Media sosial TikTok tengah diramaikan dengan video animasi viral yang kerap diikuti oleh banyak anak-anak. Konten tersebut terkenal dengan nama ‘Skibidi Toilet’.
Sayangnya, konten Skibidi Toilet yang viral dan banyak diikuti oleh anak, bukan sesuatu yang memberi dampak positif. Sebab, video animasi yang tergolong unik ini, menampilkan video dengan lagu yang aneh.
Dalam beberapa video yang viral di TikTok, anak-anak meniru gerakan Skibidi Toilet dengan berjongkok, menggerakkan kepala, mata dan mulut, diiringi dengan lagu-lagu yang aneh.
Seperti konten yang dipublikasi akun TikTok @blaugrana2212 yang memvideokan seorang anak kecil yang sedang melakukan gerakan janggal sambil menyanyikan lagu aneh.
Konten yang telah dilihat sebanyak lebih dari 4 juta kali ini mendapatkan beragam reaksi dari warganet. Seperti yang ditulis oleh @sindyaulia, “adik gw juga gini”. Selain itu, ada pula warganet yang menulis, “jauhi dia dari gadget atau atur screentimenya,” tulis @princesscharlottie.
Baca Juga: Viral Anak Sekolah Berduaan Digrebek di Toilet Mall, Mengapa?
Apa Itu Skibidi Toilet?
Skibidi Toilet merupakan serial animasi yang bermula ditayangkan di Youtube pada Februari 2023. Serial ini kemudian viral di media sosial, terutama TikTok sejak perilisannya tersebut.
Alur cerita yang ada di animasi ini pun tergolong aneh. Sebab, animasi ini bercerita tentang fantasi di mana ada pasukan penjahat toilet yang menguasai dunia.
Isi dari animasi ini ialah menampilkan kepala yang muncul dari lubang toilet dengan mata melotot. Kepalanyaa tersebut bisa berjoget, memanjang, bahkan berputar hingga 180 derajat.
Animasi yang diunggah oleh akun ‘DaFuq!?Boom!’ ini, telah ditonton lebih dari 20 juta kali. Akunnya pun masih terus aktif mengunggah video baru dengan konten yang serupa.
Mengapa Tren ini Berbahaya untuk Si Kecil?
Seperti yang kita tahu, anak kecil sangat senang mencontoh dan meniru apa yang dilihatnya. Begitu pula ketika mereka melihat tayangan animasi Skibidi Toilet.
Skibidi Toilet sudah menjadi sebuah sindrom. Entah kesenangan macam apa yang mereka lihat dari konten tersebut, tetapi sindrom ini telah menjerat otak anak untuk mencontoh apa yang ada dalam video.
Padahal, konten tersebut menampilkan animasi dan jalan cerita yang tidak masuk akal dan aneh. Bahkan, ada beberapa episode yang menunjukkan kekerasan, pencabulan, hingga sekte yang menyesatkan. Jangankan ditiru, kalau bisa jauhkan si kecil dari tontonan semacam ini dari media sosial.
Bunda perlu tahu bahwa si kecil belum sampai pada perkembangan koginitif dan emosional yang matang. Tontonan seperti ini dapat memberikan dampak berbahaya padanya. Sebab, setiap konten yang ia lihat akan membuatnya belajar tentang perilaku orang lain.
Jika si kecil terbiasa melihat konten yang aneh bahkan memuat kekerasan, maka jangan heran kalau ia tumbuh menjadi anak yang berperilaku aneh, menyimpang dan tidak sesuai norma.
Konten semacama Skibidi Toilet juga memungkinkan si kecil mengalami berbagai masalah emosional. Mulai dari timbulnya rasa cemas dan takut berlebih, hingga berpengaruh pada mentalnya.
Bagaimana Cara Menghindari Pengaruh Tren Skibidi Toilet pada Anak?
Cara terbaik dalam menghindari pengaruh tren Skibidi Toilet pada si kecil adalah dengan mengelola penggunaan media sosialnya. Ayah dan Bunda tak harus langsung melarang anak menggunakan gadget, melainkan membatasi dan memberikan edukasi padanya secara bertahap. Apa saja ya caranya? Simak ulasannya berikut:
- Batas Usia. Sebelum memberikan akses gadget dan media sosial pada anak, penting untuk memberi target usia yang cukup untuk aktif di internet. Selain itu, pastikan pula konten-konten yang si kecil akses sesuai dengan usia mereka.
- Ajak Diskusi dan Edukasi. Sebagai orangtua, Ayah dan Bunda tak boleh hanya memberikannya gadget tanpa dilanjut dengan diskusi dan edukasi. Bicarakan kepada si kecil tentang apa itu media sosial, apa saja konten yang berbahaya dan tidak pantas, serta cara merespon orang lain di media sosial. Tak hanya itu, beritahu si kecil untuk tidak sembarangan memberikan informasi pribadi ke orang lain di internet. Seperti alamat rumah, sekolah, foto-foto pribadi, dan semacamnya.
- Atur Screentime. Cara yang juga bisa dilakukan adalah dengan mengatur screentime atau membatasi waktu anak dalam bermain gadget. Misalnya, anak boleh akses media sosial hanya pada hari Sabtu-Minggu, atau batas main media sosial per harinya hanya 2 jam, dan sebagainya.
- Bersikap Sebagai Contoh. Dalam membuat aturan untuk anak, Ayah dan Bunda juga harus turut memberi contoh tentang bagaimana seharusnya menggunakan media sosial dengan bijak. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan menjauhkan gadget ketika sedang berinteraksi dengan si kecil.
- Terbuka dan Aktif Terlibat. Ayah dan Bunda juga harus terbuka dalam menanggapi anak yang mulai mengeksplor media sosial dan terlibat dalam pengawasannya. Jangan ditinggalkan sendiri ya, Yah, Bun.