check it now

Tips Atasi 6 Perilaku Buruk Anak yang Tak Boleh Bunda Biarkan!

Siapa yang masih menyepelekan perbuatan buruk atau tidak sopan si kecil karena menganggap mereka masih anak-anak? Jangan keliru ya Bun, sebab masih anak-anak maka harus diberitahu mana yang benar dan salah! Simak ulasannya, yuk!

Daftar Isi Artikel

Perilaku buruk anak biasanya muncul pada masa tumbuh kembangnya. Hal ini bukan berarti tanda bahwa anak nakal atau anak tidak bisa diatur kok, Bun!

Seringkali, perilaku buruk anak muncul karena dia berada dalam tahap ekplorasi terhadap sekitarnya. Ia juga mencontoh berbagai perilaku yang ditampilkan orang-orang terdekatnya. Mulai dari keluarga, saudara, teman, bahkan orang-orang yang berlalu-lalang.

Dalam jurnal The National Academies, lingkungan begitu penting dalam pembentukan anak pada tahun-tahun awal kehidupan mereka. Pengaruh dari luar ini memberikan dampak besar bagi pertumbuhannya hingga dewasa.

Di usia yang masih sangat dini, anak masih belum bisa mengontrol dirinya. Mereka belum tahu bahwa apa yang mereka lakukan termasuk dalam perilaku buruk.

Maka dari itu, penting bagi Ayah dan Bunda untuk segera mengoreksi perilaku buruk yang anak lakukan supaya mereka tahu dan mengerti bahwa yang mereka lakukan adalah suatu hal yang salah.

Seperti apa sih perilaku buruk anak yang suka bikin pusing orangtua di masa tumbuh kembangnya? Simak ulasannya, ya!

Baca Juga: 7 Tips Anak Tidur Lebih Awal dan Manfaatnya, Coba Yuk!

1. Perilaku Buruk Anak Suka Marah-Marah

Seringkali ada masa di mana anak-anak merasa gampang marah di setiap kondisi. Hal ini biasanya dipicu oleh faktor tantrum yang masih belum bisa ia kendalikan.

Meski seringkali sikapnya membuat Ayah dan Bunda sebal, tetapi kalian perlu tahu bahwa sikap rewel anak disebabkan oleh dirinya yang belum paham bagaimana menyatakan keinginannya dengan benar.

Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Dalam menghadapi anak yang suka marah-marah, jurus pertama yang harus Ayah dan Bunda miliki adalah kesabaran yang ekstra.

Dengan kesabaran yang tanpa batas, Ayah dan Bunda perlu mengulik kondisi emosional yang sebenarnya dialami anak. Berbicara dari hati ke hati dan tanyakan apa yang sebenarnya ia inginkan.

Teguran yang tidak disertai emosi dapat membuatnya merasa disayangi dan dimengerti. Jika Ayah dan Bunda berhasil membuat suasana menjadi nyaman, maka si kecil pun dapat terbuka dengan perasaannya yang sebenarnya.

2. Anak Suka Memotong Pembicaraan

Perilaku buruk anak yang biasanya terjadi di masa pertumbuhannya ialah sukaa memotong pembicaraan orang lain. Ketika misalnya Ayah dan Bunda sedang mengobrol, ada kalanya anak tak berhenti mengganggu dan menyela hingga Ayah dan Bunda bersedia mendengarkannya.

Hal ini tentu tak boleh dibiarkan begitu saja, lho! Sebab jika dibiarkan, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang narsistik dan suka menyela orang lain.

Cara menghadapi anak yang berperilaku seperti ini adalah dengan bersikap tegas padanya. Jelaskan pada si kecil bahwa apa yang ia lakukan merupakan perilaku buruk. Minta anak untuk bersabar menunggu pembicaraan orang lain selesai sebelum mulai berbicara.

3. Perilaku Buruk Anak Pura-Pura Tidak Mendengar

Pernahkah Bunda merasa jengkel ketika anak diminta mengerjakan sesuatu, ia berpura-pura tak mendengar dan tetap melanjutkan aktivitasnya? Bahkan membuat Bunda harus mengatakan hal yang sama berulang-ulang? 

Perilaku buruk ini seringkali terjadi ketika si kecil merasa asyik sendiri dengan aktivitasnya. Jika perilakunya dibiarkan, maka anak akan tumbuh menjadi orang yang apatis dan bodo amat.

Untuk itu, Ayah dan Bunda perlu memberi stimulasi berlebih pada anak ketika ia mulai menunjukkan perilaku ini. Stimulasi lebih yang dapat dilakukan mulai daari memanggil namanya, menyentuh pundaknya, saling bertatap muka, bahkan bila perlu mematikan televisi yang ia tonton atau merebut gadget yang ia gunakan.

Hadapi ia dengan cara yang tegas, namun tetap terkontrol ya, Bun. Jangan memarahinya sambal berteriak.

4. Anak Suka Mengambil Milik Orang Lain Tanpa Izin

Jika perilaku buruk anak mulai terlihat seperti mengambil mainan temannya tanpa izin, merebut makanan yang dimiliki kakak atau adiknya, atau mengambil barang yang bukan miliknya, maka hal ini perlu Ayah dan Bunda tindak tegas.

Jelaskan padanya bahwa ia tidak bisa melakukan segala hal sesuka hatinya. Sebelum melakukan sesuatu atau mengambil barang yang bukan miliknya, ajarkan ia untuk meminta izin terlebih dahulu. Sebab, apa yang ia lakukan dapat membuat orang lain sedih dan marah.

Ajarkan empati dengan membuatnya seolah berada di posisi orang lain yang barangnya direbut secara paksa. Biarkan ia mengidentifikasi emosinya dan menentukan sikapnya dari perasaan tersebut.

5. Perilaku Buruk Anak Suka Berbohong

Anak-anak memang menjadi masa di mana imajinasinya melambung tak terbatas. Terkadang, ia suka tak bisa membedakan mana yang menjadi bagian dari imajinasinya dan mana yang merupakan kebohongan.

Hal ini jika tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan pathological liar, yakni kebiasaan berbohong untuk terlihat keren, menghindari tanggung jawab dan masalah.

Untuk mengatasi hal ini, Ayah dan Bunda perlu mencari tahu alasan dibalik kebohongannya. Beritahu ia bahwa berbohong merupakan perilaku buruk yang tak boleh ia lakukan.

6. Anak Bersikap Tidak Sopan

Seperti yang banyak digaungkan generasi sekarang. Banyak orang menganggap bahwa anak-anak generasi z saat ini memiliki perilaku yang tidak sopan tak hanya kepada sesamanya, tetapi juga ke orang yang lebih tua.

Perilaku tidak sopan ini ada banyak bentuknya, mulai dari bersikap bodo amat, berbicara bahasa yang kurang sopan dengan orang yang lebih tua, menunjukkan gestur yang merendahkan orang lain, dan sebagainya.

Cara mengatasinya adalah dengan memberi contoh kepada si kecil bagaimana seharusnya berperilaku sopan santun di masyarakat. Misalnya, Ayah dan Bunda terbiasa untuk menyapa orang-orang di sekitar, membantu tetangga atau orang-orang yang membutuhkan, bertutur dengan sopan dan santun ke semua kalangan dan menjadi role model terbaik untuk si kecil.

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria