Sebelum memberikan kasih sayang kepada anak, orang tua perlu terlebih dahulu mengetahui tujuan dari kasih sayang yang diberikannya.
Apabila kasih sayang yang diberikan bertujuan dalam jangka pendek, maka sudah pasti orang tua akan cenderung mengikuti apa saja yang diminta oleh buah hatinya.
Contohnya, saat anak menginginkan sesuatu, pasti orang tua akan menurutinya dengan alasan sayang dan tak ingin melihat mereka merengek atau sedih.
Dengan begini, anak akan merasa bahwa ia harus dan berhak mendapatkan apapun yang diinginkannya sehingga berpotensi tumbuh menjadi pribadi manja dan egois.
Kasih sayang dalam jangka pendek umumnya juga penuh kekhawatiran.
Misalnya ketika anak sesekali ingin mecoba berangkat ke sekolah dengan naik angkutan umum bersama teman-temannya, orang tua serta merta langsung melarangnya karena menganggapnya berbahaya tanpa mau menyelidikinya terlebih dahulu.
“Hal ini sebenarnya tidak salah karena merupakan wujud kasih sayang orang tua dalam bentuk ingin melindungi anaknya. Tapi celakanya bila terus menerus diterapkan dalam segala situasi, maka bukan tak mungkin anak tumbuh menjadi pribadi yang kurang mandiri,” Edward Andriyanto Soetardhio, M.Psi.
Karena itu, ada baiknya kasih sayang yang diberikan kepada anak memiliki tujuan jangka panjang agar berguna untuk masa depan buah hati kelak.
Dengan kata lain, orang tua harus tahu kapan waktu untuk menahan diri serta kapan waktu harus belajar menghilangkan kekhawatirannya.
Jadi misalnya saat tengah malam anak baru ingat ia belum mengerjakan PR yang wajib dikumpulkan di sekolah besok, maka orang tua harus belajar menahan diri dan jangan dengan serta merta membantu mengerjakannya.
“Lebih baik orang tua memberi semangat kepada mereka untuk segera mengerjakan PR-nya dengan mengatakan
“Yuk PR-nya segera dikerjakan. Nanti Bunda/Ayah akan menemani kamu mengerjakannya”, atau kalimat lain yang serupa” saran Edward.
Hubungan Kasih Sayang & Disiplin
Curahan kasih sayang sebaiknya juga selalu diberikan berdampingan dengan disiplin. Kedua hal tersebut harus diterapkan secara seimbang alias tidak boleh timpang.
Mengapa demikian?
Sebab bila orang tua hanya menerapkan disiplin tanpa memberikan kasih sayang, maka pola asuhnya akan bersifat otoriter dan berpotensi membuat anak tertekan serta terganggu kesehatan mentalnya.
Sebaliknya, bila orang tua hanya memberikan kasih saying tanpa dibarengi disiplin, maka anak cenderung tumbuh menjadi pribadi yang manja, egois dan kurang bertanggung jawab.
“Karena itu selalu usahakan untuk memberikan kasih sayang sekaligus menerapkan disiplin secara seimbang. Dengan demikian orang tua bisa menerapkan pola asuh demokratis sehingga anak tumbuh menjadi pribadi mandiri, terampil, tangguh, penuh percaya diri, empati, serta mampu mengendalikan emosi,” jelas Edward.
Dijelaskan oleh Edward bahwa mendidik anak dengan pola asuh yang tidak seimbang antara kasih sayang dan disiplin akan berpengaruh pada kesehatan mental dan kondisi fisik anak.
“Berbagai penelitian telah membuktikan jika anak yang diasuh dengan pola asuh yang tidak seimbang akan lebih mudah jatuh sakit. Bahkan anak yang semasa kecilnya sering tertekan juga terbukti lebih berisiko terkena diabetes, obesitas hingga penyakit jantung,” lanjut Edward.
Dari segi medis membuktikan, saat anak tertekan atau mengalami stres, maka tubuhnya secara otomatis akan memproduksi hormon epinephrine atau adrenalin yang berakibat pada peningkatan gula darah dan detak jantung.
Apabila kondisi seperti ini terus dibiarkan terjadi berulang dalam jangka waktu lama, maka bisa dipastikan potensi anak terkena diabetes, obesitas serta penyakit jantung juga dapat meningkat.
“Patut diingat, perasaan tertekan dan stress pada anak juga bisa memicu timbulnya penyakit lain seperti eksim, gangguan pencernaan, sakit kepala, darah tinggi dan asma,” kata Edward.
Tak hanya itu, stress juga bisa membuat prestasi belajar dan kemampuan kognitif anak menurun.
Karenanya, janganlah menyepelekan keajaiban kasih sayang, dan cobalah untuk selalu menerapkannya pada anak dengan cara yang tepat.
“Dalam arti jangan berlebih maupun kurang, serta selalu seimbangkan antara kasih sayang dengan disiplin,” tutup Edward.