check it now

Balita Dianiaya Orangtuanya Karena Speech Delay, Kok Bisa?

Balita usia 4 tahun dianiaya orangtua kandungnya lantaran alami speech delay. Apa sih speech delay itu?

Daftar Isi Artikel

Speech delay merupakan kondisi dimana si kecil mengalami keterlambatan dalam berbicara. Kondisi ini tak hanya membuatnya kesulitan dalam menyebut kata tetapi juga kesulitan dalam memahami dan berinteraksi dengan orang-orang di sekelilingnya.

Hal ini yang terjadi pada balita berusia 4 tahun di Tangerang Selatan. Balita berinisal R ini mengalami penganiayaan parah yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.

AZ dan D sebagai pelaku sekaligus orangtua R, melakukan penganiayaan lantaran kesal anaknya tak bisa berbicara di usia 4 tahun.

Penganiayaan yang dilakukan mengakibatkan R mengalami luka bakar hingga patah tulang di lengan kanannya.

Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangsel, Iptu Siswanto, menyebut bahwa R disundut dengan rokok, lalu tangannya dipelintir hingga patah dan diangkat dengan posisi kepala dibawah.

Perbuatan ini terus dilakukan AZ dan D hingga R kehilangan nyawa. Balita ini tewas di tangan Ayah dan Bunda kandungnya sendiri karena speech delay yang dialaminya.  

Terkait kasus tersebut, kedua orangtua R ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Lantas, sebenarnya apa yang menyebabkan si kecil bisa alami speech delay? Bukankah tumbuh-kembangnya bergantung pada stimulasi yang diberikan Ayah dan Bunda?

Simak informasi lengkapnya, Yuk!

Baca Juga: Serba-Serbi Kontroversi Siswa SMP Bakar Sekolah Akibat Sering Dibully Teman dan Gurunya, Kok Bisa?

Kenapa Anak Bisa Alami Speech Delay?

Dalam jurnal yang dipublikasikan National Library of Medicine, ada beberapa kondisi yang menyebabkan si kecil mengalami keterlambatan berbicara atau speech delay. Kondisi ini bisa disebabkan oleh bawaan lahir/keturunan, dan bisa juga terjadi karena faktor pola asuh orangtua.

1. Kondisi Medis Saat Lahir

Ada beberapa kondisi kelahiran yang memperbesar peluang si kecil mengalami speech delay. Kondisinya mulai dari Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), lahir prematur, bayi kuning, infeksi TORCH yang memicu masalah pendengaran bayi, alami asfiksi atau kekurangan oksigen saat lahir, hingga masalah Hipotiroid Kongenital yang tidak ditangani lebih awal.

2. Speech Delay Akibat Riwayat Kejang, Trauma Kepala, dan Radang Otak

Bunda harus khawatir jika si kecil mengalami kejang di awal-awal kelahirannya. Sebab hal ini bisa meningkatkan risiko si kecil alami speech delay kelak. Tak hanya itu, trauma kepala dan radang otak yang disebabkan oleh benturan dan semacamnya juga bisa meningkatkan risiko hal tersebut.

3. Gangguan Oromotor dan Struktur Mulut

Speech delay merupakan kondisi yang disebabkan oleh masalah di area otak. Area ini yang mengontrol gerak dan koordinasi bibir, lidah dan rahang untuk mengeluarkan suara.

Kondisi ini juga dapat berdampak pada cara makan anak. Struktur mulut yang bermasalah seperti bibir sumbing juga dapat menyebabkan gangguan pada lidah untuk bersuara.

4. Riwayat Keluarga

Jangan salah lho, kondisi ini juga bisa terjadi melalui keturunan. Jika Ayah, Bunda atau anggota keluarga lainnya mengalami masalah berbahasa seperti gagap, disleksia atau speech delay, maka kemungkinan si kecil alami keterlambatan berbicara juga jadi lebih tinggi.

5. Speech Delay Karena Kurang Stimulasi

Anak yang kurang diberikan stimulasi atau pancingan untuk berbicara, akan sulit untuk mengucapkan kata-kata. Kurangnya pengetahuan orangtua tentang parenting, kurangnya pemberian stimulasi pada anak, bisa menjadi sebab si kecil alami keterlambatan berbicara.

6. Kebanyakan Gadget

Anak yang telah diberikan gadget sedari dini juga menyebabkan ia terlambat berbicara dibanding anak-anak seusianya. Sebab, fokusnya hanya menonton gadget, tapi tidak ada rangsangan untuk berbicara, tidak ada interaksi dan tidak dipancing untuk berkomunikasi secara nyata.

Apa Gejala Speech Delay?

Ayah dan Bunda perlu melihat tanda atau gejala si kecil alami speech delay agar bisa ditangani sedari dini. Berikut merupakan hal-hal yang bisa menjadi acuan apakah si kecil alami speech delay atau tidak.

  • Usia 2 tahun: Tak mampu mengucapkan 25 kata atau tidak bisa menyebut nama-nama benda dengan benar.
  • Usia 2,5 tahun: Tak mampu menggunakan frasa dua kata atau kombinasi kata benda, atau tidak mampu menyebut nama anggota badan dengan benar.
  • Usia 3 tahun: Tak memiliki 200 kosakata, sulit memahami ucapannya, tak mampu meminta sesuatu dengan menyebut namanya, atau tidak mampu menyusun sebuah kalimat.
  • Usia di atas 3 tahun: Tak dapat menirukan dan mengucapkan kata-kata yang telah dipelajari dan tak mampu menyebut nama lengkapnya dengan benar.

Selain tanda-tanda tersebut di atas, ada pula beberapa kondisi yang bisa menjadi tanda si kecil alami speech delay:

  • Sulit merespon saat diajak berbicara.
  • Jarang meniru ucapan orang lain.
  • Kesulitan menyebut nama-nama benda di rumah.
  • Lebih sering menunjukkan gestur tubuh saat meminta sesuatu daripada berbicara.
  • Menghindari kontak mata dengan lawan bicara.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Anak yang mengalami speech delay biasanya akan ditangani secara medis dengan melakukan terapi wicara dengan terapis profesional.

Meski begitu, ada beberapa hal yang bisa Ayah dan Bunda lakukan di rumah demi mendukungnya untuk bisa berbicara dengan baik dan lancar. Apa itu?

  • Sering mengajak si kecil berbicara.
  • Tanggapi perkataannya dengan baik meski patah-patah.
  • Ajukan pertanyaan pada si kecil dan mintanya untuk memilih.
  • Bantu si kecil untuk memahami nama benda.
  • Mendongeng atau membacakan cerita untuk anak.
  • Batasi penggunaan gadget pada si kecil.

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria