Kasus Bilqis di Makassar yang sempat menghebohkan publik menjadi pengingat penting bagi orang tua untuk lebih waspada terhadap keselamatan anak.
Di tengah meningkatnya kasus penculikan anak, penting bagi ayah dan bunda untuk membekali si kecil dengan pengetahuan dasar tentang keamanan diri. Lewat langkah sederhana dan latihan konsisten, anak bisa belajar melindungi diri serta tahu apa yang harus dilakukan ketika menghadapi situasi berbahaya.
Baca Juga : Fenomena Oversharing Anak di Media Sosial, Apa Dampaknya?
Berikut enam langkah penting yang bisa orang tua ajarkan agar anak lebih waspada dan berani menjaga dirinya.
1. Ajari Anak untuk Menolak Hadiah dari Orang Asing
Jelaskan pada anak bahwa tidak semua orang yang bersikap ramah memiliki niat baik. Ajarkan untuk menolak hadiah, makanan, atau ajakan dari orang yang tidak dikenal, bahkan jika terlihat menyenangkan atau meyakinkan. Latih anak untuk mengatakan “tidak” dengan tegas dan segera menjauh ke arah yang lebih aman.
2. Latih Anak untuk Menolak Ajakan dari Orang Asing
Beri anak pemahaman bahwa mereka tidak boleh pergi bersama siapa pun tanpa izin ayah atau bunda, termasuk orang yang mengaku sebagai teman keluarga. Buatlah role play sederhana di rumah agar anak bisa berlatih menolak ajakan dengan sopan tapi tegas.
3. Biasakan Anak untuk Selalu Meminta Izin pada Ayah atau Bunda
Bangun kebiasaan pada anak untuk selalu memberi tahu ke mana pun ia pergi, bahkan ketika hanya bermain di sekitar rumah. Dengan begitu, anak terbiasa berkomunikasi dan orang tua bisa lebih mudah memantau keberadaannya.
4. Ajari Anak Mengenali Bahaya dan Berani Berteriak Minta Tolong
Anak perlu tahu bahwa berteriak bukan hal yang salah ketika berada dalam bahaya. Ajarkan kata-kata yang tepat untuk berteriak, seperti “Tolong!” atau “Saya tidak kenal dia” agar menarik perhatian orang di sekitar. Latihan ini membantu anak bereaksi cepat saat merasa tidak aman.
5. Minta Anak Menghafal Nama dan Nomor Telepon Orang Tua
Menghafal nama lengkap orang tua dan nomor telepon sangat penting, terutama jika anak tersesat di tempat umum. Jelaskan bahwa informasi ini hanya boleh dibagikan kepada petugas resmi seperti polisi, satpam, atau guru, bukan kepada orang asing biasa.
6. Latih Anak Mengenali Tempat Aman
Ajarkan anak untuk mencari tempat aman seperti kantor polisi, pos keamanan, atau toko dengan petugas resmi jika merasa diikuti atau kehilangan arah. Dengan begitu, anak tahu ke mana harus mencari pertolongan.
Dari kasus Bilqis seharusnya orang tua belajar bahwa keamanan anak bukan hanya tanggung jawab lingkungan, tapi juga hasil dari edukasi sejak dini. Sebab orang tua punya peran penting untuk menanamkan rasa waspada tanpa menumbuhkan ketakutan berlebihan.
Dengan latihan rutin dan komunikasi yang hangat, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang berani, tangguh, dan tahu cara melindungi diri.