check it now

Gadget Jadi Penyebab Si Kecil Susah Tidur! Mitos atau Fakta?

Si kecil suka main gadget di malam hari nggak, Bun?

Daftar Isi Artikel

Bukan lagi rahasia umum, semua Bunda di belahan dunia mana pun tentu kerap menghadapi masalah si kecil yang sulit tidur. Lebih mengejutkan lagi, ternyata biang kerok masalah tidur si kecil bermuara pada satu hal yang sama. Yup, gadget!

Hal ini diungkapkan langsung oleh Dokter Spesialis Anak dr. M. Fahrul Udin, Sp. A, Subsp. Resp. (K)., M. Kes., yang kerap menemukan kasus serupa di era sekarang.

Gadget itu sekarang sudah jadi habit anak-anak ya. Ini memberikan efek adiksi yang menyebabkan mereka mengalami gangguan tidur,” terangnya.

Dokter yang kerap disapa dokter Udin ini menyebut data dari American Academy of Pediatrics yang menyatakan, 20-30% anak balita mengalami sulit tidur. Bahkan 88% remaja tercatat telah mengalami insomnia sedari dini. Kondisi ini menjadi semakin parah pada anak-anak yang sudah dikenalkan gadget sejak usia 2 tahun ke bawah.

Anak yang alami masalah tidur, terutama karena gadget, tidak dapat tumbuh dengan maksimal dalam jangka panjang,” tegas dokter Udin.

Baca Juga: Bolehkah Bumil Minum Jamu atau Herbal? Ini Penjelasan Dokter

Mengapa Gadget Jadi Masalah?

Gadget bikin anak susah tidur

Dokter yang praktik di RS Mitra Keluarga Pondok Tjandra ini menyebut penggunaan gadget sebelum tidur sangat memengaruhi kualitas tidur anak.

Sinar blue lights yang muncul dari layar gadget dapat menghambat produksi hormon tidur dan menyebabkannya sulit mengantuk,” tukasnya.

Cahaya biru dari gadget dapat menekan produksi hormon melatonin yang berperan dalam mengatur siklus tidur dan bangun. Produksi hormon melatonin yang terganggu dapat menyebabkan si kecil mengalami kesulitan tidur (insomnia), tidur tak nyenyak, atau bahkan mudah terbangun di malam hari dan sulit kembali tidur.

Risiko Apa yang Muncul Ketika Anak Kurang Tidur?

Dokter Udin menyebut bahwa kebutuhan tidur si kecil itu berbeda-beda, tergantung usianya. Seiring bertambahnya usia, kebutuhan tidur anak akan berkurang secara bertahap.

Dilansir dari Journal of Clinical Sleep Medicine, kebutuhan tidur si kecil sesuai dengan usianya dapat dijelaskan dalam rincian berikut:

  • Bayi baru lahir (0-3 bulan): 14-17 jam per hari.
  • Bayi (4-12 bulan): 12-16 jam per hari.
  • Balita (1-2 tahun): 11-14 jam per hari.
  • Anak pra-sekolah (3-5 tahun): 10-13 jam per hari.
  • Anak usia sekolah (6-12 tahun): 9-12 jam per hari.
  • Remaja (13-18 tahun): 8-10 jam per hari.

Ketika si kecil mengalami gangguan tidur yang menyebabkan kebutuhan tidur hariannya tak tercukupi, tentu ada banyak risiko yang muncul. Di antaranya seperti:

  • Mudah tantrum, rewel dan agresif.
  • Anak jadi lesu, tak berenergi, dan malas bergerak.
  • Fungsi kognitifnya menurun, anak susah fokus dan sering lupa.
  • Terjadinya gangguan pemrosesan informasi. Kurang tidur menyebabkan si kecil lebih lambat dalam berpikir dan memroses informasi di sekitarnya.
  • Produksi hormon pertumbuhannya juga turut menurun. Dalam jangka panjang, hal ini memengaruhi pertumbuhan tinggi badan anak dan berisiko alami stunting.
  • Meningkatnya risiko obesitas. Kurang tidur menyebakan meningkatnya hormon grelin yang menyebabkan anak sulit kenyang dan menurunnya hormon liptin yang menyebabkannya cepat merasa lapar.

Anak yang mendapatkan kualitas tidur sesuai dengan kebutuhannya memiliki hasil kesehatan yang lebih baik. Hal ini berpengaruh pada peningkatan perhatian (fokus), perilaku, memori, kognitif, regulasi emosi, bahkan kesehatan mental & fisik.

Layaknya dua mata pisau, masalah ini juga berlaku pada anak yang tidur lebih lama dari waktu yang direkomendasikan. Mereka berisiko mengalami hipertensi, diabetes, obesitas, dan masalah kesehatan mental.

Bagaimana Cara Memperbaiki Kualitas Tidur Si Kecil?

Dokter yang kerap memberikan edukasi terkait kesehatan anak di Instagram @drudinspak, memberikan tips jitu dalam menghadapi masalah ini, Bun!

  • Buat jadwal tidur yang konsisten. Pastikan anak tidur dan bangun di jam yang sama, termasuk saat akhir pekan. Kalau jadwalnya bagus, ini membantu ritme sirkadian dan pembentukan hormonnya ikut bagus.
  • Ada rutinitas malam yang menenangkan. Momen 30-60 menit sebelum tidur bisa digunakan Ayah & Bunda untuk bercerita atau berdongeng. Ciptakan memori yang indah, lakukan doa bersama, lakukan kontak fisik yang membuat anak cepat tidur.
  • Jauhkan dari gadget 1-2 jam sebelum tidur. Cahaya biru dari layar gadget menghambat produksi hormon tidur. Sebaiknya, jangan berikan anak gadget pada usia di bawah 2 tahun.
  • Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman. Pastikan kamar tidurnya sejuk, pencahayaan redup, tempat tidurnya bersih dan rapih, juga bebas dari suara bising.
  • Atur pola makan sebelum tidur. Hindari makan besar atau makan manis 1- 2 jam sebelum tidur untuk mengurangi risiko obesitas.  
  • Maksimalkan aktivitas anak di siang hari. Semakin banyak aktivitas bermanfaat yang dilakukan si kecil di siang hari, maka ia akan lebih mudah terlelap dan mendapatkan tidur berkualitas di malam hari.
  • Atasi stress dan ketakutan anak. Ajak bicara si kecil, beri ia ruang untuk menceritakan segala aktivitasnya setiap hari. Ciptakan suasana yang aman, nyaman, dan merasa disayang oleh kedua orangtuanya.

“Meski terkesan sepele, namun tidur itu sangat dibutuhkan anak. Ini adalah waktu istirahatnya sel, momen membangun sistem imun tubuh, dan memperkuat memori jangka panjang. Jadi, pastikan segera kunjungi dokter anak jika pola tidurnya bermasalah,” tegasnya.

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria

Daftar Isi Artikel

Updates