Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur (Dinkes Jatim), ada 11 anak yang positif terjangkit virus polio di Jawa Timur. Dua anak di antaranya harus menjalani fisioterapi untuk pemulihan diri. Sementara 9 anak lainnya berada dalam kondisi sehat atau tidak bergejala.
Status positif polio pada 11 anak di Jatim diketahui melalu hasil surveilans. Terutama pada 9 anak yang tidak bergejala, yang ketika dicek fesesnya ditemukan virus polio.
Dua anak yang virus polionya sudah menimbulkan gejala masing-masing berasal dari Kabupaten Sampang dan Pamekasan. Keduanya sedang menjalani fisioterapi yang didampngi langsung oleh Puskesmas setempat.
Sementara yang tidak bergejala berada dalam pengawasan faskes setempat. Mereka juga diimbau untuk mengikuti imunisasi pekan polio yang akan digelar serentak selama 2 tahap, yakni pada Januari dan Februari. Proses pengawasan ini akan berlangsung selama 2 minggu hingga tiga bulan ke depan.
Virus polio yang tiba-tiba kembali meningkat ini diduga menjadi dampak dari pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020-2022. Hal ini disebabkan adanya gap pada capaian imunisasi polio di tahun tersebut.
Baca Juga: 7 Potert Gemas Surinala, Putri Chicco Jerikho & Putri Marino!
Apa Itu Virus Polio yang Terdeteksi Positif pada 11 Anak di Jatim?
Berdasarkan Kementerian Kesehatan, virus polio adalah virus yang bereplikasi di usus dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Kerusakan yang ditimbulkan dari virus ini ialah kerusakan motorneuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang.
Polio dapat menyerang segala usia, namun virus ini akan lebih ganas menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun seperti 11 anak yang positif polio di Jatim. Penyakit ini menjadi momok yang sangat ditakuti pada awal abad ke-20. Sebab, virus ini mampu melumpuhkan ratusan ribu anak setiap tahunnya.
Masa Inkubasi virus ini biasanya memakan waktu 3-6 hati. Biasanya, kelumpuhan mulai terjadi dalam waktu 7-21 hari. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus ini tidak mengalami gejala apapun dalam tubuhnya. Biasanya juga gejalanya sangat ringan dan tidak mudah dikenali.
Gejala polio dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
- Polio non-paralisis: gejalanya mulai dari menyebabkan muntah, lemah otot, demam, meningitis, letih, sakit tenggorokan, sakit kepala serta kaki, tangan, leher, dan punggung terasa kaku dan sakit.
- Polio paralisis: muncul gejala sakit kepala, demam, lemah otot, kaki dan tangan terasa lemah, dan kehilangan refleks tubuh.
- Sindrom pasca-polio: gejalanya sulit bernapas atau menelan, sulit berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas, mudah lelah dan massa otot tubuh menurun.
Kasus 11 Anak Positif Polio Picu Dinkes Jatim Kembali Galakkan Imunisasi Polio
Sesuai arahan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Jawa Timur bersama seluruh kabupaten kota menggelar Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) serentak. Kegiatan imunisasi polio berlangsung dua tahap, yakni pada 15 – 21 Januari 2024 dan 19 – 25 Februari 2024. Dinkes Jatim menargetkan jumlah anak yang mengikuti imunisasi polio hingga 4.437.679 anak.
Kadinkes Jatim Dr. Erwin Ashta Triyono, dr. Sp.PD., KPTI., FINASIM menegaskan bahwa anak usia 0-7 tahun, sejak 12 bulan kurang satu hari itu menjadi target untuk imunisasi.
Ia berharap ada semakin banyak masyarakat yang tergugah hatinya untuk datang dan memberikan imunisasi polio untuk si kecil. Pada tahap awal pelaksanaan Sub PIN ini, jumlah anak yang telah diimunisasi mencapai 1.168.443 anak. Ia berharap, target 4 juta anak terimunisasi di Jatim bisa langsung tercapai di tahap awal Sub PIN ini.
Demi Cegah Polio, Pemerintah Minta Warga Tak Buang Popok Sekali Pakai Sembarangan
Penyebaran virus polio dapat melalui kontak antar manusia. Ketika seorang anak terinfeksi polio liar, virus akan masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus. Virus polio ini bisa menyebar di lingkungan melalui feses anak yang dibuang ke saluran pembuangan yang bebas dan menginfeksi saluran air.
Virus polio dapat menyebar ketika makanan atau minuman terkontaminasi feses. Bahkan, dalam situs Kemenkes disebutkan bahwa lalat dapat secara pasif memindahkan virus polio dari feses ke makanan. Inilah yang membuat pemerintah mengimbau masyarakat untuk hidup dengan lebih bersih dan terawat.
Faktor kebersihan menjadi salah satu langkah antisipasi karena penularan polio lebiih banyak terjadi di saluran pencernaan. Maka dari itu, Kadinkes Jatim meminta warganya untuk selalu menjaga kebersihan, terutama masalah sanitasi.
Terutama dalam hal pembuangan popok sekali pakai yang tidak boleh dilakukan sembarangan. Sebab, pembuangan popok sembarangan dapat menimbulkan kontaminasi dan menular ke Sungai dan seterusnya.