Seiring dengan perubahan hormon, pola hidup ibu hamil juga turut berubah.
Karena itulah tidak sedikit ibu hamil yang menjadi doyan makan, atau sebaliknya selalu merasa mual dan muntah-muntah sehingga memicu rasa malas untuk membersihkan gigi.
Bila dibiarkan terus-menerus, bukan tidak mungkin akan terbentuk plak yang dapat menjadi karang gigi dan menggangu penampilan serta kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan.
Bahaya karang gigi pada ibu hamil
Menurut drg. Noviani Tri Indriyati, Sp.KG dari Mayapada Hospital Tangerang, ibu hamil memiliki risiko lebih besar mengalami karang gigi. Terlebih bila faktor oral hygiene atau kebersihan rongga mulut sebelum hamil tidak bagus.
“Bila demikian, maka prevalensi terjadinya karang gigi jauh lebih besar,” lanjutnya.
Oleh sebab itu, meskipun sedang hamil, kebersihan gigi harus tetap dijaga. Salah satunya dengan rutin membersihkan karang gigi.
Namun, banyak ibu hamil yang bingung dan ragu untuk datang ke dokter gigi saat timbul karang gigi.
“Tentu saja boleh dan dianjurkan. Bila perlu karang gigi harus dibersihkan secara rutin, bahkan sebelum merencanakan kehamilan itu jauh lebih baik,” terang drg. Novi.
Prosedur pembersihan karang gigi dan risikonya
Lebih jauh drg. Novi menjelaskan bahwa prosedur yang dilakukan untuk membersihkan karang gigi tetap sama, baik ibu hamil maupun tidak.
Hanya saja ada hal yang perlu diperhatikan di antaranya lakukan pembersihan karang gigi saat usia kandungan pada trimester pertama.
Namun, apabila pada masa ini dirasa kondisi fisik maupun emosi ibu hamil masih rentan, pembersihan karang gigi dapat dilakukan pada trimester kedua.
“Sebab pada masa ini biasanya kondisi ibu hamil sudah lebih stabil,” lanjutnya.
Karang gigi yang tak kunjung dibersihkan, lanjut drg. Novi, akan berpengaruh terhadap perkembangan janin dalam kandungan.
Risiko paling buruk, bayi akan lahir prematur atau memiliki berat badan rendah.
“Saat hamil terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron sehingga akan mempengaruhi respon gingiva yang berlebihan terhadap timbulnya dental plaque. Dengan begitu risiko gingivitis semakin besar dan bila tidak segera diatasi, gingivitis bisa berkembang ke kondisi gusi yang lebih serius, yaitu periodontitis yang dapat membuat gigi goyang. Apabila hal tersebut terjadi, maka dokter akan menunda tindakan yang dapat membahayakan ibu hamil dan janin dalam kandungannya,” jelas drg. Novi panjang lebar.
Melihat besarnya risiko yang mengintai, drg. Novi sangat menyarankan ibu hamil untuk melakukan perawatan gigi selama kehamilan.
Selain bisa menjaga penampilan, ibu hamil juga dapat terhindar dari risiko yang membahayakan janin dalam kandungan.
Tips merawat gigi bagi ibu hamil
Pertama, rutinlah untuk mengecek kesehatan gigi setiap 6 bulan sekali atau sebelum merencanakan kehamilan.
“Hal ini bertujuan supaya gangguan pada gigi dapat diminimalisir selama masa kehamilan,” jelas drg. Novi.
Kedua, jangan malas untuk menyikat gigi. Sikat gigi minimal dua kali sehari. Bila perlu gunakan sikat gigi yang lembut sehingga tidak akan melukai gusi saat digunakan.
Ketiga, bila ingin memeriksakan kesehatan gigi saat hamil, jangan lupa untuk memberi tahu dokter bahwa Anda sedang hamil.
“Bila mengetahui kondisi kehamilan, maka dokter bisa memilih tindakan yang tepat guna mencegah risiko berbahaya bagi janin,” ungkap drg. Novi.
Keempat, jangan langsung menyikat gigi setelah muntah.
Mengapa? Sebab asam lambut yang naik setelah muntah, ditambah gosokan sikat yang kuat bisa menggores lapisan email yang melindungi gigi.
Sebaiknya kumur-kumur dengan air biasa terlebih dahulu baru kemudian dilanjut dengan obat kumur fluoride. Satu jam setelahnya, barulah menyikat gigi.
“Rawatlah kesehatan gigi sedini mungkin atau jauh sebelum ibu merencanakan kehamilan. Pasalnya kondisi oral hygiene selama kehamilan akan terus meningkat. Begitupun risiko yang mengintai seiring pertambahan usia kehamilan,” tutup drg. Novia.
Baca juga:
Plus Minus Penggunaan Teeth Trainer, Alat Perapi Gigi Kekinian