check it now

Kenali Stress pada Anak, Jangan Anggap Sepele!

Ternyata, nggak hanya orang dewasa yang bisa stress lho, Bun! Stress pada anak juga seringkali terjadi di masa pertumbuhan mereka.

Daftar Isi Artikel

Jangan pikir hanya orang dewasa yang berhak merasa stress dan tertekan, anak-anak ternyata juga rentan mengalami stress dalam hidupnya. Stress pada anak biasanya terjadi karena ia masih belum mengerti cara efektif untuk menyelesaikan masalah.

Sayangnya, kondisi ini biasanya cukup sulit untuk dikenali. Sebab, si kecil pun seringkali tak sadar jika ia sedang merasakan stress.

Maka dari itu, penting untuk orangtua agar bisa melihat dan mengenali gejala yang muncul ketika anak stress.

Tanda Stress pada Anak

Umumnya, anak belum bisa memahami dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Untuk mengetahui apakah anak sedang mengalami stress atau tidak, Bunda harus melihat gejala-gejala seperti beriku

1. Anak Mulai Berperilaku Negatif

Tanda anak mengalami stress bisa dilihat dari perangainya yang menunjukkan perubahan ke arah yang negatif. Tak jauh beda dengan stress pada orang dewasa, anak yang sedang dalam tekanan biasanya jadi mudah marah, tersinggung, mengeluh, membantah bahkan jadi mudah menangis.

Mereka juga biasanya mulai melanggar peraturan di rumah, menolak mengerjakan kewajibannya dan suka berbohong.

2. Mudah Merasa Takut

Rasa takut ini dapat berupa tidak berani sendiri, takut gelap, takut keramaian, takut menghadapi orang asing, dan takut ditinggal orangtua.

Anak yang sedang stress biasanya merasa ketakutan sepanjang waktu. Sebab, batinnya sedang memproses segala hal yang terjadi dalam dirinya.

Jika sebelumnya si kecil adalah anak yang pemberani, maka perubahan ini bisa menjadi tanda bahwa anak sedang mengalami stress.

3. Menutup Diri dari Keluarga dan Teman-Teman

Hati-hati jika anak tiba-tiba mulai menarik diri dari Bunda dan keluarga. Seperti menghindar ketika sedang ditanya, menolak diajak makan atau pergi bersama, atau lebih sering menghabiskan waktu sendirian di kamar.

Tanda lainnya juga dapat terlihat ketika anak mulai jarang bermain dengan teman-temannya dan lebih suka mengurung diri di rumah.

4. Mudah Sakit

Stress yang serius bisa menyerang fisik anak hingga membuatnya mudah sakit. Gejalanya bisa berupa sakit perut, sakit kepala atau mudah lelah.

Masalah kesehatan ini biasanya tidak merujuk pada penyakit tertentu. Ini adalah reaksi alami tubuh anak terhadap stress yang dideritanya.

5. Nafsu Makan yang Berubah Drastis

Anak yang sedang mengalami stress bisa mengalami perubahan nafsu makan yang begitu drastis. Perubahan ini bisa membuat anak lebih cepat lapar atau malah tidak nafsu makan sama sekali.

6. Sulit Tidur

Kesulitan tidur menjadi salah satu tanda stress yang tak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga pada anak-anak. Selain itu, anak yang stress juga seringkali terbangun pada tengah malam karena mimpi buruk.

7. Susah Konsentrasi

Berada dalam masa yang penuh tekanan dan kewalahan dengan apa yang terjadi dalam hidupnya, anak biasanya merasa sulit untuk bisa fokus dan berkonsentrasi.

Parahnya, sulit konsentrasi ini terjadi tak hanya saat belajar di sekolah, tetapi juga ketika sedang diajak berbicara hingga saat menonton televisi atau bermain.

Bunda harus jeli melihat jika anak cenderung menatap kosong ke depan atau lebih sering menunduk saat melakukan aktivitas.

8. Mengompol Jadi Ciri Stress pada Anak

Jika anak sudah berhenti mengompol lalu tiba-tiba mulai mengompol lagi, maka bisa jadi itu merupakan sinyal bahwa anak sedang mengalami tekanan.

Anak yang sedang stress biasanya kembali melakukan berbagai kebiasaan yang dimilikinya saat kecil dulu.

