Sebelum mengenal tipe temperamen anak, Bunda harus mengetahui makna temperamen seutuhnya.
Nah, ketika mendengar kata temperamen, hal apa yang pertama kali terbesit dalam benak Bunda? Apakah luapan emosi dan amarah?
Lebih dari itu, dalam dunia psikologi, temperamen tidak sebatas emosi saja. Temperamen adalah cara seseorang untuk mengekspresikan diri terhadap suatu hal dan merupakan karakter diri yang terbentuk sejak lahir.
Meski temperamen pada anak cenderung tidak terlalu banyak berubah hingga dewasa, namun faktor eksternal dari lingkungan juga berpeluang memodifikasi temperamen tersebut seiring mereka tumbuh dewasa.
9 Karakteristik Temperamen dari Alexander Thomas
Dilansir dari laman Pijar Psikologi, seorang ahli psikologi Alexander Thomas mengungkapkan ada sembilan karakteristik temperamen seseorang.
Pertama, tingkat aktivitas yang meliputi aktivitas tubuh.
Kedua, keteraturan biologis misalnya siklus tidur.
Ketiga, kemampuan beradaptasi.
Keempat tingkat sensitivitas.
Kelima, intensitas respon emosional.
Keenam, mudah atau tidaknya seseorang beradaptasi saat ia menerima stimulus tak terduga.
Ketujuh, kualitas suasana hati (positif maupun negatif).
Kedelapan, bagaimana seseorang menghadapi kesulitan.
Kesembilan, cara seseorang memberi perhatikan kepada aktivitas yang sedang dilakukan.
3 Tipe Tempramen Anak dan Cara Mengatasinya
Agar Bunda dapat menentukan pola asuh yang tepat untuk si kecil, yuk kenali tiga tipe temperamen anak berikut.
1. Easy Child
Anak dengan tipe temperamen easy sangat adaptif terhadap orang lain atau lingkungan baru. Mereka juga memiliki rutinitas tidur yang teratur sehingga suasana hatinya lebih positif.
Namun, sisi buruknya, anak dengan tipe temperamen ini sering menyembunyikan perasaannya dan ekspresi emosinya tidak terlihat.
Karena sangat easy going, orang tua perlu khawatir dengan keselamatannya. Sebab bisa saja mereka jadi lebih mudah diajak oleh orang baru yang tidak dikenalnya. Itu sebabnya penting untuk mengajari mereka batasan tentang apa saja yang boleh serta tidak boleh dilakukan.
Di samping itu, orang tua juga harus lebih peka dan sigap merespon setiap emosi anak dengan temperamen ini.
2. Difficult Child
Berbeda dengan easy child, anak dengan tipe temperamen difficult cenderung memiliki kesulitan dalam beradaptasi dengan orang dan lingkungan baru.
Disebut difficult karena biasanya anak dengan tipe temperamen ini sangat sulit mengendalikan dirinya sendiri.
Misalnya saat senang, mereka akan kegirangan sampai lompat-lompat. Tapi saat sedih atau keinginannya tidak terpenuhi mereka akan menangis, berteriak bahkan tantrum di tempat umum.
Bagi sebagian orang, mungkin anak dengan tipe temperamen ini sangat sulit diatur. Namun percayalah itu merupakan cara mereka untuk mengekspresikan dirinya.
Untuk mengatasinya, hal utama yang harus dilakukan orang tua adalah sabar. Jangan lupa ajarkan mereka untuk mematuhi aturan dan konsekuensi yang sudah ditetapkan dengan tegas. Terakhir hindari memarahi, membentak, atau memukul anak saat mereka rewel di tempat umum serta selalu temani mereka hingga emosinya mereda.
3. Slow To Warm Up Child
Anak yang memiliki tipe temperamen slow to warm up berada di tengah-tengah tipe easy dan difficult.
Meski cenderung lambat, tapi bukan berarti anak dengan tipe temperamen ini sulit untuk beradaptasi. Mereka tidak senang dipaksa dan butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi karena mereka sedikit malu saat berada di tempat baru atau berkenalan dengan orang yang baru ditemuinya.
Sebagai solusinya, orang tua bisa mengajarkan anak keterampilan sosial dan beradaptasi dengan penuh kesabaran. Tapi ingat jangan sampai memaksa anak apalagi menginginkan mereka menjadi pusat perhatian, karena itu hanya membuat mereka semakin malu, takut, dan tertekan.