Salah satu fase pertumbuhan yang pasti dialami si Kecil adalah fase phallic. Fase ini merupakan fase di mana si Kecil mulai penasaran dan senang memainkan alat kelaminnya.
Pertanyaannya, apakah fase ini wajar? Yuk simak jawaban lengkap dari ahlinya!
Fase Phallic Bikin Bunda Panik?
Menurut Fabiola Priscilla Setiawan, M.Psi., anak-anak tidak hanya mengalami perkembangan fisik dan mental tapi juga perkembangan psikoseksual. Nah, salah satunya adalah fase phallic.
Hal tersebut sejalan dengan teori Sigmund Freud yang membagi perkembangan psikoseksual pada masa anak-anak dalam lima fase. Mulai dari fase oral, fase anal, fase phallic, fase laten dan terakhir fase genital.
Pada fase ini, anak memang terlihat lebih sering memegang bahkan memainkan kelamin karena pusat kenikmatan terletak di sekitar alat genitalnya.
“Fase ini bisa terjadi pada anak perempuan maupun laki-laki dan itu merupaan hal wajar atau normal. Jadi tidak perlu khawatir atau panik ya, Bun,” terang Fabiola.
Baca Juga : Tahap Edukasi Seks pada Anak Sesuai Usia
Hadapi dengan Tenang dan Tidak Perlu Khawatir
Umumnya, pada usia 3-5 tahun anak akan mulai memperhatikan serta bisa membedakan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
“Karena rasa ingin tahunya yang tinggi terhadap alat kelamin serta cara si Kecil untuk mengeksplorasi tubuhnya lah fase phallic muncul,” imbuh Fabiola.
Fabiola juga menegaskan bahwa Ayah dan Bunda tidak perlu khawatir akan hal ini. Pasalnya, seperti ase lainnya, seiring pertambahan usia anak, fase phallic pun akan menghilang.
“Hadapi dengan tenang, ya. Pasalnya perilaku pada fase ini merupakan proses psikoseksual yang wajar karena tidak didasarkan pda hasrat seksual,” katanya lagi.
Meski demikian, sebaiknya Ayah dan Bunda tetap perlu memberikan bimbigan dan dukungan yang tepat sehingga si Kecil dapat melalui fase ini dengan lebih nyaman.
Selain itu, pemberian edukasi yang tepat juga dapat menghindari mereka dari hal-hal buruk di kemudian hari.
Tips Menghadapi Fase Phallic pada Anak
Di akhir kesempatan, Fabiola membagikan tips untuk Ayah dan Bunda bagaimana cara menghadapi fase phallic yang tepat.
- Siapkan waktu khusus yang berkualitas untuk mempererat komunikasi antara orang tua dan anak
- Berikan pendidikan seksual yang tepat sesuai usia anak bila perlu gunakan bahasa yang sederhana atau nyanyian
- Beri tahu perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan setiap kali selesai BAK atau BAB
- Perbanyak aktivitas yang dapat membuat anak lebih aktif dan produktif agar perhatiannya tidak terus berpusat pada alat kelaminnya