Penyebab Stress pada Anak

Stress pada anak dapat muncul melalui beragam sumber. Biasanya hal ini disebabkan oleh tuntutan besar yang berasal dari lingkungan sekitar, seperti keluarga, sekolah, maupun teman-teman.

Tekanan ini juga bisa muncul ketika anak merasa gagal dalam mencapai apa yang ia inginkan. Dalam beberapa kasus, anak biasanya mengalami stress karena hal-hal berikut:

  • Kecemasan berlebihan karena tugas sekolah atau peringkat kelas
  • Tidak punya waktu bersantai karena punya jadwal dan tanggung jawab yang padat
  • Sering pindah rumah atau sekolah
  • Kondisi ekonomi yang buruk
  • Mengalami perundungan oleh teman sebaya di sekolah maupun di lingkungan bermain
  • Berpikiran negatif terhadap diri sendiri
  • Sedang dalam masa pubertas
  • Menghadapi perceraian kedua orangtua
  • Menghadapi keluarga yang bermasalah
  • Tidak merasakan kehangatan dan keamanan di dalam rumah.

Dampak Stress pada Anak

Jika anak telah menunjukkan beberapa gejala stress, segera tangani dengan tepat sebelum berdampak negatif dalam jangka panjang.

Berikut dampak yang mungkin terjadi pada anak jika terus berada dalam tekanan:

  • Rentan mengalami depresi
  • Beresiko kekurangan gizi atau kelebihan berat badan karena stress yang tak ditangani
  • Menurunnya prestasi anak di sekolah karena tak bisa berkonsentrasi
  • Sulit bergaul dan cenderung penyendiri

Stress yang tak ditangani serius dapat berpengaruh dalam perkembangan kognitif dan perkembangan emosi anak. Lebih lanjut, stress juga dapat menyebabkan kurang optimalnya perkembangan fisik anak.

Bagaimana Cara Hadapi Stress pada Anak?

Jika si kecil sedang dalam masa tertekan, kewalahan menghadapi berbagai hal yang terjadi dalam hidupnya, ada kok hal-hal yang bisa orangtua lakukan untuk membantu mengatasi masalah tersebut.

1. Bantu Anak Mengenali Perasaannya

Anak bisa jadi belum paham apa itu stress, tugas orangtua lah yang harus menjelaskan bahwa gejala yang ditunjukkan anak merupakan bentuk dari stress.

Bantuan ini bisa berupa pertanyaan seperti, “Adik stress ya karena punya banyak tugas di sekolah?” atau “Kalau Bunda lihat, adik kayaknya lagi stress ya? Tapi Bunda nggak tau masalah apa yang bikin adik jadi suka murung. Ada apa sayang? Cerita sama Bunda, ya”

Jika anak berkenan untuk bercerita, cobalah untuk memvalidasi perasaannya. Seperti “Pantas ya adik pusing, tugasnya banyak sekali,” atau “Wajar kok kalau kamu kesal,”.

Jangan men-judge masalah anak seperti “Gitu doang kok adik stress?”, hal ini bisa merusak kepercayaan diri anak, membuatnya makin stress dan menjadi pribadi yang tertutup.

2. Jadi Pendengar yang Baik untuk Keluh Kesahnya

Tugas orangtua adalah menjadi pendengar yang baik untuk anak-anaknya. Tak harus langsung minta anak lakukan ini-itu, terkadang anak hanya butuh didengar dan divalidasi perasaannya.

3. Kasih Pengertian bahwa Stress itu Normal

Jika anak sedang mengalami stress, bilang bahwa perasaan tersebut adalah wajar dan normal dirasakan semua orang. Beri keleluasaan bagi anak untuk merasa takut, sedih, bahkan marah.

Meski begitu, orangtua juga harus memberi tahu cara yang baik dan tepat untuk menghadapi perasaan tersebut.

Hal ini dapat membuat si kecil merasa dilindungi dan tidak sendirian ketika menghadapi situasi yang menurutnya menakutkan juga merangsang keberaniannya dalam berbicara tentang perasaannya.

4. Ciptakan Kondisi Rumah yang Aman dan Nyaman

Cara terbaik untuk mencegah dan menghadapi anak yang sedang dilanda stress adalah dengan menciptakan kondisi rumah yang aman dan penuh kasih sayang. Luangkan lebih banyak waktu untuk anak agar ia tak merasa sendirian.

Hindari situasi yang dapat membuat anak stress, seperti pertengkaran kedua orangtua.

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria

Daftar Isi Artikel

Updates