penghasilannya.

Seorang Ayah jarang dituntut untuk merawat anaknya, memberikan pengasuhan atau sekedar memperhatikan si kecil.

Inilah yang menyebabkan Indonesia masuk dalam kategori negara dengan tingkat fatherless country yang cukup tinggi.

Istilah fatherless sendiri adalah kondisi di mana Ayah tidak hadir secara biologis dan psikologis bagi si kecil. Tentu, hal ini menyebabkan kekosongan yang nyata dalam diri anak, khususnya pada anak perempuan.

Seperti yang sering kita dengar, anak laki-laki secara natural akan sangat membutuhkan Bundanya, sementara anak perempuan membutuhkan sosok Ayahnya.

Baca Juga: Atta Halilintar Ingin Jadi Sosok Ayah Seperti Ini Untuk Ameena

Kekosongan figur Ayah inilah yang kemudian menyebabkan sindrom fatherless daughter. Hal ini menegaskan hubungan pertama seorang anak perempuan dengan seorang laki-laki haruslah kepada Ayahnya.

Bunda, apa sih dampak nyata jika seorang Ayah tidak dekat atau bahkan tidak hadir dalam tumbuh-kembang anak perempuannya?

1. Sindrom Fatherless Daughter Sebabkan Self-Esteem Anak Rendah

Kehilangan sosok Ayah dalam diri anak perempuan membuat mereka memiliki self-esteem yang rendah. Mereka jadi kurang percaya diri pada kemampuan dirinya, bahkan tidak menilai dirinya sendiri berharga.

Hal ini bisa terjadi karena sosok Ayah identik dengan superman dalam keluarga. Sosok kuat yang terkesan tak punya rasa takut dan kerap jadi tameng dalam menghadapi berbagai terjalnya jalan hidup.

Ketiadaan figur Ayah yang kuat ini membuat anak tak punya contoh dalam menghadapi kehidupan. Mereka kerap takut melangkah dan kurang percaya diri dalam menghadapi segalanya.

Masalah ini berlaku holistik, mulai dari aspek akademisnya, psikologis, fisik, sosial, asmara dan sebagainya.

2. Sulit Menjalin dan Mempertahankan Hubungan Asmara

Bunda, anak perempuan yang tumbuh tanpa dekat dengan Ayahnya membuat ia kesulitan dalam memulai hubungan dengan lawan jenis.

Dalam alam bawah sadarnya, ia merasa tertolak oleh Ayahnya, sosok laki-laki pertama yang harusnya ia kenal.

Ia merasa Ayahnya tak mau dekat dengannya, tak suka dengannya, hal ini yang membuat inner child-nya membentuk self defense yang kuat. Trauma ini membuatnya tak ingin merasa tertolak lagi, tak mau dekat dengan laki-laki.

Terlebih dengan kondisi self-esteem yang rendah, sulit untuknya membuka diri untuk laki-laki. Kalau pun ia mampu berada dalam hubungan asmara, ia akan rentan dipermainkan.

3. Sering Merasa Takut Ditinggalkan dan Rentan Alami Depresi

Sindrom fatherless daughter membuat penderitanya memiliki gangguan emosional yang menyebabkan penderitanya selalu salah dan menghasilkan keputusan buruk saat menjalin hubungan dengan laki-laki.

Mereka memiliki ketakutan yang luar biasa, mereka takut ditinggalkan. Inilah mengapa banyak anak perempuan yang mengalami sindrom ini kerap menunjukkan sikap posesif.

Mereka juga kesulitan mengatur emosi, merasa kurang bahagia, memiliki tingkat frustasi dan kemarahan yang tinggi.

Perasaan takut ditinggalkan dan enggan ditolak ini juga menyebabkan mereka jadi suka mengasingkan dirinya secara emosional.

Hal ini yang kemudian menyebabkan mereka rentan alami depresi bahkan terpikir untuk mengakhiri hidup. Sebab, mereka tak tahu apa lagi yang harus mereka lakukan dan tak punya sosok Ayah sebagai tempat bersandar.

4. Sindrom Fatherless Daughter Sebabkan Anak Cepat Aktif Secara Seksual

Dalam jurnal yang dipublikasi The Family Journal, anak perempuan yang kehilangan figur Ayahnya lebih cepat aktif secara seksual.

Jurnal berjudul The Impact of Father Absence on Daughter Sexual Development and Behaviors ini menunjukkan data dari 342 remaja perempuan yang kehilangan figur Ayahnya.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak hadirnya Ayah dalam tumbuh kembang anak perempuan membuat mereka mengalami pubertas dini.

Hal ini menunjukkan adanya gejala seperti tumbuhnya payudara lebih awal, tumbuh rambut kemaluan bahkan menstruasi di waktu lebih dini.

Tak hanya itu, pubertas dini ini juga menyebabkan anak perempuan dengan kondisi fatherless daughter lebih rentan melakukan hubungan seksual dan hamil sejak remaja.

5. Berujung pada Kondisi Daddy Issues  

Daddy Issues bukanlah masalah mental, tetapi kondisi ini memengaruhi pola pikir, sikap, karakter, dan perilaku seseorang.

Anak perempuan yang mengalami daddy issues biasanya cenderung menyukai laki-laki yang lebih tua. Hal ini disebabkan karena mereka mendambakan hadirnya sosok Ayah yang mampu memberikan kasih sayang dan rasa aman. Sesuatu yang tidak mereka dapatkan sejak kecil.

Anak yang alami daddy issues juga cenderung sulit mempercayai orang lain hingga selalu menuntut perhatian, kepastian dan kasih sayang secara terus menerus. Mereka juga menjadi orang yang sangat bergantung pada pasangannya.

Efek dari tidak hadirnya sosok Ayah dalam hidup anak, terlebih pada anak perempuan, ternyata sangat berbahaya ya, Bunda.

Oleh sebab itu, mari berikan anak kasih sayang yang utuh, dari Ayah dan Bunda, agar tumbuh kembangnya baik secara fisik dan psikologis menjadi lebih optimal.

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria