check it now

Anak TK Jadi Korban Pelecehan Teman Sekelas, Kok Bisa?

Kasus pelecehan seksual di Indonesiaa sudah di level darurat! Yuk, edukasi dan jaga anak-anak kita ya, Yah, Bun!

Daftar Isi Artikel

Seorang anak laki-laki yang masih duduk di bangku TK (Taman Kanak-kanak) di Pekanbaru, menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh teman sekelasnya. Lebih parahnya lagi, pelecehan seksual ini dilakukan sesama jenis.

Dari informasi yang terhimpun dari keluarga korban, diketahui bahwa kejadian korban pelecehan yang masih duduk di bangku TK ini terjadi pada Oktober 2023. Sementara itu, Ayah korban baru menyadari perubahan perilaku putra kecilnya pada November 2023.

Dalam media sosial Instagram orangtua korban @onynst, ia menjelaskan hal apa yang sebenarnya menimpa putra kecilnya.

ANAK SAYA COWOK, PELAKUNYA JUGA COWOK.Semoga dari kejadian yang menimpa anak kami, para orangtua lebih aware lagi tentang apa yang dialami anak di sekolah, tanpa terkecuali anak TK. Selalu tanyakan apa saja yang mereka lalui di sekolah, belajar apa, main apa, sama siapa” tulisnya.

Kejadian yang menimpa sang anak tentu memberikan luka yang teramat dalam bagi dirinya dan keluarga. Tak hanya itu, korban pelecehan yang masih duduk dibangku TK juga menunjukkan trauma psikologis yang besar.

Baca Juga: Serba-Serbi Mata Minus pada Anak, Bisa Sembuh Alami?

Anak TK yang Jadi Korban Pelecehan Seksual Mengalami Perubahan Perilaku, Mulai dari Tantrum hingga Suka Menunjukkan Alat Kelamin

Pelecehan seksual yang menimpa korban tentu memberikan dampak yang besar dalam segi psikologisnya. Orangtua korban bercerita, anak laki-lakinya yang baru berusia 5 tahun 6 bulan ini kerap memegang kelaminnya sendiri. Ia juga seringkali mudah marah dan tantrum ketika dilarang menyentuh dirinya sendiri.

Putranya juga sering mempraktikkan gerakan seperti rukuk. Bahkan, korban pernah meminta Ayahnya untuk berdiri di belakang korban dan mendekat ke bagian belakangnya. Korban juga seringkali memperlihatkan alat kelaminnya ke Ayah dan Bundanya.

Perilaku ini tentu menimbulkan tanda tanya besar di benak kedua orangtua korban. Mereka pun semakin gencar bertanya dan memberikan pengertian pada putranya agar tidak takut bercerita.

Tepat pada 3 November 2023, korban akhirnya mengaku ada yang mengajarinya untuk membuka celana di TK. Ia turut bercerita tentang berbagai pelecehan dan kekerasan seksual yang telah ia alami di sekolah.

Mendengar penuturan tersebut, Ayah dan Bunda korban lantas membawa putranya ke psikiater dan melakukan visum di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau. Selain itu, keduanya juga datang ke sekolah untuk meminta pertanggungjawaban atas apa yang menimpa putra mereka.

Sayangnya, tanggapan dari pihak sekolah sama sekali tidak membantu penyelesaian kasus pelecehan seksual yang menimpa korban. Berdasarkan penuturan orangtua korban melalui media sosialnya, diketahui bahwa pelaku sudah mengakui aksi pelecehan seksual sesama jenis yang dilakukan ke korban.

Pada tanggal 29 Desember 2023, pelaku akhirnya mengakui segala tindakan pelecehan dan kekerasan seksual apa saja yang dilakukan ke anak kami. Dari pengakuan pelaku juga, dia memperlakukan anak kami seperti itu dikarenakan menonton video porno di hp Ayahnya!” tulisnya.

Kak Seto Ikut Turun Tangan dan Berkunjung Mendampingi Kasus Korban

Dalam menuntaskan kasus ini, orangtua korban juga tengah berjuang agar bisa mendapatkan keadilan dan membantu menyembuhkan luka mental yang dialami oleh putra mereka tersayang. Beruntungnya, Kak Seto sebagai Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) ikut turun tangan dan membantu mendampingi penyelesaian kasus tersebut.

Kak Seto terlihat menjenguk anak TK yang menjadi korban pelecehan seksual, langsung ke Pekanbaru. Ia juga telah menghubungi psikolog terdekat untuk bisa memberikan penanganan yang lebih profesional terhadap kondisi psikis korban.

Kak Seto berharap, perlakuan dan terapi yang tepat tak hanya ditujukan pada korban, tetapi juga pelaku. Sebab menurutnya, pelaku pelecehan seksual pun awalnya juga korban.

Meski begitu, ia optimis proses penyembuhan mental dan psikis korban akan pulih dengan segera. Hal ini didukung oleh lingkungan keluarga korban yang sangat ramah anak dan keberadaan orangtua yang sangat komunikatif.

Kak Seto turut mendesak dinas pendidikan setempat untuk memberikan pembinaan terhadap sekolah. Sebab, sekolah harus layak anak dan wajib menjaga agar tidak ada kekerasan terhadap anak baik oleh sesama siswa maupun guru.

Pihak Sekolah Seolah Tutup Mata dan Cuek dengan Kasus Anak TK yang Jadi Korban Pelecehan Seksual

Dalam kasus ini, yang semakin membuat orangtua korban dan publik geram adalah pihak sekolah yang terkesan menutup mata dan tidak peduli terhadap apa yang menimpa korban. Bahkan, pihak sekolah malah terkesan menutup-nutupi dan melindungi pelaku daripada turut membela korban.

Melaui sosial medianya, orangtua korban turut membagikan percakapan yang terjadi antara dirinya dengan sang kepala sekolah.

Ia mengaku kecewa karena pihak sekolah terkesan sangat menyepelekan kondisi putranya bahkan tak ragu meminta orangtua korban untuk mencari sekolah baru dan mengancam tuntutan atas pencemaran nama baik sekolah.

Sebelumnya anak saya kena penganiayaan 3x sampai mental anak saya kena (nggak mau masuk sekolah), malah disuruh untuk cari sekolah lain! Benar-benar tidak ada hati sedikitpun. Anak saya itu korban bukan pelaku!” ungkapnya dalam media sosial.

Merasa geram dengan respon sekolah, kedua orangtua korban pun setuju untuk membawa kasus ini ke ranah hukum. Kasus ini pun mendapat banyak simpati dari warganet yang turut mendoakan agar apa yang terjadi pada korban segera selesai dengan baik dan tidak terulang.

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria

Daftar Isi Artikel

Updates