Mengasuh anak merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Untuk menunjang tumbuh kembang si Kecil baik secara fisik maupun psikis, Ayah dan Bunda perlu mempelajari serta memilih gaya parenting yang ideal untuk mereka. Salah satu gaya parenting yang bisa Ayah dan Bunda terapkan adalah gentle parenting.
Gentle parenting disebut-sebut sebagai pola asuh ideal karena orang tua mengasuh anak secara lebih positif dan damai. Alhasil anak akan lebih bahagia dan dapat mengontrol emosinya dengan baik.
Baca Juga : 7 Tips Parenting Ala Kak Seto, Harus GEMBIRA!
Dijelaskan oleh Psikolog Klinis Anak dari Vajra Counseling, Grace Eugenia Sameve, M.A., M.Psi., Psikolog, gentle parenting merupakan gaya pengasuhan yang memiliki empat elemen utama yaitu empati, respect, understanding dan batasan.
Lewat empat elemen tersebut orang tua akan selalu berusaha untuk memahami perasaan anak, menghormati keputusannya, memberi pengertian, namun tetap dengan batasan yang telah ditentukan.
Biasanya orang tua akan bertanya pada diri sendiri ketika menghadapi perilaku anak seperti “Kenapa anak saya melakukan ini?”, “Bagaimana perasaan mereka?” dan “Apa yang ingin saya capai?”.
“Gaya pengasuhan ini juga menekankan pemahaman orang tua mengenai tahap perkembangan dan usia anak, termasuk perkembangan yang wajar dan tidak,” imbuh Grace.
Gentle Parenting : Mengasuh Anak Tanpa Marah-Marah?
Pertama, Ayah dan Bunda harus bisa membedakan antara disiplin dan marah-marah. Karena orang tua yang disiplin tidak melulu harus marah-marah, begitu sebaliknya orang tua yang selalu marah-marah belum tentu disiplin.
Bukan hanya efektivitas yang dipertanyakan, berbagai studi menunjukkan bahwa orang tua yang sering marah-marah bisa membuat lingkungan rumah menjadi tidak nyaman. Hal ini tentu bukan hanya memengaruhi kesejahteraan anak, tapi juga proses tumbuh kembangnya.
“Pola asuh gentle parenting bukannya anti-disiplin, namun strategi disiplin dari orang tua yang mengadopsi pola asuh ini tidak dengan marah-marah,” imbuh Grace.
Manfaat dan Cara Orang Tua Menerapkan Gentle Parenting kepada Si Kecil
Dengan menerapkan gentle parenting, kata Grace, risiko depresi, kecemasan maupun substance abuse pada anak dan remaja dapat berkurang.
“Selain itu, pendekatan ini juga mendukung kualitas hubungan antara orang tua dan anak. Apalagi mengingat salah satu cara belajar anak adalah dengan meniru orang terdekatnya yaitu orangtua,” lanjutnya.
Bagi orang tua yang ingin menerapkan gentle parenting, berikut beberapa hal yang perlu diketahui dan dipersiapkan :
- Pahami konsep gentle parenting,yakni memperlakukan anak dengan penuh penghargaan dan memastikan ekspektasi terhadap anak realistis sesuai usianya
- Lakukan refleksi terkait gaya pengasuhan yang diterapkan selama ini dan tentukan perubahan-perubahan yang ingin diupayakan
- Mulai buat target perubahan dengan konsep S.M.A.R.T (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Timely)
- Beri waktu terhadap diri sendiri maupun anak untuk membiasakan proses perubahan ini
- Libatkan semua pihak yang turut mengasuh anak, apresiasi progres maupun upaya yang ditunjukkan dan lakukan evaluasi secara berkala
Tantangan yang Perlu Orang Tua Hadapi
Setiap gaya pengasuhan pasti memiliki tantangannya, tak terkecuali gentle parenting.
Grace mengungkapkan pola asuh ini juga memiliki tantangan tersendiri, terutama saat orang tua baru memulai menerapkannya.
“Kadang orang tua perlu waktu untuk ‘menguasai’ diri atau belajar menenangkan diri supaya bisa tetap gentle saat menghadapi anak. Selain itu, sangat mungkin anak perlu waktu untuk bisa ‘menerima’ pola asuh ini. Terlebih jika jauh berbeda dengan pola asuh yang biasa ia terima,” ungkapnya.
Lalu apakah pola asuh ini cocok untuk di terapkan pada setiap anak?
Hal penting yang perlu diingat, gentle parenting awalnya diterapkan oleh orang tua di negara lain. Sehingga tentu perlu ada penyesuaian di ranah budaya dan konteks lokal.
“Jadi, kalau ditanya cocok, menurutku, di saat yang sama ada banyak sekali elemen-elemen dari gentle parenting yang bisa bermanfaat jika diterapkan dengan penyesuaian yang tepat. Prinsipnya bisa diikuti, namun teknk spesifiknya perlu disesuaikan tergantung profil anak masing-masing,” tutup Grace.